Hehe....melihat jawaban anda, anda melihat saya seperti kapuspen ABRI
ya....;) Saya hanya pelajar seperti anda tuh. Saya berusaha memandang tanpa
berpihak, tetapi anda memaksa saya untuk berpihak. Wow.... what a wonderful
student. Terima kasih. Saya lebih baik berhenti bicara dengan single-sided
seperti anda. Bye......;)


>From: Donald Saluling <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: Seroja
>Date: Thu, 14 Oct 1999 04:39:02 EDT
>
>Menjawab sanggahan saudara Jefferey. ....
>
>Jeff :
>< Mungkin saya masih kekenyangan makan shg nggak bisa mikir yg lain.
>Mari kita menjauh sedikit dari issue-issue HAM, invasi, dlsb.
>
>DS:
> >Sangat emosional sekali apa yang sudah tertulis tentang operasi Seroja.
> >Sangat memilukan apa yang harus dihadapi oleh prajurit2 kita itu.
> >Pengorbanan
> >mereka sangat besar dan memang patut dihargai.
> >
> >  Yang menjadi pertanyaan sekarang, kenapa yang dikirim itu adalah
>pasukan
> >sukarelawan, kenapa yang dikirim itu adalah tentara2 yang kurang terlatih
>?
> >Apakah sebenarnya tugas Kopasandha itu ... secret service ?  Kenapa
>hal-hal
> >ini tidak diajarkan disekolah2? Deklarasi Balibo itu di hadiri oleh
>partai2
> >yang sudah terbius oleh tentara2 yang disusupkan kedalam Tim-Tim ...
> >bukankah
> >demikian? Kenapa pula sampai sekarang isu2 tentang komunisme itu selalu
>ada
> >?
>
>Jeff:
>Kopasandha? Lho mas, ini kan nama lama dari Kopassus. Yang namanya komando
>jelas lain dengan tentara reguler. Bekerja dalam satuan yg kecil, kemampuan
>individu dan kerja sama tim jauh lebih tinggi, pelatihannya khusus,
>blah-blah...
>
>DS: << blah blah ... tugasnya apa ? itu yang saya tanyakan bukan blah2.
>Semua
>orang juga tau Kopasandha dan kopassus itu cuma ganti nama. Komando Pasukan
>Sandi Yudha. Dulu bernama Cakrabirawa. Pasukan yang nggak jelas maksudnya
>mo
>ngapain kecuali ngebunuhin orang ya nggak? Apakah ini yang anda maksudkan
>dengan blah-blah?
>
>Jeff:
>Jelas berhubung jumlahnya kecil mereka hanya ditugaskan khusus untuk yg
>special pakai telur. Kalau untuk menyerangan dalam perang terbuka rasanya
>nggak tepat. Tugasnya ya macam-macam, kalau di AS setara Green Berets, atau
>di Inggris setara dengan SAS, Aussie juga. Atau kalau di AL namanya pasukan
>Seal, KKO (dulu), dll. Jadi dari sononya emang tugasnya infiltrasi,
>sabotase, menggempur sasaran strategis dengan cepat, dll.
>
>DS:
><< ya itu tugas khusus, nusuk orang dari belakang. Ya nggak ? Memang sangat
>tepat tugas Kopasandha kita itu. Infiltrasi nama terus juga supaya dosa2
>lama
>nggak usah dibawa2. Err.. Prabowo, tukang ngilangin orang dari mana tuh
>satuannya ? Whoops. KoPassus juga ... apaan Kopassus ? Kopasandha lagi ...
