Bung Rosadi, met ketemu juga nih....sudah lama ya..

Islam teroris, Saddam Husein, Iraqis, wah cukup banyak tuh dituturkan
oleh kalangan Amerika disini. Apalagi sejak si Saddam Hussein bertingkah
terus...mungkin anak-anak Indo yang sekolah di military college bisa
menjelaskan Bagaimana Melengkingnya teriakan yel-yel ketika Iraq dibom
beberapa waktu yang lalu.

Ayatollah Khoemeni, Taliban, sering pula dijadikan persamaan dengan Muslim.

pernah nonton film the siege, dibintangi oleh Bruce Willis, mengisah
pemboman NYC oleh para militant muslim,yang menurut saya ada mengandung
unsur-unsur sentiment thd muslim. Mungkin karena selalu menjadi minoritas,
saya selalu bisa menangkap ungkapan-ungkapan yang biasa ditujukan
untuk minoritas, bukan dalam arti tersinggung langsung marah-marah gitu.
Walau bukan Muslim, saya pribadi bisa tersinggung atas penghinaan
thd kaum minoritas. Walau sekolah di sekolah militer amerika, yang mana
terdapat banyak orang yang setuju dengan segala tindakan militer amerika
to exercise their power in the free world, saya malah melihat ini sebagai
suatu insult yang teramat luar biasa. Saat teman-teman amerika teriak
kegirangan saat rudal patriot meledak di baghdad, saya malah kecewa dengan
militer AS, yang katanya tugasnya to preserve democracy, tetapi malah
membunuh, melanggar hak kebebasan rakyat negara merdeka yang bernama Iraq,
terlepas dari tindak tanduk Saddam Hussein sebagai diktatornya.

Bung Rosadi dan rekan-rekan permias@, saya rasa kita yang disini telah
cukup terpelajar untuk menerima perbedaan, contohnya anda Bung Rosadi,
seorang muslim yang terbuka pikirannya. Jarang ada yang bisa terbuka dan
selugas anda sekalipun Kristennya. Problem kita sekarang, apakah kita bisa
membawa sikap yang ada di permias@ sini ke dunia luar, (ke pemerintah
contohnya)

merenung perlakuan kita thd etnis cina dan perlakuan etnis cina thd kita,
saya jadi teringat dengan kehidupan di Tembagapura, dimana penduduk asli
diperlakukan , kadang tidak adil, oleh pendatang-pendatang macam seperti saya
ini yang banyak berasal dari Jakarta, Jawa, Sumatera dan sulawesi.
Dimana banyak ibu-ibu karyawan yang kadang menutup hidung saat berpapasan
dengan penduduk asli. Malahan ada yang tidak canggung lagi mengusir,
menertawakan bahkan mengejek penduduk asli yang katanya tidak pernah
mandi ini. Padahal seharusnya kita yang Indonesia dari luar Irian sadar
bahwa kita hanya menumpang di Bumi Irian, kita hidup atas belas kasihan dan
jasa penduduk asli yang merelakan tanah adat mereka ditambang yang akhirnya
hasilnya harus diserahkan kepada orang-orang macam Soeharto di jakarta.
Kasihan mereka, Indonesia Berhutang Budi kepada Irian Jaya sejak 1969.
kita yang bisa ke amerika saja berhutang budi kepada mereka-mereka ini.
Jakarta bisa berjulang dengan megahnya gedung-gedung yang tinggi karena
mengalirnya uang-uang yang dihasilkan dari kekayaan alam di Aceh, Riau,
Kalimantan, Sulawesi dan Irian. Cobalah kita menghargai mereka-mereka ini.

makanya sejak saya mendengar bagaimana para wakil-wakil rakyat di jakarta
yang menuduh Freeport tidak adil thd Indonesia, saya jadi KETAWA, ketawa akan
kemunafikan orang-orang yang katanya terpilih duduk di DPR/MPR. Yang
tidak adil itu mereka, mereka telah MENCURI harta orang Irian, sejak
Freeport didirikan, semua uang hasil penambangan selalu lari ke Jakarta,
entah itu lari ke kantong-kantong anak cucu soeharto atau kroni-kroninya
yang di Deptambem. DPR dan MPR mana peduli dan belum pernah peduli,
karena mereka tidak pernah memperjuangkan hak-hak warga negara indonesia
yang berasal dari Propinsi Irian Jaya.

jadi thema yang seharusnya, bukan ketidak adilan freeport thd penduduk
irian jaya, tetapi ketidak adilan Pemerintah Pusat kepada penduduk Irian.
