Dengan hormat
  Sebetulnya saya mohon maaf atas pendapat saya yang terlalu, tapi saya 
mengajak semua untuk merenungkan, karena kalo reformasi juga susah, malah yang 
kader baru juga sama saja, malah tambah butho ijo. sebetulnya kalo pendapat 
saya ya membutuhkan kesadaran untuk memperbaiki cara kerja. masak kita malah 
kalah sama murid. contoh malaysia sekarang, dunia pelayaran lebih maju. 
pelabuhan2 diperbaharui. kita punya pelabuhan peninggalan kolonial. ngak 
teratur, semua bisa masuk ruang steril juga kalo kenal orang , gampang aja bisa 
menerobos masuk, disitulah kalo penumpang kapal melebihi manifest. coba liat 
pelabuhan penumpang di priok, batam, tanjung pinang, dll. preman, asongan. 
semua bisa masuk asal bapak2 senang, dan kenal ama petugas atau crew kapal
   
  Saya ngak menuding siapa2. cuma kalo yang punya hajat atau peraturan 
menjalankan  peraturan dengan lurus, dan diri sendiri tidak menyimpang , pasti 
menjalankan peraturan dengan enak dan tidak terbebani.
  masyarakat hanya menurut saya kira kalo peraturan tegas pasti akan di ikuti, 
dan takut melanggar. 
  Pelabuahan adalah gate way suatu peradaban, dimana pelabuhan itu bersih aman 
dan yaman, pasti akan menambah devisa negara , contoh kapal2 pesiar akan banyak 
datang ke indonesia.padahal kita mempunyai lautan luas.
  dan banyak menyerap tenaga lokal. kan juga menguntungkan pelaut kawan kita.di 
pelabuhan dibutuhkan orang yang sadar peraturan, membuat para pengguna jasa 
aman, dan yaman, dan teratur.
   
  Untuk para operator harus juga sadar. safety first, padahal di sejumlah kapal 
terlihat tulisan safety first, tapi teryata nol. banyak juga surveyor2 datang 
survey ke kapal dari pihak class atau flag tapi banyak juga yang asal2 yang 
penting uang sangu, jadi memang terkait dari pihak operator mending ngasih uang 
siluman daripada, meng update kepentingan operational/maitenance kapal yang 
pengeluaranya lebih mahal. dan juga dari sisi pelautnya/perwiranya, asal 
selamat dan asal bapak yang dikantor senang, aman posisinya, kalo ngak mau 
banyak kok yang antri dibelakang. 
   
  Mohon maaf saya tidak menyinggung atau menyalahkan, coba renungkan dan buat 
bapak2 yang sudah di atas singasana, berpalinglah binalah majulah dunia 
pelayaran kita, yang adil
   
  maaf sekali lagi
  salam
  Ponti/tian
  onboard Drillingship
  at Sea of japan to Shakalin ( Rusia )
   
   
   
   
  

kuncung bawuk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
            Salam Pelaut,
   
  Mas ponti ini cukup aktif kalau saya lihat di milis, dan banyak memberikan 
pendapat yang cukup masuk akal bila di pikir lebih jauh.
   
  Tanpa mengurangi rasa hormat saya, sesungguhnya reformasi masyarakat maritim 
Indonesia memang perlu segera di lakukan, lebih baik dari sekedar saling tunjuk 
siapa yang salah;
   
  Beberapa bulan yang lalu, saya pernah menulis sebuah artikel panjang di milis 
ini, dan mungkin rekans miliser malas membacanya, karena panjangnya.
   
  Rangkuman saya;
  1.Regulator, dalam hal ini pemerintah beserta jajaran administrator, diklat, 
sertifikasi, ujian dll. Harus berani mereformasi system yang selama ini 
berjalan untuk kebaikan bersama, tegakkan 'law enforcement' tanpa pandang bulu.
   
  2.Operator, yaitu para pengusaha pelayaran, mulai berpikir dalam kerangka 
manajemen modern dimana keselamatan jiwa harta dan lingkungan harus menjadi 
prioritas dengan mematuhi peraturan yang ada , jangan mencari celah yang bisa 
di pakai untuk cincai2..
   
  3.Pelanggan, yaitu masyarakat, harus mulai mematok pelayanan untuk 
keselamatan dan pelayanan untuk mereka sendiri. Jangan tutup mata bila ada 
penyelewengan dari regulator maupun pengusaha. Yang saya tangkap masyarakat 
kadang acuh saja, mau dapat ijasah malah nyogok, mau standar keselamatan tinggi 
namun tidak mau bayar tiket, menjadi penumpang gelap dsb.
   
  4.NGO dan kontrol dari media, harus secara kontinyu dan jujur memberikan 
penilaian dan melaporkan temuannya secara obyektif ke masyarakat.
   
  Sekali lagi, tidak ada gunanya saling tuding siapa yang lebih bertanggung 
jawab, mulai sekarang mulailah dari diri sendiri, kita pelaut yang menjadi 
bagian masyarakat maritim Indonesia sudah selayaknya berbuat sesuatu, jangan 
hanya komplain tanpa solusi.
   
  Jayalah Maritim Indonesia!!!
   
  Kuncung

Ponti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          
  Nah terjadi lagi, kecelakaan yang seharusnya bisa dicegah kalo, aparat 
instansi yang terkait tahu dan mengerti prosedure safety. Masak menaiki bangkai 
kapal tidak memakai alat2 safety .
  Maka perlu digalakan DIKLAT buat para instansi yg terkait. dan dirombak habis 
tata cara berpikir dan management. dan perlunya pendidikan moral untuk  
bersaing dalam bidang pelayaran. dan harus seimbang dengan para pelaut yang 
sudah di jejel dengan STCW 95 and menuruti standart IMO, Tapi borok dan 
kurangnya pendidikan di dalam instansi yg terkait bagaimana bisa 
berjalan...???? COBA RENUNGKAN. yang meng audit kok malah kurang 
pelatihan...Lucu ya nama bangsa kok buat dolanan. SEKALI LAGI COBA Renungkan 
 
  salam
   
  Tian




  
   





  
---------------------------------
  It's here! Your new message!
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.   



    
---------------------------------
  8:00? 8:25? 8:40? Find a flick in no time
with theYahoo! Search movie showtime shortcut.  

         

 
---------------------------------
Don't get soaked.  Take a quick peak at the forecast 
 with theYahoo! Search weather shortcut.

Reply via email to