>special telur, pas untuk bersihin tai2 nya ORBA baru dipake. Tapi seperti
>biasa, turunin dulu itu pasukan yang tidak berpengalaman di depan, supaya
>mati dibunuh2in sama Fretilin, trus Kopasandha yang mempelajari taktik
>perang
>Fretilin, trus take the credit to themselves. Kalo Kopasandha tugasnya
>benar
>untuk infiltrasi, dan dinyana berhasil waktu itu, berarti betul2 tidak
>memperkirakan kemungkinan meninggalnya para serdadu2 yang diimin-imingi
>pangkat tinggi tapi tidak punya skill sama sekali. Salah lagi gue ? Nggak
>dong,buktinya tuh banyak yang tewas, sampe bercucur2 airmata di Jakarta
>membayangkan masa lampau. Singkat kata, negara kita yang katanya jago
>berdiplomasi, yang sudah meninggalkan cara berjuang secara fisik duulluuu
>banget, kok sekarang pake militer dalam mengadakan pergerakan. Kalau kita
>dulu mencoba melepaskan diri dari penjajahan lewat meja perundingan, kok
>tahun 1975, malah invasi karena ada isu komunisme/dukungan barat .K alau
>anda
>menilai ini semua  (invasi, spionasi oleh Kopassus, pengiriman satuan2
>dalam
>waktu sangat singkat)  kudu dilakukan, mengandung nilai tersendiri,  saya
>melihat ini seperti istilah kawin paksa. :) >>
>
>Jeff:
>Yang dimaksud dengan tentara kurang terlatih bukan berarti tentara yang
>jarang latihan nembak, latihan lari. Yang dimaksud adalah tidak pernah
>mengenal bau mesiu perang sesungguhnya. Sudah jelas kita nggak punya
>pengalaman karena emang nggak pernah perang lagi. Sebagai pengingat, yang
>diterjunkan perang jelas bukan Kopasandha. Kalau nggak salah yang
>diterjunkan pertama adalah satuan dari Kostrad. Ya memang AD, AL, AU, tapi
>kekuatan inti pertamanya ya mereka. Nah, ceritanya pasukan Kostrad itu juga
>sudah merupakan satuan yg terbaik. Tapi biarpun terbaik kalau belum pernah
>nembak musuh beneran artinya ya nggak terlatih. No wonder AS paling seneng
>ikut campur kan? Ya karena mereka pingin pasukannya sebanyak-banyaknya
>mengenal medan tempur beneran.
>
>DS:
><< ahh, masak lupa sih. Jaman sebelum invasi itu kan sempat ada recruitment
>gila-gilaan di pusat. Semuanya dipanggil menjadi militer karena negara kita
>membutuhkan pasukan untuk mengamankan keadaan negara. Kostrad namanya,
>isinya
>orang2 lugu. No wonder Indonesia ikut2an kan ? Jangan bawa2 AS mulu dong,
>kita salah (TNI/Govt.) dan tetap salah>>
>
>Jeff:
>Kenapa nggak diajarkan di sekolah? Wah, apa memang perlu? Memangnya dulu
>kita diajarin sejarah seluk beluk kemerdekaan kita secara detil? Kapan
>belajar fisikanya?
>
>DS:
><< Emang perlu dong, jangan jadi buta kayak sekarang. Moral kita disuguhin
>mitos2 kejayaan negara kita lewat pancasila dll. Fakta2 dibelok2in supaya
>kita kelihatan jaya dimana2. Negara kita kaya raya, ehh ... sampe2 kita
>buta
>dan tidak bertanya, "kok negara saya kaya, tapi tetap aja ada yang
>melarat??"
>Do you ever get my point? Belajar fisika itu kudu, tapi mengenal seluk
>beluk
>negara sendiri sangat harus.>>
>
>
>
>Jeff:
>Kenapa isu komunis selalu ada? Lho mas, memang ada kok. Memangnya kalau PRD
>dibiarkan berkembang nggak akan berubah menjadi paham komunis? Hehehe....
>Yang jelas memang Fretilin berpaham kekiri-kirian. Lebih tegasnya kalau di
>Indonesia ya kayak PRD itu. Paham sosialis tidak sama eksak dengan paham
>komunis, tapi kedua paham itu mempunyai daerah intersek yg luas.
>
>DS:
><< Ini lagi anda bawa2 PRD. Apa dosanya PRD sekarang ? Kalau nggak ada PRD,
>nggak bakalan ada tuh ignition for reformasi. Komunis itu apa sebenarnya ?
