...
>Menurut prediksi saya, tokoh PDI Kwik Kian Gie dan Sabam Sirait
>akan masuk dalam susunan kabinet.
>
>Salam,
>Nasrullah Idris
Yw: Mumpung Gus Presiden belum mengambil keputusan-keputusan,
numpang saya usul sedikit. Mudah-mudahan sampai ke
Gus Presiden yg baru saja dilantik:
1. Jumlah mentri di kabinet, jangan mengekor orde baru,
terlalu banyak; dan juga nggak imbang. Contoh kata,
Departemen Sosial, sama depdagri, ukuran dan nilai
strategisnya jauh beda, tapi sama-sama dimentrikan.
Kenapa kok nggak jadi Departemen Kesejahteraan aja
(yg merangkum BKKBN, Depkes, Depsos, dsb. yg related);
dan seterusnya departemen lain. Ya, hitung-hitung
konsolidasi dan penghematan cost. Kita tahu sendiri,
biaya seorang mentri itu 'lumayan'. Dan kerugian yg
lain, anak SD jadi lebih gampang ngapalin kalo
jumlah mentrinya cuma dikit. ;-)
2. Gaji PNS/TNI/Polri, khususnya yg menengah ke bawah,
ya direformasi tidak ada salahnya (dinaikin barang
100-200% gitu ;-). Jangan mengekor orba. Saya bukan pns
(dan apalagi Tni/Polri), tapi ya, kalo ngeliat mereka
yg ngenes begitu (gajinya), nelangsa juga.
Kalo Gus Presiden bilang: 'Bagaimana pun Habibie adalah
saudara kita juga...' logisnya itu juga bermakna: 'Bagaimanapun
para prajurit kecil yg di jalanan dilempari batu (padahal
sekedar menjalankan tugas dinas), itu juga adalah saudara kita
juga...' (yg perlu bukan sekedar disambangi, tapi ya gajinya
dibikin 'pantas' nggak underpaid kayak sekarang).
Juga ini sekalian nagih janji (yg terlontar via PKB),
dulu PKB bilang, nggak mau sistem 'gaji karaoke'
(gaji kecil, tapi tipnya/sabetannya gede)... yg jelas-
jelas memang sistem nggak bener. Kalo kita tafsirkan
ajaran: "Bayarlah upah mereka (pegawaimu) sebelum
keringatnya mengering" ini tentunya jelas sekali bukan
di bayar secara kurang (underpaid), tapi dibayar secara
cukup.
Udah dulu deh, dua saja cukup nggak usah banyak-banyak.
Ini pun kalo diterima udah sukur banget (karena public
services/layanan masyarakat insya Allah saya bayangkan bisa
jadi lebih baik). Rakyat juga yg senang ujung-ujungnya.
Salam,
Yusuf.