Menutup Freeport tidak akan menyelesaikan persoalan, kalau larinya juga
ke kaki tangan pemerintah yang akhirnya juga akan mengkorupsi dan
menepotisme tambang di jayawijaya ini, tetapi tuntutlah yang membuat
kontrak karya tersebut, antara lain Soeharto dan Kroninya.

To the point deh, kita yang Indonesianya saja (pribuminya saja) masih
belum becus mengurus negara, contohnya proyek freeport, proyek listrik
paiton, tetapi mungkin kita bisa belajar atau mengajak saudara dari etnis
cina untuk ikut mengurus negara.

Cobalah kita belajar untuk saling menghargai dan menghilangkan kebiasaan
saling mengejek tsb. Coba hilangkan.




Andrew Pattiwael
The Military College of Vermont
Norwich University Corps of Cadets






On Tue, 29 Dec 1998, Mohammad Rosadi wrote:

> Alloo bung Patiwael..met ketemu lagi..:)
>
>
> >Tapi bukannya juga dosa membenci orang hanya berdasarkan suku.
> >Seperti yang anda bilang sendiri, Adi Sasono muak dengan kelakuan
> >sejumlah orang, saya garis bawahi lagi, sejumlah orang Cina, yang
> >bukan berarti semua , garis bawahi lagi, semua orang cina bukan.
>
> Wah..wah...wah....,sekali lagi anda nggak teliti membaca tulisan saya.
> maksud saya, kita perlu melihat duduk persoalannya dengan jelas dulu.
> Musti diliat dulu apakah komentar atau pernyataan pak Adi Sasono itu
> merupakan pemikiran atau "ideologi" pribadinya, ataukah hanya sekedar
> melampiaskan kekesalan atas tindak-tanduk sebagian etnis Tionghoa selama
> ini.Seandainya nanti tindakan yang beliau lakukan memang mengandung
> kebencian yang membabi buta kepada semua orang tionghoa di Indonesia,
> barulah menteri kita yang satu ini bisa disebut sebagai seorang rasis.
> Bung Patiwael, saya tidak bilang pak Adi Sasono muak dengan sejumlah
> orang Cina..itu masih kemungkinan. Yang saya bilang..sayalah yang muak
> dengan kelakuan sebagian etnis cina selama ini...suatu perasaan yang
> mungkin dirasakan juga oleh rekan-rekan lainnya, termasuk anda.
> Membenci orang berdasarkan suku..??? jelas itu suatu dosa. Cuma seperti
> yang saya bilang, kita perlu melihat dulu, apakah pernyataan pak Adi
> sasono itu memang karena kebencian kepada etnis CINA nya..atau karena
> kebencian kepada tindak-tanduk sekelompok etnis Cina.Terus terang memang
> agak susah membedakan hal ini jika hanya melihat dari pernyataan atau
> komentar saja. Contoh simplenya ya saya ini....,dulu saya cukup sering
> melontarkan kata-kata seperti "DASAR CINA" or "CINA BRENGSEK", ketika
> melihat tindak-tanduk sekelompok etnis Cina yang memuakan. Tapi sungguh,
> tidak ada satupun niatan saya membenci etnis Cina-nya,melainkan benci
> kepada TINGKAH LAKU mereka.Buktinya saya banyak mempunyai teman dari
> kalangan etnis Cina dan non muslim,dan hubungan pertemanan kami tetap
> baik sampai sekarang. Kita kan tau kata-kata umpatan kepada etnis Cina
> seperti diatas itu sangat lazim diucapkan oleh setiap WNI asli dimana
> saja, baik yang beragama Islam,Kristen,Budha, Hindu,dll(Saya yakin
> sebagian besar rekan-rekan di MILIS ini juga pernah mengucapkan
> kata-kata umpatan seperti diatas...nggak usah munafik deh..).Beda halnya
> dengan pengucapkan kata-kata Islam teroris atau Kristen Penindas, yang
> sangat TIDAK LAZIM diucapkan.memang saya akui kata-kata umpatan seperti
> "CINA BRENGSEK" itu kurang pantas untuk diucapkan. Cuma rasanya memang
> perlu waktu yang cukup lama untuk menghilangkannya..., mengingat
> kata-kata seperti itu sudah cukup populer dan masyur bagi orang
> Indonesia.
> Gimana Andrew...,kita tunggu deh sama-sama tindakan pak Adi Sasono
> dimasa mendatang...apakah beliau memang seorang rasis atau bukan.
>
>
> >Kalau misalnya Bapak Adi muak dengan kelakuan mereka-mereka ini, saya
> >rasa Bapak Adi harus juga muak dengan kelakuan konglomerat-konglomerat
> >pribumi lainnya yang juga ikut andil dalam Cendana Corporation kan...