>Saya seorang sosialis, tapi saya baca apa yang ditulis oleh Hagel, Marx,
>dan
>socialist lainnya sebelum saya digolongkan komunis. Istilah komunis yang
>anda
>pakai adalah istilah komunis dangkal yang tidak layak menghuni otak
>saudara,
>kalau ternyata saudara adalah seorang pelajar. Yang anda pakai adalah "awas
>ini gue curigain, tumpas aja sebelum menjadi" ciri2 tipe pemikiran orde
>baru.
>Orang kalau kekiri dikit kenapa coba ? Apakah saya murni setan kalau saya
>memegang paham kekiri-kirian ? Kebebasan berpaham dan berkumpul sangat
>diopress sekali di Indonesia. jangan gitu, jangan gini karena kemungkinan
>bisa jadi begitu atau begini. Inikah moral modernisasi kita ? Inikah bibit
>calon pengikut era globalisasi?  Makanya PRD dimandikan isu2 PKI/komunis
>supaya tidak disukai rakyat yang selama orde baru sudah tercuci otaknya
>oleh
>propaganda anti east block, anti komunis ala Suharto dkk. Buktinya
>sekarang,
>ketika PRD ikut PEMILU boleh2 saja, kenapa ? karena pemerintah tidak punya
>bukti kuat untuk menjatuhkan PRD. Titik.>>
>
>Jeff:
>Oya, jangan lupa, orang AS sekarang agak alergi kalau kita ngomong
>'komunis', mereka lebih senang nyebut 'leftist'. Jangan sampai terperosok
>kayak saya....hehe....;)
>
>DS:
><< Siapa bilang? Saya tidak terperosok tuh. Terperosok karena menyamakan
>komunis dan ateisme kali ya? >>
>
>Jeff:
>Balik lagi masalah isu komunis. Kalau enggak ada issue komunis, kenapa AS
>nyuruh RI masuk ke sana? Kenapa AS nyuruh Indonesia masuk? Jelas karena
>mereka habis ketanggor dan kalah di Vietnam, sehingga mereka nggak mau lagi
>ada calon negara komunis. Australia juga ikut merasakan getirnya perang
>Vietnam. Makanya mereka diam saja.
>
>DS:
><< Karena takut paham komunis, kita membunuh? Apa ini benar, apa anda
>setuju
>jalan penyelesaian seperti ini ? >>
>
>DS :
> >Bila dipertanyakan, bagaimana posisi APODETI, UDT dan lain-lain sekarang
> >ini
> >? Tersiratkah adanya keinginan untuk bergabung dengan Indonesia dengan
>vote
> >yang 78.5% pro independence?  Kalau RI merasa benar, kenapa RI selalu
> >menutup-nutupi sejarah ini sehingga mengklaim bahwa masalah Tim-Tim
>adalah
> >masalah sensitif, kalau sensitif bukankah saatnya di selesaikan ?
>
>Jeff:
>APODETI, UDT, dll sudah bubar dong. Mereka kan sekedar partai-partai
>politik
>kayak Indonesia yg punya 48 buah itu (sekarang tinggal berapa ya?). Dulu
>kan
>sudah ada referendum juga. Masalahnya kelakuan orang bule kalau belum pisah
>mereka minta referendum diulang terus. Persis kayak kelakuan PDIP yg kalau
>Mega nggak terpilih minta Pemilu diulang terus.....sampai tua.
>
>DS:
><< Nah jelas kan ? Mereka itu disusupkan oleh Indonesian army and
>government
>juga untuk menggelar pro Indonesia. Kenapa kita musti lewat cara begini ??
>Kenapa tidak buka2an dari pertama ? Munafik nggak tuh pemerintahan dan
>militer kita?>>
>
>
>Jeff:
>Masalahnya waktu kan berbicara. Ya kayak orang pacaran saja lah. Dulu si
>cowok ngudag-ngudag supaya ceweknya mau. Giliran ceweknya mau lalu pacaran
>lalu ribut, sibuk deh si cowok cari alasan buat putus. Ngelempar gelas
>lah... sengaja bawa cewek lain lah. Ini sana dengan APODETI, UDT tadi.
