Mas Ponti dan Mas Dodi yth, Betul yang anda katakan bahwa banyak hal yang perlu dibenahi, misalnya saja masih banyak orang orang yang seharusnya tidak berhak, namun karena kenal petugas, atau kenal dengan cara memberikan sesuatu, bisa dengan bebas keluar masuk daerah 'steril' (meminjam istilah mas ponti). Dan ini, mencerminkan bahwa PFSO tidak efektif menjalankan tugasnya, yang juga berarti ISPS belum jalan sebagaimana mestinya. Dilain pihak, pernahkah kita berpikir bagaimana caranya memberikan penyadaran kepada masyarakat saudara-saudara kita supaya tidak berusaha mempermudah urusan dengan cara memberikan 'sesuatu' kepada petugas, naik kapal tanpa tiket dan sebagainya. Budaya keselamatan (safety culture) harus di masyarakatkan sebagaimana dulu kita bersama pemerintah memasyarakatkan budaya menabung di bank. Dari yang biasa menyimpan uang di bawah kasur, orang menabung di bank hingga sekarang puluhan bank bahkan ratusan tersebar di seluruh Indonesia. Kesimpulan saya, kitapun bisa memasyarakatkan budaya safety di masyarakat kita. Hingga suatu saat, safety merupakan kebutuhan, bukan sekedar 'bonus' seperti yang selama ini kita alami. Sekali lagi, kita harus tetap kritis terhadap tata kehidupan maritim kita dengan mulai mereformasi dari diri sendiri dan sekarang!!!(Jadi bukan semata reformasi seperti yang di wilayah politik, yang mungkin menjadi semakin jauh dari harapan rakyat) Salam pelaut dan Jayalah Maritim Indonesia!!! Kuncung
DODI CROSSANDA <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Indonesia masih belum menjalankan ISPS dunk??Berarti berita di koran itu hanya khayalan belaka.. :) Dodi --- Ponti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Dengan hormat > Sebetulnya saya mohon maaf atas pendapat saya yang > terlalu, tapi saya mengajak semua untuk merenungkan, > karena kalo reformasi juga susah, malah yang kader > baru juga sama saja, malah tambah butho ijo. > sebetulnya kalo pendapat saya ya membutuhkan > kesadaran untuk memperbaiki cara kerja. masak kita > malah kalah sama murid. contoh malaysia sekarang, > dunia pelayaran lebih maju. pelabuhan2 diperbaharui. > kita punya pelabuhan peninggalan kolonial. ngak > teratur, semua bisa masuk ruang steril juga kalo > kenal orang , gampang aja bisa menerobos masuk, > disitulah kalo penumpang kapal melebihi manifest. > coba liat pelabuhan penumpang di priok, batam, > tanjung pinang, dll. preman, asongan. semua bisa > masuk asal bapak2 senang, dan kenal ama petugas atau > crew kapal > > Saya ngak menuding siapa2. cuma kalo yang punya > hajat atau peraturan menjalankan peraturan dengan > lurus, dan diri sendiri tidak menyimpang , pasti > menjalankan peraturan dengan enak dan tidak > terbebani. > masyarakat hanya menurut saya kira kalo peraturan > tegas pasti akan di ikuti, dan takut melanggar. > Pelabuahan adalah gate way suatu peradaban, dimana > pelabuhan itu bersih aman dan yaman, pasti akan > menambah devisa negara , contoh kapal2 pesiar akan > banyak datang ke indonesia.padahal kita mempunyai > lautan luas. > dan banyak menyerap tenaga lokal. kan juga > menguntungkan pelaut kawan kita.di pelabuhan > dibutuhkan orang yang sadar peraturan, membuat para > pengguna jasa aman, dan yaman, dan teratur. > > Untuk para operator harus juga sadar. safety > first, padahal di sejumlah kapal terlihat tulisan > safety first, tapi teryata nol. banyak juga > surveyor2 datang survey ke kapal dari pihak class > atau flag tapi banyak juga yang asal2 yang penting > uang sangu, jadi memang terkait dari pihak operator > mending ngasih uang siluman daripada, meng update > kepentingan operational/maitenance kapal yang > pengeluaranya lebih mahal. dan juga dari sisi > pelautnya/perwiranya, asal selamat dan asal bapak > yang dikantor