In a message dated 10/14/99 11:03:04 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Bung Irwan, setelah 50 menit mengetik tiba-tiba netscapenya kok hilang
>  sendiri. Mengetik ulang rasanya juga sayang. Padahal saya juga mau
>  memperbaiki beberapa pemahaman saya yang salah, dan meluruskan beberapa
>  kesimpulan anda yg 'saya rasa' kurang tepat.

Irwan:
Sayang sekali memang, padahal saya cukup berharap mendapatkan
informasi/komentar atas pertanyaan2 saya terdahulu.
Seandainya anda bisa punya kembali 50 menit waktu senggang,
mungkin harapan saya bisa dikabulkan.
Seperti yg saya katakan pada posting awal, pengetahuan saya
tentang Timtim sangat minim karena sumber terbatas dan
memang Timtim bukan bidang saya karenanya segala kesimpulan
atau komentar yg saya buat atas Timtim ya hanya berdasar dari
data2 atau artikel yg minim tersebut. Itulah sebabnya saya
mengharapkan bisa dapat masukan dari rekan2 yg memang
jauh lebih menguasai masalah Timtim ini.


>  Saya sarankan saja untuk tidak meneropong tulisan Gatra tentang kronologi
>  secara kata-per-kata, karena ini cuman artikel singkat. Pemahaman dengan
>  berdasar logika atas kronologi singkat masih bisa dilakukan untuk pemahaman
>  awal/sementara saja.

Irwan:
Saya memang berusaha tidak membahas kata per kata tapi
cenderung untuk mencoba melihat poin yg ingin disampaikan
dari setiap tanggal kejadian. Karenanya dalam posting saya
terdahulu cenderung untuk minta konfirmasi atau pun penjelasan
tambahan yg tampaknya bisa tidak termuat di gatra.

>  Yang perlu kita ingat bersama adalah suasana partai-partai pasca portugal
>  ngabur. Pergerakan dan strategi mereka berubah dengan cepat. Yang tadinya
>  ASDT meminta tolong RI masuk lalu berubah setelah melihat UDT berhasil
>  melakukan kup. Setelah itu Fretilin menang, UDT minggir. Jadi banyak yg
>  mula-mula jadi musuh lalu jadi teman, yg teman jadi musuh. Sama dengan
>  suasana partai di Indonesia saat ini.

Irwan:
Dalam posting terdahulu saya ada bertanya, mengapa Indonesia
yg tadinya mendukung kemerdekaan Timtim jadi berubah berpikiran
integrasi Timtim menjadi wilayah Indonesia?

Yg saya bingung lagi, setelah pembicaraan Soeharto dengan
Gough Whitlam (PM Australia) tanggal 6 September 1974
dimana GW setuju integrasi Timtim ke Indonesia,
kenapa 6 hari kemudian ASDT merubah nama menjadi Fretilin
yg lebih namanya lebih terdengar sebagai suatu kelompok
gerakan ketimbang partai seperti ASDT. Perubahan nama
saya yakin punya maksud dan tujuan atau pun landasan.

Operasi Komodo dimulai/dilakukan tanggal 14 Oktober 1974.
Tanggal 20 Januari 1975, UDT dan Fretilin membentuk koalisi.
26 Mei 1975 UDT menarik diri dari koalisi dengan Fretilin
11 Agustus 1975 UDT melakukan kup di Dili dan mengambil
kekuasaan dari tangan Portugal.
27 Agustus 1975 Portugal angkat kaki dari Dili.

Kalau bisa saya simpulkan, pisahnya UDT dan Fretilin
dari koalisi terjadi justru 3 bulan sebelum Portugal ngabur dan
2 1/2 bulan sebelum di UDT melakukan kup.
Operasi Komodo masih tetap menjadi tanda tanya besar
buat saya. Apa misinya, apa alasan yg digunakan pemerintah
RI untuk melakukan operasi komodo mengingat Timtim saat
itu masih dibawah kekuasaan Portugal.

Kata2 anda "Fretilin menang" pun menjadi pertanyaan buat
saya mengingat tanggal 24 September 1975 UDT yg
meninggalkan Timtim ke NTT dan membiarkan Fretilin
sebagai penguasa Timtim. Tidak disebutkan adanya perebutan
kekuasaan antara Fretilin dan UDT.
Ini yg jadi tanda tanya buat saya.


>  Silakan baca beberapa buku, dan untuk menjaga keseimbangan tentunya
beberapa
>  buku. Sebetulnya tidak ingin mengingatkan tapi kadang ada saja yg
menjadikan
>  satu buku sebagai primbon.

Irwan:
Saya tadinya mengharapkan rekan2 disini, salah satunya anda,
untuk bisa memberikan masukan2 atau pun gambaran2 berdasarkan
informasi yg anda ketahui baik dari membaca atau pun mendengar
hal2 yg berkaitan dengan Timtim. Hal ini bagi saya jauh lebih efisien
ketimbang harus membaca banyak buku mengenai Timtim mengingat
Timtim bukan bidang saya.
Tentunya akan menjadi kurang pas di milis ini kalau saya menyarankan
untuk membaca buku ekonomi yg bukan bidangnya ketika ada yg bertanya
soal pemikiran ekonomi yg saya sampaikan. Akan jauh lebih
efisien saya menjelaskan secara logika atau pun dengan
memberikan referensi bukunya misalkan menurut Adam Blabla
dalam bukunya "Abcdfg" mengatakan bahwa....dst.
Dengan demikian, tukar informasi dan pengetahuan bisa
berlangsung dengan sehat dan lebih banyak nilai tambahnya.
Betul ngga, bung Jeffrey?....:)

Saya perhatikan anda dan bung Donald sama2 punya cukup
referensi tentang Timtim. Mungkin akan lebih baik bila anda
berdua sama2 mengeluarkan pemikiran2 yg ada.
Saya pribadi cenderung akan menampung semua informasi
(dari kedua sisi) untuk menambah wawasan saya saja.
Kali2 nanti suatu saat ada gunanya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

Kirim email ke