> >contoh yang bisa disebut, Fadel Muchamad, pemilik Bukaka yang juga
> terkenal
> >akrab dengan keluarga Cendana, The Bakrie Family, yang juga pernah
> >memiliki PT.Freeport.
>
> Adi mana ni..., soalnya nama panggilan saya juga Adi...cuma saya belum
> bapak-bapak...masih mahasiswa seperti anda..hehehhehe.
> Saya juga setuju dengan pendapat anda. Cuma mungkin karena MAYORITAS
> perekonomian di Indonesia selama ini dikuasai oleh etnis Cina dengan
> cara-cara yang tidak halal, maka pak Adi 'terlupa'menyebutkan segelintir
> pengusaha pribumi yang bermain KKN juga. Biasanya orang kan memang
> selalu berpatokan kepada angka mayoritas dan rata-rata dalam menyebutkan
> sesuatu.., jarang sekali yang begitu mendetail.
>
>
> >Ada cina yang ikut Kolusi. Korupsi, dan Nepotisme, ada juga cina yang
> >hanya berdagang di Pasar Senen, jualan martabak dipinggiran Pasar
> Minggu
> >atau pun menjadi petani seperti di Pontianak.
> >Begitu juga pribumi, ada yang kaya-nya minta ampun macam Pak Harto, ada
> >juga yang hanya menjadi kuli di tanjung priok.
> >
> >Ngga bisa nuduh sembarangan semua cina itu anti patriotik kan....
> >kan kesel boleh lah...tapi kan ada tata caranya, ada aturannya...
> >Adi Sasono kan berpendidikan, jangan seperti lulusan SD yang baru jadi
> >menteri. Bicara sesuai dengan jabatan, apalagi dia itu kan pegawai
> >pemerintah...mbok ya  adil juga donk sama yang cina, notabene
> >mereka juga adalah pembayar pajak, yang ngebayarin gaji Adi Sasono
> >sendiri kan.
> >Sebagai seorang menteri apalagi aparatur negara yang seharusnya dapat
> >seimbang thd any opinions saya rasa Adi masih kurang cocok. Seorang
> menteri
> >tidak boleh memojokan satu pihak.
>
> Betul..saya setuju dengan anda...,tidak semua Cina Indonesia itu jahat
> dan brengsek...seperti halnya juga tidak semua Ambon itu
> preman...buktinya ada andrew patiwael yang cukup ramah dan sopan..:)
> Kita memang harus Adil kepada semua orang..ya kepada orang Islam,
> Kristen,Hindu,budha,Jawa,sumatera,Cina,dll.Kita liat sajalah tindakan
> pak Adi di masa mendatang...atau kalo perlu kita kirim surat saja kepada
> beliau untuk menanyakan maksud dari
> ucapannya(klarifikasi)..gimana...????
>
>
> >Sama seperti disini kan....jangan sampai ada yang bicara
> >loe jawa anjing bangsat atau loe islam teroris keparat....
> >atau loe ambon preman sialan.
> >tolonglah kita juga bersikap begitu kepada para keturunan,
> >tentu kalau saya bicara Islam itu teroris semua, Bung Rosadi dan
> rekan-rekan
> >Muslim lainnya akan langsung marah kepada saya bukan...
> >
> >bukan semua cina itu koruptor kan, atau bukan semua cina itu
> kongolomerat
> >bukan...or put it this way..bukan semua Islam itu teroris atau
> extrimist bukan.
> >pikiran seperti ini yang harus kita hapus kalau masih ingin maju,
> >anda menerima saya apa adanya, maka dengan itu saya juga menerima anda
> apa adanya. Kapan negara ini mau maju kalau kita masih terus berpikiran
> picik macam katak dalam tempurung?
> >Kapan cina-cina dapat menerima kita kalau kita sendiri tidak mau
> mencoba untuk menerima mereka.
> >Apakah kalau saya tiba-tiba nyeletuk "Dasar Islam teroris" itu termasuk
> racist?
> >Teman saya yang dari Arab Saudi saja pasti kesel-nya bukan main, kalau
> ada yang teriak Muslim teroris, atau saat dia ditanyai macam-macam di
> Airport hanya karena nama dia ada "Muhamad" nya.
>
> Husssssssyyyy...Andrew...,kamu ya jangan sampe ikut-ikutan mengucapkan
> kata-kata umpatan seperti itu...nanti orang-orang malah bingung
> lagi...kok andrew patiwael yang sekolah jauh-jauh ke Amrik malahan jadi
> 'jago mengumpat'...jangan-jangan mereka kira nanti kamu memang preman
> ambon yang nyasar ke Amrik lagi...(sorry lo..becanda...)