senang, aman posisinya, kalo ngak mau > banyak kok yang antri dibelakang. > > Mohon maaf saya tidak menyinggung atau > menyalahkan, coba renungkan dan buat bapak2 yang > sudah di atas singasana, berpalinglah binalah > majulah dunia pelayaran kita, yang adil > > maaf sekali lagi > salam > Ponti/tian > onboard Drillingship > at Sea of japan to Shakalin ( Rusia ) > > > > > > > kuncung bawuk <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Salam Pelaut, > > Mas ponti ini cukup aktif kalau saya lihat di > milis, dan banyak memberikan pendapat yang cukup > masuk akal bila di pikir lebih jauh. > > Tanpa mengurangi rasa hormat saya, sesungguhnya > reformasi masyarakat maritim Indonesia memang perlu > segera di lakukan, lebih baik dari sekedar saling > tunjuk siapa yang salah; > > Beberapa bulan yang lalu, saya pernah menulis > sebuah artikel panjang di milis ini, dan mungkin > rekans miliser malas membacanya, karena panjangnya. > > Rangkuman saya; > 1.Regulator, dalam hal ini pemerintah beserta > jajaran administrator, diklat, sertifikasi, ujian > dll. Harus berani mereformasi system yang selama ini > berjalan untuk kebaikan bersama, tegakkan 'law > enforcement' tanpa pandang bulu. > > 2.Operator, yaitu para pengusaha pelayaran, mulai > berpikir dalam kerangka manajemen modern dimana > keselamatan jiwa harta dan lingkungan harus menjadi > prioritas dengan mematuhi peraturan yang ada , > jangan mencari celah yang bisa di pakai untuk > cincai2.. > > 3.Pelanggan, yaitu masyarakat, harus mulai mematok > pelayanan untuk keselamatan dan pelayanan untuk > mereka sendiri. Jangan tutup mata bila ada > penyelewengan dari regulator maupun pengusaha. Yang > saya tangkap masyarakat kadang acuh saja, mau dapat > ijasah malah nyogok, mau standar keselamatan tinggi > namun tidak mau bayar tiket, menjadi penumpang gelap > dsb. > > 4.NGO dan kontrol dari media, harus secara > kontinyu dan jujur memberikan penilaian dan > melaporkan temuannya secara obyektif ke masyarakat. > > Sekali lagi, tidak ada gunanya saling tuding siapa > yang lebih bertanggung jawab, mulai sekarang > mulailah dari diri sendiri, kita pelaut yang menjadi > bagian masyarakat maritim Indonesia sudah selayaknya > berbuat sesuatu, jangan hanya komplain tanpa solusi. > > Jayalah Maritim Indonesia!!! > > Kuncung > > Ponti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Nah terjadi lagi, kecelakaan yang seharusnya bisa > dicegah kalo, aparat instansi yang terkait tahu dan > mengerti prosedure safety. Masak menaiki bangkai > kapal tidak memakai alat2 safety . > Maka perlu digalakan DIKLAT buat para instansi yg > terkait. dan dirombak habis tata cara berpikir dan > management. dan perlunya pendidikan moral untuk > bersaing dalam bidang pelayaran. dan harus seimbang > dengan para pelaut yang sudah di jejel dengan STCW > 95 and menuruti standart IMO, Tapi borok dan > kurangnya pendidikan di dalam instansi yg terkait > bagaimana bisa berjalan...???? COBA RENUNGKAN. yang > meng audit kok malah kurang pelatihan...Lucu ya nama > bangsa kok buat dolanan. SEKALI LAGI COBA Renungkan > > salam > > Tian > > > > > > > > > > > > > --------------------------------- > It's here! Your new message! > Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar. > > > > > > --------------------------------- > 8:00? 8:25? 8:40? Find a flick in no time > with theYahoo! Search movie showtime shortcut. > > > > > --------------------------------- > Don't get soaked. Take a quick peak at the forecast > > with theYahoo! Search weather shortcut. __________________________________________________________ Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097 --------------------------------- Get your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.