>
>DS:
><< Jangan di sama-samakan seperti itu bung. Kayak saya bilang diatas tadi,
>istilah kawin paksa. Kemenangan Fretilin tidak disukai oleh Indonesia,
>mangkanya ketika civil war berlangsung antara Fretilin dan UDT (yang satu
>ini
>merasa jago karena merasa didukung  unsur2 indonesia), para refuge yang
>merambat (didesak oleh Fretilin) ke West Timor diharuskan menanda tangani
>petisi integrasi supaya selamat. Tapi tetap saja, mayoritas waktu itu
>adalah
>pro kemerdekaan--coba baca TIMOR: A PEOPLE BETRAYED,oleh James Dunn 1983.
>Ini
>memuat cerita tentang awal invasi militer kita waktu itu>>
>
>Jeff:
>Yang jelas Horta itu yang dulu kasak-kusuk agar RI masuk ke sana. Setelah
>Adam Malik bilang okay, dia lalu mendirikan Fretilin itu. Nah, UDT yg dari
>dulu pengen gabung dengan Portugal merasa terancam kok Fretilin malah
>ujungnya mendeklarasikan kemerdekaan Timtim sendirian. Padahal gua kan
>pengen jadi presiden juga. Nah ironis kan kalau UDT malah akhirnya ngungsi
>ke NTT, dan membiarkan Fretilin termasuk Horta berkuasa. Ini sama kan
>dengan
>trik-trik PDIP, Poros Tengah, dan Golkar? Mbuleeeeettt terus. Singkat kata
>partai- partai tersisih itu bergabung dan minta bantuan RI untuk menggebug
>Fretilin yg sudah kurang ajar meninggalkan mereka untuk berkuasa sendiri.
>Eeee...jangan lupa mereka sudah konflik senjata lho. Skalanya jelas jauh
>lebih berat dari sekedar gebuk dan bunuh antara PKB vs. PPP masa kampanye
>dulu (Juga PDIP vs. Golkar). Kalau yg ini jelas hasil dari Portugal yg
>nggak
>mau ngurusin Timtim.
>
>DS:
><< Ini dia yang salah. Ramos itu tidak membentuk Fretilin . Fretilin itu
>adalah the Revolutionary Front for an Independent Timor yang mayoritasnya
>sebelumnya adalah ASDT, the Association of Timorese Social Democrats,
>didirikan karena mencium adanya bau busuk dari Indonesia.  Kesimpulannya,
>Fretilin itu menjadi milisi karena ada bahaya dari luar. APODETI (Timorese
>Popular Democratic Pary) inilah sebenarnya culprit perpecahan karena mereka
>getol sekali bergabung dengan Indonesia karena sudah diiming-imingi extra
>kekayaan dan kemerdekaan, plus telah dimasuki intelijen2 dari indonesia.
>UDT
>setelah kekalahannya dari Fretilin pun akhirnya decide untuk bergabung
>setelah melihat kebrutalan pasukan kesayangan kita di Tim-Tim.>>
>
>Jeff:
>Rakyat Timtim memihak yang mana? Lho jangan nanya. Sama dengan rakyat RI
>ada
>yg mihak Golkar, PDIP, PAN, dlsb. Nah, Fretilin waktu itu memang lebih
>populer relatif thd yg lain. Persis deh kayak PDIP.
>
>DS:
><< Kalau anda sering baca koran, pasti tau kan, yang menang baru2 ini bukan
>partai tapi rakyat, Rakyat memilih merdeka ... Tidak ada hubungannya dengan
>partai2. Saat ini, rakyat Tim-Tim tidak mau mengulang kesalahan yang lalu.
