Sangat prihatin mendengar cerita ini, apalagi saya pribadi juga "alumnus non
aktif" Permias LA.
Terus terang mungkin jalan tercepat menyelesaikan ini adalah minta bantuan
perusahaan swasta (forwarder / EMKL), hanya saja tau sendiri ujung-ujungnya
urusan "sogok-menyogok". Jadi selain makan biaya, juga sangat tidak
mendidik, dan seolah kalah tertelan birokrasi korup.
Sebenarnya kalau tau liku-likunya, mestinya waktu dikirim dari LA dulu lewat
jasa shipping "door-to-door". Pengalamannya, hal ini bukannya hanya menjadi
lebih murah, tapi juga nyaris tanpa masalah.
Demikian sekilas masukan...
Budi.-
----- Original Message -----
From: "Ramadhan Pohan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, June 08, 2001 9:53 AM
Subject: Re: Mohon bantuan...
> Tino yang baik,
> Saya prihatin sekali atas kejadian buruknya birokrasi kita. KJRI rupanya
> kurang sakti juga ya (Mungkin perlu KBRI kali). Ini aneh betul. Mestinya,
yg
> ngomong "Surat Menkeu" itu dicatat namanya sekaligus untuk memudahkan
> klarifikasi masalah kelak.
>
> Saya sudah meneruskan persoalan ini ke kolega di Surabaya dan juga
> rekan-rekan di kantor Jawa Pos, supaya ikut mencari tahu sekaligus
berupaya
> memudahkan urusan buku kiriman ini.
> Bukan apa-apa, gara-gara mental dan perilaku gombal birokrat itu, saya
tidak
> ingin orang-orang lain kapok untuk berbuat kebaikan dan hal-hal positip
> seperti pendidikan.
>
> Buat Tino cs, jangan menyerah terhadap persoalan sederhana namun
menyakitkan
> ini. Sikap proaktif pejabat dan birokrat secara umum memang masih jadi
> dambaan belaka.
> Ingat pameo ini kan: Jika masih bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah!
>
> salam,
> ramadhan pohan
> ###
>
>
> >From: [EMAIL PROTECTED]
> >Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
> >To: Recipient List Suppressed:;
> >Subject: [sip2k] Mohon bantuan...
> >Date: Thu, 7 Jun 2001 18:30:42 -0800
> >
> >salam permias,
> >
> >teman-teman, beberapa waktu yang lalu kami dari Los Angeles mengirimkan
15
> >kotak buku [kurang lebih 200 text books bekas] yang rencananya akan
> >disumbangkan ke beberapa universitas di surabaya seperti ITS, petra,
> >universitas negeri surabaya. Dan barang tersebut sudah dilampiri surat
> >pengantar dari KJRI LA menjelaskan bahwa buku-buku tersebut berupa
> >sumbangan.
> >
> >Tapi apa daya, buku-buku nyangkut di Tanjung Perak [sejak minggu lalu]
dan
> >kata bea cukai jakarta, barang hibah harus mendapatkan rekomendasi dari
> >menteri keuangan [?].
> >
> >saya sendiri sampai kaget sekali, ternyata birokrasinya sampai selevel
> >menteri! wah ternyata susah sekali yach "memintarkan bangsa sendiri?".
> >
> >so apakah ada teman-teman yang bisa memberikan rekomendasi untuk
memecahkan
> >masalah ini?
> >
> >salam,
> >tino
> >PS: saya sampaikan email teman saya salah satu representative dari
> >universitas yang akan menerima sumbangan buku-buku tersebut.
> >+++++++
> >
> >kembali ke soal barang kita di gudang surabaya.
> >aku sudah coba kontak Jakarta and dijelaskan kalo untuk barang hibah kita
> >harus minta surat dari menteri keuangan (?) and dari temenku aku juga
> >diberi tahu emang seperti itu prosedurnya and tempo lalu ada dapat
> >bantuan dari luar untuk obat obatan mereka harus ke departemen kesehatan,
> >sosial dan sebagainya untuk pembebasan bea. so memang ruwet gitu untuk
> >barang hibah.
> >
>
> _________________________________________________________________
> Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com
>