> OK deh andrew..., gimana kalo melalui MILIS ini kita menghimbau dan
> mengingatkan kepada rekan-rekan yang lainnya untuk selalu saling
> menghormati,menjaga kerukunan,dan menghindari permusuha. Siapa tau lo
> dengan demikian kita bisa memulai menciptakan suasana dan iklim yang
> sejuk serta fondasi yang kokoh bagi terciptanya persatuan dan kesatuan
> bangsa Indonesia...suatu hal yang kita idam-idamkan selama
> ini..semoga...
>
> Bung Rosadi, if you can, tolong kirim saya informasi mengenai Kisdi
> >yang bung ketahui, mungkin saya masih kurang informasi mengenai
> >organisasi teresebut.
>
> I will...., nggak hanya untuk anda saja...juga untuk semua rekan-rekan
> yang lain. Insya Allah saya akan berusaha memberikan informasi se-
> "FAIR" mungkin..sehingga masalahnya menjadi jelas dan tidak terjadi
> fitnah.
>
> >Be Fair, That's All That Matter, Kita mau diperlakukan adil, ya
> perlakukan mereka adil juga.
>
> Insya Allah..setiap muslim yang baik pasti akan berusaha menjadi orang
> yang adil dan jujur,karena tindakannya selalu diperhatikan oleh Allah
> SWT. Ketidak jujuran dan ketidak adilan yang dilakukan oleh kaum
> muslimin kepada golongan non muslim, tidak akan menambah keuntungan atau
> tidak akan membawa manfaat apapun bagi Islam itu sendiri...malah membawa
> dosa yang akan mendapat balasan di akherat kelak.
>
>
> Salam
>
> Mohamad Rosadi
>
> PS. Eh...walau nama saya ada "mohamad" nya, beruntung tidak ditanya
> macam-macam waktu di airport...mungkin petugas imigrasinya sudah sadar
> dan normal kembali kali ya....:)
>
> >
> >Andrew Pattiwael
> >The Military College of Vermont
> >Norwich University Corps of Cadets
> >
> >
> >On Mon, 28 Dec 1998, Mohammad Rosadi wrote:
> >
> >> Allooo bung Patiwael dan mas Joko.....,
> >> Saya mau ikutan nimbrung diskusi bareng anda berdua..., siapa tau ada
> >> hal-hal yang bisa jadi masukan bagi kita semua.
> >>
> >> >Mas Djoko,
> >> >tenang mas, saya ngga bakalan segalak preman-preman ambon didaerah
> >> >ketapang, yang mungkin sekarang sudah kapok galak-galak thd penduduk
> >> >sekitar.
> >> >Kok penjabaran atau pembelaan yang anda tulis mengenai Adi Sasono
> tidak
> >> >seperti yang sering saya baca atau saya dapat informasinya.
> >> >Benar-benar bertolak belakang, ibarat bumi dan langit,
> >> >Mungkin anda belum membaca koran kompas atau suara merdeka,
> >> >keterlibatan AS dalam Pam Swakarsa, Kisdi, etc....
> >> >cuma memperjuangkan umat islam? tanyakan sendiri kepada AS dalam
> >> >keterlibatan beliau di Kisdi, pendirian kembali SI,
> >>
> >> Sekedar berbagi informasi, sepengetahuan saya istilah PAM Swakarsa
> itu
> >> sendiri hanyalah nama yang diberikan masyarakat atas sekelompok orang
> >> yang ingin mengamankan SI kemaren.., jadi bukan organisasi Formal.
> >> Sedang kelompok yang disebut PAM Swakarsa itu sendiri terbagi 2, satu
> >> yang dibentuk pemerintah (anggotanya kebanyakan preman), dan kelompok
> >> satu lagi dibentuk atas inisiatif beberapa ormas Islam yang ingin
> >> membantu pemerintah mengamankan SI (terdiri dari para Santri,pelajar
> >> sekolah Islam, dan mahasiswa).
> >> Kemudian Tentang KISDI. Saya terus terang tidak faham mengapa banyak
> >> sekali berita yang mendiskreditkan KISDI. Setahu saya, KISDI selama
> ini
> >> telah banyak sekali membantu menyuarakan kepentingan Umat Islam,
> sesuai
> >> dengan misinya.Sumbangan KISDI yang paling besar bagi Umat Islam,
> adalah
> >> ketika membangkitkan semangat dan solidaritas atas perjuangan kaum
> >> Muslim di Bosnia dalam menghadapi orang-orang serbia yang kejam, dan
> >> juga membantu pengumpulan dana untuk kaum muslimin di Somalia yang
> >> menderita kelaparan. Kalaulah sikap KISDI terkesan agak vokal
> belakangan
> >> ini, tak lain karena adanya usaha-usaha dari kelompok tertentu untuk
> >> memaksakan kehendak. KISDI hanyalah satu dari sekian banyak ormas
> Islam
> >> yang menentang kelompok pemaksa kehendak ini. Terus terang pada saat
> >> gerakan reformasi awal bulan Mei lalu, saya kebetulan berada di
> gedung
> >> MPR/DPR, bersama-sama dengan rekan-rekan mahasiswa UI dan mahasiswa
> dari
> >> berbagai universitas ternama. Pada saat itu saya menyaksikan sendiri
> ada
> >> beberapa kelompok mahasiswa dan ormas tertentu yang selama ini tidak
> >> terdengar namanya, tiba-tiba maju ke podium dan meneriakan
> slogan-slogan
> >> yang sangat keras dan radikal. mereka bertindak seolah-olah sebagai
> >> satu-satunya pejuang reformasi yang telah berhasil menumbangkan orde
> >> baru. Kata-kata kasar dan keji senantiasa keluar dari mulut
> mereka...,
> >> kata-kata yang seharusnya tidak pantas diucapkan oleh seorang
> MAHASISWA.
> >> Informasi tentang apa dan bagaimana sebenarnya KISDI, akan saya
> uraikan
> >> di tulisan saya yang berikutnya, sesuai dengan pengalaman pribadi dan
> >> informasi yang saya dapat.
> >>
> >>
> >> >tidak seextrim? mungkin, karena Malcolm X telah dibunuh oleh
> >> >extrimist kulit putih, extrimist yang dibunuh oleh sesama extrimist
> >> juga.
> >> >Well, saya yang telah mengambil American History selama 2 tahun di
> High
> >> >School sini juga masih bingung, apa karena sekolah saya kebanyakan
> All
> >> Whites
> >> >in All Whites Neighborhood, with my White History Teacher who trying
> to
> >> teach
> >> >All Whites History to a non White student.
> >> >Sama seperti di Indonesia kan, PMP, PSPB, Sejarah dan Agama hanyalah
> >> >merupakan program cuci otak-nya Orde Soeharto, yang hasilnya adalah
> >> yang
> >> >seperti kita liat:
> >> >Kebencian thd Tionghoa, bunuh sana-sini, penggal sana-sini, rusak
> >> >,perkosa, bunuh, bakar sana-sini.
> >> >Ini bukan hanya yang Islamnya saja, yang kristennya juga ikut
> >> terjangkiti
> >> >contohnya di Kupang, Bangsa yang sudah hilang moralnya...yaitu
> bangsa
> >> >kita sendiri...
> >> >Terima Kasih kepada Bapak Pembangunan, warisan yang kau tinggalkan
> >> >benar benar bermanfaat, yaitu: Kehancuran Massal dari Bangsa ini.
> >> >
> >> >What a christmas gift....Terima Kasih sekali lagi kepada Bpk.
> Suharto.
> >>
> >>
> >> Yah begitulah bung patiwael..., Soeharto memang telah meninggalkan
> >> berbagai persoalan bagi kita semua, persoalan yang maha besar yang
> >> mungkin dapat mengakibatkan hancurnya negara dan bangsa yang kita
> >> cintai. Namun saya optimis dengan usaha keras dan kerjasama kita
> semua,
> >> kita dapat menyelamatkan bangsa dan negara ini dari kehancuran.Insya
> >> Allah.....
> >>
> >> Oh ya... soal Adi Sasono, saya rasa kita harus melihat perkembangan
> >> lebih lanjut. Untuk menyebut menteri kita yang satu sebagai
> rasis,saya
> >> kita perlu pembuktian lebih lanjut.Mengenai sikap dan komentarnya
> yang
> >> cenderung memojokkan etnis tionghoa, bisa jadi itu merupakan ungkapan
> >> kekecewaan dan kemarahan pak Adi Sasono atas keserakahan dan
> keangkuhan
> >> para konglomerat yang mayoritas etnis tionghoa,yang telah
> >> memporak-porandakan perekonomian Indonesia dan memiskinkan rakyat.
> Terus
> >> terang saya sendiri juga sangat MUAK dengan kelakuan dan
> tindak-tanduk
> >> beberapa orang etnis tionghoa selama ini, suatu perasaan yang mungkin
> >> juga dirasakan oleh rekan-rekan yang lainnya(ngaku deh....). Jujur
> saja
> >> kadang dulu  saya suka mengumpat mereka dengan kata-kata seperti
> "CINA
> >> BRENGSEK" atau "DASAR CINA", karena kelakuan oknum-oknum Tionghoa
> yang
> >> angkuh dan selalu menghalalkan berbagai cara dalam berbisnis.Namun
> apa
> >> lantas saya juga bisa disebut sebagai seorang RASIS karena
> mengucapkan
> >> kata tersebut..???? belum tentu dong,karena dalam kenyataannya saya
> juga
> >> punya banyak temen dari kalangan etnis tionghoa, baik di lingkungan
> >> tempat tinggal,kampus, dan lingkungan tempat bekerja di
> >> Jakarta.Kata-kata umpatan saya kepada Oknum-oknum tionghoa itu BUKAN
> >> berarti saya benci kepada Etnis Tionghoa, tapi karena kebencian saya
> >> pada tindak-tanduk mereka.Lah wong temen saya yang etnis tionghoa
> saja
> >> kalau benci sama orang-orang seetnisnya sendiri juga bilang "CINA
> >> LO"..., lucu khan..?
> >> makanya bung Patiwael dan mas Joko or rekan-rekan yang laen..., kita
> >> tunggu aja deh perkembangan dari "soal" pak Adi Sasono ini..., siapa
> tau
> >> maksud tindakan beliau itu sama seperti yang maksud saya. Kalau
> memang
> >> begini.., kan dosa kita menuduh orang baik-baik sebagai rasis....,
> jadi
> >> kita tunggu aja ya......
> >>
> >>
> >> Salam
> >>
> >> Mohamad Rosadi
> >> >Andrew Pattiwael
> >> >The Military College of Vermont
> >> >Norwich University Corps of Cadets
> >> >
> >> >
> >> >
> >> >On Fri, 25 Dec 1998, djoko raharto wrote:
> >> >
> >> >>
> >> >> Kalem Mas Patiwael
> >> >> Saya tidak tahu pasti siapa AS, dan saya tidak ingin mengaitkan
> >> dengan
> >> >> agama (terlalu kompleks). Cuma saya sering membaca misinya
> terutama
> >> di
> >> >> dalam membela ekonomi rakyat. Apa yang saya tahu tentang AS adalah
> >> tidak
> >> >> lebih sebagai pemilik LSM (kalau tidak salah LP3ES) yang
> >> memperjuangkan
> >> >> perkembangan ekonomi orang-orang awak (terlepas dari masalah
> agama).
> >> >>
> >> >> Menurut saya dugaan anda bahwa AS cuma memperjuangkan ummat Islam
> itu
> >> >> adalah salah, dari mana dugaan anda itu timbul?.
> >> >> Perlu diketahui bahwa Adi S tidak langsung memberikan kredit lunak
> >> >> kepada nasabah. Pemberian kredit lunak tetap melalui mekanisme
> kredit
> >> >> yang sehat (perbankan), yang dalam hal ini mempertimbangkan 5C dan
> >> >> terlepas dari agama yang dianut. Sepanjang penerima kredit layak,
> ya
> >> di
> >> >> ACC apapun Agamanya dan Tuhannya.
> >> >> Sekali lagi AS tidak berhak memberikan kredit, apalagi memakai
> uang
> >> >> negara.
> >> >> Dan saya berani menjamin bahwa didalam pemberian kredit lunak
> KKPA,
> >> KUT,
> >> >> KKUD, KPIR, KDBUMN diberikan atas dasar kelayakan dan bukan agama
> >> yang
> >> >> dianut.
> >> >>
> >> >> Note : - Saya sudah nonton film Malcom X (2x), saya kira ybs tidak
> >> >> se-ekstrim yang sdr gambarkan.
> >> >>          Malcom X hanya dendam kepada orang Putih (KKK), yang
> >> >> nyata-nyata menganiaya kaumnya, termasuk membunuh bapaknya.
> >> >> Salam Hormat,
> >> >> Tuan Joko he..he..
> >> >>
> >> >>
> >> >>
> >> >>
> >> >>
> >> >>
> >> >> >
> >> >> >Tuan Djoko,
> >> >> >
> >> >> >Apakah itu tokoh yang anda bela (Adi Sasono) boleh juga berbuat
> >> >> >sekehendak hati, dengan membentuk istilahnya Black Extrimist
> contoh
> >> >> >Pam Swakarsa, seperti di Amrik yang menghalalkan segala cara demi
> >> >> membawa
> >> >> >persamaan hak antara non pribumi dan pribumi? Atau teriak-teriak
> di
> >> >> >media singapore menuduh cina-cina singapur tidak toleran thd
> >> perubahan
> >> >> >ekonomi yang ceritanya harus sesuai dengan Adi punya keinginan?
> >> >> >Atau ketidak pedulian adi thd permerkosaan thd kaum wanita etnis
> >> cina?
> >> >> >dengan menuduh balik bahwa hal yang sama juga sering dilakukan
> oleh
> >> >> >para tauke-tauke di singapur thd pembantu asal indonesia?
> >> >> >
> >> >> >Setahu saya Adi juga hanya mewakili satu golongan, yaitu golongan
> >> >> >pedagang muslim? correct if i'm wrong...apakah tidak ada pedagang
> >> >> >non muslim yang juga butuh bantuan?
> >> >> >Saya melihat Adi hanya mewakili golongan yang saya sebut
> >> >> >Syarikat Islam.
> >> >> >
> >> >> >Bukankah perjuangan melawan rasisme di Amerika saja, tidak bisa
> >> >> >dilakukan dengan cara Extrimist macam Malcoml X (contoh Adi
> Sosono)
> >> >> >tapi dibutuhkan juga cara Martin Luther King (kalau bisa sebutkan
> >> >> >tokoh Islam yang dapat disamakan dengan Mr. King di Indonesia,
> yang
> >> >> menurut
> >> >> >saya sampai saat ini sulit ditemukan)
> >> >> >
> >> >> >
> >> >> >
> >> >> >Andrew Pattiwael
> >> >> >The Military College of Vermont
> >> >> >Norwich University Corps of Cadets
> >> >> >
> >> >> >On Thu, 24 Dec 1998, djoko raharto wrote:
> >> >> >
> >> >> >> boleh tahu nggak mana difinisi yang benar tentang racist :
> >> >> >> menurut saya :
> >> >> >>
> >> >> >> Racist adalah klan atau kelompok suku bangsa tertentu yang
> >> menganggap
> >> >> >> lebih tinggi kedudukannya dan menganggap klan lainnya lebih
> >> rendah.
> >> >> >>
> >> >> >> Kalau kasusnya orang/klan  yang menuntut keadilan terhadap
> >> >> klan/kelompok
> >> >> >> lain yang selama ini merasa lebih tinggi dan mengganggap klan
> yang
> >> >> lain
> >> >> >> lebih rendah, bahkan dalam banyak kasus mereka cenderung
> merugikan
> >> >> >> klan/kelompok yang lain, apakah ini juga disebut racist?
> >> >> >>
> >> >> >>
> >> >> >>
> >> >> >> >
> >> >> >> >Bacaan bagus, mungkin bisa kita pahami sedikit kehidupan
> menjadi
> >> >> >> seorang
> >> >> >> >keturunan, bukan dari kacamata ala Adi "Racis" Sasono, ala
> >> empunya
> >> >> toko
> >> >> >> di
> >> >> >> >Glodok, Senen, Kelapa Gading, dan Pasar Mesteer, bukan dari
> >> >> keglamoran
> >> >> >> >keturunan macam Liem Sioe Liong di Gunung Sahari,
> >> >> >> >Mari kita coba rasakan dan pahami, gimana sih jadi Cina itu
> >> >> sebenarnya,
> >> >> >> >jangan muluk-muluk, tinggal di Pondok Indah, pemilik
> perusahaan
> >> >> >> >konglomelorot plus kkn dengan anak-cucu Soeharto, sekolah di
> >> pelita
> >> >> >> >atau di Amerika sini,
> >> >> >> >tapi cukup hanya dengan berdagang seadanya, tinggal membaur
> >> dengan
> >> >> >> >sesama pribumi, menyekolahkan anak-anak di sekolah negeri,
> >> kendaraan
> >> >> >> >transportasi hanyak mikrolet dan ojek.
> >> >> >> >Kasihan mereka, yang cina kaya sih gampang, lari keluar
> negeri,
> >> >> amerika
> >> >> >> >juga mau terima, asal dollar nya mencukupi bayar pajak. lha
> >> >> >> >yang cina miskin kebanyakan, malah di palakin, rumah
> dibakarin,
> >> >> >> >anak perawannya di perkosaiin, keluar diteriakin atau diancam.
> >> >> >> >coba bayangin sedetik deh...gimana sih jadi cina itu, atau
> gimana
> >> >> sih
> >> >> >> >jadi minoritas itu, sama seperti gimana jadi Arab Muslim di
> >> Amerika
> >> >> >> >yang katanya mayoritas Kristen itu.
> >> >> >> >
> >> >> >> >Hanya sebuat renungan menjelang natal.
> >> >> >> >
> >> >> >> >
> >> >> >> >Andrew Pattiwael
> >> >> >> >The Military College of Vermont
> >> >> >> >Norwich University Corps of Cadets
> >> >> >> >
> >> >> >> >
> >> >> >> >Harassment of Spouse, Children Chills Jakarta Mixed Marriage
> >> >> >> >
> >> >> >> >By Keith B. Richburg
> >> >> >> >Washington Post Foreign Service
> >> >> >> >Wednesday, December 23, 1998; Page A19
> >> >> >> >
> >> >> >> >JAKARTA, Indonesia-Yunita L. Riana doesn't consider herself a
> >> >> >> >revolutionary. But 11 years ago, she committed what for many
> in
> >> >> >> >Indonesia's indigenous population might be considered an act
> of
> >> >> >> >revolutionary proportions: She fell in love with, and married,
> an
> >> >> >> >ethnic Chinese man.
> >> >> >> >
> >> >> >> >She was 17 when she became involved with Paul Tenggana, who is
> 10
> >> >> >> >years her elder. Her relatives were aghast. His wealthy family
> >> was
> >> >> not
> >> >> >> >much better. They opposed the marriage, and still, she said,
> "I
> >> do
> >> >> not
> >> >> >> >get along with his family."
> >> >> >> >
> >> >> >> >But what has been worse for her has been the insults, the
> >> threats,
> >> >> and
> >> >> >> >the constant harassment she faces living as part of a mixed
> >> couple
> >> >> in
> >> >> >> >ethnically divided Indonesia. Every day, she said, she fears
> for
> >> the
> >> >> >> >safety of her two young sons.
> >> >> >> >
> >> >> >> >She described how even driving down the street in the family
> car
> >> can
> >> >> >> >be a traumatic experience. "Every time we go anywhere, and my
> >> >> husband
> >> >> >> >makes a little mistake driving, people say, 'Chinese! Stupid
> >> >> Chinese!
> >> >> >> >I'll burn down your house.' "
> >> >> >> >
> >> >> >> >"I get so depressed," she said. "Every time the same thing. 'I
> >> will
> >> >> >> >burn down your house!' 'I will burn your car!' 'I will kidnap
> >> your
> >> >> >> >children!' " She stopped briefly, tears welling in her eyes,
> her
> >> >> voice
> >> >> >> >softly breaking as she tried to continue.
> >> >> >> >
> >> >> >> >"I'm very upset," she said at last. "It's always been that
> way.
> >> But
> >> >> >> >now, since May, it's become more frequent. If I have a problem
> >> with
> >> >> >> >one of the housekeepers and I have to scold them, I think
> twice
> >> -- I
> >> >> >> >don't want them to do anything stupid because this is a
> Chinese
> >> >> house.
> >> >> >> >They might burn the house or kidnap the children, because it's
> a
> >> >> >> >Chinese house."
> >> >> >> >
> >> >> >> >Her story gets worse. Lately, since the riots of May, people
> have
> >> >> been
> >> >> >> >showing up at her front door every week, demanding money. And
> of
> >> >> >> >course she gives the money, because she is afraid. "I've
> become
> >> like
> >> >> >> >Santa Claus," she said.
> >> >> >> >
> >> >> >> >Not even the children are immune; young neighborhood toughs
> have
> >> >> >> >showed up at the gates of her eldest son's Catholic junior
> high
> >> >> >> >school, deriding the Chinese children for being rich in poor
> >> >> >> >Indonesia, and demanding cash.
> >> >> >> >
> >> >> >> >She said it was love that drove her to marry Paul, when she
> was
> >> just
> >> >> >> >21. But now at 32, what love there was has been worn down by
> the
> >> >> >> >constant struggle. "If I had a second chance," she conceded,
> "I
> >> >> >> >wouldn't marry a Chinese. No way. It's too much trouble. Right
> >> now,
> >> >> I
> >> >> >> >think love is stupid. I'm worried about my sons' safety."
> >> >> >> >
> >> >> >> >"I do have regrets," she said, gently weeping. "I cannot talk
> to
> >> >> >> >anyone -- not my husband, not my sons, because I don't want
> them
> >> to
> >> >> >> >feel bad about being Chinese. I keep it in my heart."
> >> >> >> >
> >> >> >> >She has applied for a job in Ireland, in the tourism industry.
> >> But
> >> >> she
> >> >> >> >knows her husband will not go, because even with the
> harassment
> >> and
> >> >> >> >threats, he feels he belongs here.
> >> >> >> >
> >> >> >> >"He says, 'I was born here, my parents were born here. I don't
> >> even
> >> >> >> >know where China is. I have an Indonesian passport,' " she
> said.
> >> But
> >> >> >> >of her husband's patriotism, "It's crazy," she said, "stupid."
> >> >> >>
> >> >> >>
> >> >> >> ______________________________________________________
> >> >> >> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
> >> >> >>
> >> >> >
> >> >>
> >> >>
> >> >> ______________________________________________________
> >> >> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
> >> >>
> >>
> >>
> >> ______________________________________________________
> >> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
> >>
>
>
> ______________________________________________________
> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>

Reply via email to