>Yang penting merdeka dulu lah baru kita mendirikan partai2. Jadi, jangan
>kita
>bikin suara2 bahwa mereka lebih suka bergabing dengan indonesia, kita harus
>bisa mengakui kedaulatan negara lain kalau mau diakui kedaulatan kita
>sendiri.>>
>
>
>Jeff:
>Akhirnya partai yg lebih kecil tapi banyak gabung dengan RI, membentuk
>deklarasi Balibo itu. Jelas ada juga partai lain yg membela Fretilin
>(Namanya dulu adalah ASDT).
>
>DS:
><< sudah diexplain diatas>>
>
>Jeff:
>Singkat cerita RI masuk, bikin referendum lalu pada milih integrasi. Nah,
>memang dari awalnya visinya berbeda, UDT yg dari awal pengen gabung sama
>Portugal akhirnya berkianat. Maklum, musuh utamanya yaitu Fretilin barusan
>ditumpas, jadinya mereka nggak takut lagi. Jadilah bekas kawan ini saling
>perang dengan TNI. UDT itu partai nomor dua terbesar deh (kalau nggak
>salah).
>
>DS:
><< sudah dijelaskan diatas, tapi biar saya tambahkan. UDT itu menolak cara2
>yang dipakai oleh pemerintah kita. Makanya UDT mencoba mengalahkan Fretilin
>dalam perang saudara supaya komunisme bisa terhapus dari ketakutan
>pemerintah
>indonesia dan luar negeri dan supaya tidak terjadi invasi. Dalam hal ini
>pemerintah kita juga yang meniupkan isu-isu pengkhianatan terhadap koalisi
>UDT and Fretilin yang waktu itu jelas2 mengalahkan APodeti. Walhasil,
>karena
>kalah dari Fretilin, UDT hanya bisa menonton dari luar ketika tentara2 kita
>menyerbu Tim-Tim. Sejak itu pula pemerintah Indonesia tidak menginginkan
>ada
>pengaruh Fretilin dan UDT di dalam Timor-Timur. APODETI menjadi penerima
>finance dari Indonesia dan kemudian meraja lela sampai sekarang, tapi tidak
>lagi memakai nama APODETI. Gimana, cukup jelas nggak? Dan benar, UDT itu
>yang
>terbesar setelah ASDT/Fretilin.>>
>
>
>Jeff:
>Setelah itu, ya kayak perkawinan saja. Kebetulan waktu jaman Murdani
>memakai
>tangan besi. Siapa yang macem-macem hajar bleh. Apa salah? Situasinya emang
>kayak gitu. Lha anak buahnya habis beribu-ribu hanya untuk ngebantuin
>mereka, setelah berhasil kok ngomongnya lain lagi. Yang mati kan nggak bisa
>hidup lagi. Mungkin gitu pikirannya Murdani. Tentu saja tidak selamanya
>ribut terus.
>
>DS:
><< Ya salah dong!!  Bisa dibawa ke war crime nih yang begini ini modelnya.
>Yang macam2 sikat saja. Negara hukum, negara pancasila, kalau yang model
>begini di dukung2 habis pulalah kita. Gila aja, nggak heran kita orangnya
>nrimo aja dipermainkan sama tentara! Coba baca lagi tulisan anda sendiri,
>malu-maluin amat punya tipe pemikiran sedangakal itu. Yang macam2 sikat
>saja
>.... pengadilannya mana dulu dong? Pembenaran, pembenaran ... gaya
>pemikiran
>orde baru>>
>
>
>Jeff:
>Masalah sensitif? Ya jelas dong sensitif. Sudah tahu kan akal-akalan pihak
>luar yang ingin merongrong. Ini persis lah kayak orang kawin. Kalau suami
>istri cekcok karena istri minta uang tambahan belanja jelas si suami akan
>marah kalau ada saudara nyebar-nyebarin berita cekcok ke mana-mana. Banyak
>orang yg seneng pasangan lain cerai kan? Apalagi kalau istrinya cantik.
>Huuu... pada sibuk deh merongrongnya.
