Itulah ironisnya terkadang kita berfikir fragmatis,  lha yang namanya rakyat
kecil itu dari sabang sampai merauke tetap rakyat kecil tidak boleh
dibeda-bedakan rakyatnya si A, atau rakyatnya si B...yang membuat dia
berbeda cuma satu kalau dia sudah jadi rakyat besar.

Sering saya merasakan adanya kekhawatiran dari sekelompok masyarakat yang
berfikir fragmatis, bila yang berkuasa nantinya bukan dari kelompok mereka,
walaupun kelompok tersebut jelas-jelas menentang ketidak-adilan dan
memperjuangkan nasib seluruh anak bangsa yang sengsara.

Sayang sekali padahal kita bisa bahu membahu melenyapkan orang-orang yang
anti keadilan dan merusak bangsa kita dari dalam selama ini.
Saya yakin anda pun ingin melihat bangsa ini maju dan kita bisa bersama-sama
membangun negeri ini sambil saling mengingatkan, karena kita anak bangsa
yang sama.

> ----------
> From:         Frarev Sitorus[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To:     Indonesian Students in the US
> Sent:         Friday, May 28, 1999 2:30 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      Re: [Waspada] Wardah Hafidz tolak tawaran damai PDR
>
> Lho...lho...tunggu dulu...
> :-)))
> Harta negara untuk kepentingan rakyat yang mana...kalo untuk masyarakat
> satu kampung halaman Saya saja...atau masyarakat satu parte Saya saja...
> Bung Eko ini bagaimana...???
> :-)))
> KT
> On Thu, 27 May 1999, Eko Ridho Ruwyanto wrote:
>
> > Lha..fasilitas negara itu memang sudah seharusnya  digunakan untuk
> > kepentingan rakyat, siapapun yang berkuasa nantinya ya..harus kayak
> gitu,
> > saya nggak melihat adanya  keanehan bila mengajak rakyat untuk memerangi
> > kemiskinan dan kebodohan lha bedanya kalau mereka memakan uang tersebut
> > untuk foya-foya. Lepas dari Partai A, B,C siapupun berhak membela rakyat
> > andapun kalau punya dana entah darimana kalau memang ikhlas silahkan
> saja,
> > yang penting niatnya itu lho....!
> >
>

Kirim email ke