>
>DS:
><< Jeff, orang itu kalau sensitif harus berani memperlihatkan diri kenapa
>sens
>itif. Bukan malah menutup diri seperti masa orde baru itu. Gara2 US sama
>indonesia aja teman baik banget makanya kita bisa "get away" with this.
>Again, kalau suaminya main kawin paksa ...>>
>
>DS:
> >memberitahu rakyat Indonesia bahwa TIm-Tim itu tidak diakui sebagai
> >bagian/propinsi Indonesia dari dulu-dulu? Dan yang paling penting, apakah
> >Desember 7 1975 itu adalah peristiwa invasi atau integrasi ? Adakah
> >integrasi
> >yang meminta nyawa dan darah? Sekarang mari kita minta jawaban tegas dari
> >pusat. Time for truth is here.
>
>Jeff:
>Ah, masak anda nggak tahu. The truth is out there. Tidak ada yg
>menyembunyikan kayak di X-files. Cukup berusaha sedikit lebih keras anda
>akan menemukan the truth itu. Perasaan pemerintah sering sekali menulis
>masalah komplain PBB masalah Timtim.
>
>DS:
><< What did we do about it ? Not until semuanya terbongkar habis. Kalau
>ekonomi kita tidak anjlok, kalau kesadaran politik dari luar dan dalam
>tidak
>menekan kita terus menerus, niscaya Tim Tim bakalan terus dijajah. Kita
>akhirnya menjadi terpaksa membuka diri. UN pun selalu mendesak, dasar
>Indonesia dengan masalah "sensitif" nya aja yang sok jagoan>>
>
>Jeff:
>Lho, kenapa kalau proses integrasi nggak perlu darah? Siapa yang bilang
>gitu? Texas butuh darah berapa orang untuk integrasi ke AS. Demikian juga
>dengan wilayah California. Berapa banyak orang Meksiko yang harus mati?
>Istilah invasi atau integrasi tergantung dari mana kita memandang. Dari
>pihak UDT, APODETI, KOTA jelas serangan ini adalah peristiwa integrasi.
>Buat
>Fretilin adalah invasi. Sama dengan proses masuknya Texas, bagi orang
>Meksiko jelas invasi, bagi AS jelas mereka membantu para settler yg minta
>bantuan Washington. Jangan gampang main hitam putih dulu ah.....;). Tidak
>ada yg kayak gitu.
>
>DS:
><<Perlu anda ketahui, Meksiko belum ada waktu itu. Yang ada itu perang
>antara
>Spanish kolonial lawan American settler. Mereka juga nggak bilang ini
>adalah
>integrasi, tapi aneksasi persis kayaka Indonesia Tim-Tim. Saya juga nggak
>bilang bahwa apa yang dilakukan Amerika dulu adalah benar. But again, nggak
>ada hubungannya.
>Invasi adalah suatu kesalahan kita, Sudah berapa kali saya ulang2 ini.
>Pihak
>UDT, APODETI dan lain lain itu dipaksa menanda tangani petisi macam2 karena
>mereka kalah melawan Fretilin plus ditakut2in dengan isu komunisme. Dalam
>masalah ini, hitam adalah hitam, putih adalah putih. Ingat slogan lama kita
>,
>"Merdeka atau mati " itulah yang dirasakan 78.5% masyarakat Tim-Tim sampai
>mereka 95% dari yang terdaftar dengan relanya jalan ber-mil-mil dari desa
>satu ke desa lainnya untuk menentukan nasib kemerdekaan mereka>>
>
>JEff:
>Yang jadi masalah bila RI sedang berusaha memperbaiki hubungan, lalu ada
>pihak luar yang mengipas-kipas bahwa suami ringan tangan lah, tidak pernah
>memberi nafkah batin lah. Jadinya hubungan keluarga (dalam negeri) akhirnya
>menjadi urusan semua orang.
>
>DS:
> >Kalau anda kritis, silahkan jawab pertanyaan di atas.
>
>Jeff:
>Kalau anda kritis tentu anda akan mencari jawab sendiri, dan mengambil
>referensi kejadian seluruh dunia. Sebagai latihan, bagaimana kalau anda ada
>pada posisi anak dari suami-istri yg lagi ribut berat, apa mau urusannya
>dicampuri sama tetangga? Anda lalu pindah posisi sebagai tetangga, apa yg
>anda kerjakan kalau ada suami-istri sebelah rumah berantem?
>
>DS:
><<Kekritisan saya adalah kemauan saya melihat bahwa pemerintahan dan
>angkatan
>bersenjata kita telah takabur dimasa lampau. Apa anda tidak kasihan sama
>tentara2 yang dilatih minim trus dikirim ke Tim-Tim hanya untuk jadi korban
>peluru milisi Fretilin? Kita tidak ribut sama Timor-Timur oke ? Kita itu
>menginjak-injak hak asasi orang disana. Peristiwa Santa Cruz pun adalah
>awalnya dari kecurigaan TNI pada kebebasan berkumpul rakyat Tim-Tim.
>Sebastio
>Gomes pun dibunuh digereja sewaktu mengadakan kumpulan bersama dengan
>rekan2nya. Apakah ini melambangkan PANCASILA yang selama ini
>didengung-dengungkan? Seorang anak pun kalau berpendidikan tidak akan diam
>saja jika menyaksikan orangtuanya berselisih dan berantem. Begolah jadi
>orang. Anak (anda metaforkan sebagai kita2 ini kan?) yang begini yang
>diagung2kan di Indonesia? Kekritisan saya adalah dengan mengajak anda untuk
>membuka mata lebih lebar. Jangan keterusan mengadakan pembenaran dengan
>memakai semangat nasionalisme buta anda, ini bisa jadi penyakit.>>
>
>Jeff:
>Menurut saya, LSM HAM mirip dengan organisasi pengawas woman abuse. Selalu
>siap campur tangan rumah tangga orang. Sedangkan ETAN mirip dengan pihak
>ketiga yang ingin suami-istri cerai. Yang jadi masalah, di AS organisasi
>pengawasan/bantuan untuk istri yg di-abuse bisa diterima. Di Indonesia, hal
>ini jelas tidak dapat dibenarkan. Semua mempunyai nilai-nilai tersendiri
>mas.....;) Ini yg dilupakan oleh negara-negara barat yg merasa nilai-nilai
>mereka yg terbaik dan akan cocok diterapkan di negara mana saja. Ya bubar
>deh.....;)>
>
>DS:
><<Nilai2 tersendiri  apaan ? Pake common sense nggak anda itu jeff ?
>Katanya
>kita mengakui HAM dan menjunjung tinggi. Lho kok pake nilai2 tersendiri ?
>Tsk
>tsk tsk ... sisa-sisa warna orde barulah tulisan diatas. Nilai2 apa pula
>yang
>anda maksudakn dengan nilai2 barat kalau saya boleh tahu? Indonesia kok
>membolehkan diri melanggar sini dan situ tanpa mempertimbangkan dimana ia
>berada. Nggak heran KKN boleh dimana2 ... wong nilai2 tersendirinya ada. Ya
>nggak? Kalau kita perlu memaparkan nilai2  kita, mana mau lihat apa yang
>kita
>banggakan ? Perih juga saya melihat sick nasionalism seperti ini. Negara
>kita
>tidak akan bisa bertobat kalau mental2 seperti ini masih aja exist dimana2.
>Nilai luhur pemerintahan/tni kita sekarang apa ? Berani mengaku salah scara
>ksatria nggak ? Atau terus berkelit2 kayak ulat diterik matahari dan
>diketawain negara2 luar? Saya rasa tidak. Kita semua harus bangun dan
>membangunkan pemerintahan kita.>>
>
>Selamat berjuang ,
>Donald
>PS: This is such a long reply. Anda lewat japri saja kalau masih pengin
>terus
>debat dengan saya Jeff. :)
>

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke