BERITA : kota
13/08/03

MUI Minta Pembatalan ”Bandung Festival 2003”

http://www.pikiran-rakyat.com/kota2.php?id=8049

 

BANDUNG, (PR).-
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, pimpinan pondok pesantren, dan pengurus masjid se-Kota Bandung meminta Kapolwiltabes Bandung dan aparat terkait membatalkan penyelenggaraan acara "Bandung Festival 2003" yang menurut rencana akan berlangsung di Gelora Saparua, Rabu ini (13/8) pukul 17.30 WIB.

Alasannya, penyelenggaraan acara tersebut terbukti menimbulkan keresahan di kalangan kaum Muslimin sehubungan ada bukti-bukti awal yang diduga kuat sebagai kegiatan mengarah pada pemurtadan terhadap umat Islam. Pembatalan acara tersebut diharapkan dapat melestarikan situasi kondusif hubungan antarumat beragama di Kota Bandung serta demi ketertiban dan keamanan masyarakat.

Selain itu, MUI Kota Bandung meminta Kapolwiltabes Bandung, Departemen Kesehatan RI, Imigrasi Bandung, dan instansi terkait untuk memeriksa Peter Youngren dan pihak panitia sehingga dapat diketahui secara jelas status dan legalitasnya. Apakah Peter memperoleh izin dari Depkes RI dan sesuai dengan visa yang dimilikinya?

Demikian dikemukakan oleh Drs. K.H. Agus Syihabuddin, M.Ag., kepada pers di Bandung, usai mengikuti rapat khusus di Kantor MUI Kota Bandung Jln. Sadang Serang Bandung, Selasa (12/8) malam.

Seraya mengutip hasil notulen rapat, K.H. Agus Syihabuddin mengatakan bahwa acara "Bandung Festival 2003" tampaknya tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan acara sejenis di aula timur kampus ITB, beberapa waktu lalu, yang telah menggiring hadirin pada proses pemurtadan dari agama Islam.

"Acara Bandung Festival 2003 ini disebarkan melalui brosur dan iklan yang mengandung kalimat terselubung dan penuh tanda tanya, yang diprotes oleh ormas-ormas Islam, lembaga dakwah, dan DKM. MUI Kota Bandung menilai penyelenggaraaan acara ini mengandung banyak pertanyaan yang meresahkan kaum Muslimin," tutur K.H. Syihabuddin.

Dalam rapat yang berlangsung maraton sejak petang itu, dihasilkan juga kesepakatan untuk bersilaturahmi ke Mapolwiltabes Bandung pada Rabu pagi, serta menyelenggarakan acara tablig akbar dan konsolidasi umat bertema "Merapatkan Barisan dan Mempererat Ukhuwah Islamiyah" di Masjid Pusdai Jabar, Rabu pukul 15.15 WIB.

Rencananya, tablig akbar akan diikuti oleh ribuan umat Islam dari berbagai ormas, lembaga dakwah, pondok pesantren, dan DKM se-Bandung Raya. Selain itu, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Bandung akan mengadakan aksi unjuk rasa di arena Gelora Saparua, Rabu (13/8) sore ini.

Menelusuri

Sementara itu, Kepala Bagian Reserse Kriminal (Kabag Reskrim) Polwiltabes Bandung AKBP Drs. Masguntur Laope, S.H., mengatakan bahwa pihaknya terlebih dahulu akan menelusuri jalannya kegiatan tersebut. "Jika memang terbukti mereka itu melakukan tindak pidana serta hal-hal yang dapat menganggu kekondusifan Kota Bandung, tentu kita tidak akan tinggal diam. Yang jelas, kita memerlukan bukti-bukti kuat yang menerangkan bahwa seluruh atau sebagian kegiatan tersebut melanggar," tegasnya.

Sampai saat ini, lanjutnya, pihaknya belum menemukan hal-hal ganjil dari pelaksanaan kegiatan tersebut. "Oleh karena itu, kami meminta masyarakat -- terutama yang menolak berlangsungnya kegiatan tersebut -- untuk terlebih dahulu menyerahkan bukti-bukti, jangan cuma ngomong. Setelah menerima bukti tersebut, tentu dengan senang hati kita akan coba menelisik sebelum mendedahnya, termasuk pertanyaan akan izin Departemen Kesehatan dan legalitas visa yang dimiliki Peter," tuturnya.

Menyinggung soal niat MUI untuk bersilaturahmi ke mapolwiltabes pagi ini, Masguntur menyatakan kegembiraannya. Dengan terbuka, pihaknya akan menerima kehadiran delegasi itu, berapa pun jumlahnya. "Ya, kita akan tampung kritik, keluhan, atau apa pun yang akan mereka sampaikan seraya memerintahkan petugas mengecek ke lapangan. Seperti saya katakan tadi, kalau toh memang terjadi tindak pidana, kita akan langsung proses. Bahkan, bisa saja kegiatan yang direncanakan berlangsung 4 hari itu langsung kita hentikan," tandasnya ketika dihubungi "PR" melalui HP-nya, Selasa (12/8) malam.

Aa Gym tidak tahu

Sementara itu, salah seorang pengurus MUI Kota Bandung, Ustaz Abu Syauqi mengatakan bahwa di tengah masyarakat tersebar informasi bahwa penyelenggaraan acara tersebut sudah diketahui oleh K.H. Abdullah Gymnastiar. Padahal, kenyataannya, Aa Gym tidak tahu-menahu dan merasa keberatan dengan penyelenggaraan acara tersebut.

"Dalam rapat tadi, kami sudah memeroleh penjelasan dari pengurus Pesantren Daarut Tauhiid (DT) yang menyebutkan K.H. Abdullah Gymnastiar tidak pernah tahu dan keberatan dengan diadakannya acara tersebut," ujar Abu Syauqi.

Pjs. Kahumas Yayasan Daarut Tauhiid, Ahmad Arief, S.Sos., menjelaskan bahwa beberapa hari lalu sempat datang orang yang mengaku panitia Bandung Festival 2003. Mereka bermaksud menemui K.H. Abdullah Gymnastiar. "Yang menemui itu staf dan tidak ada perjanjian atau kesepakatan apa pun. Kami tidak tahu-menahu soal acara itu," ujar Ahmad Arief.

Protes juga diungkapkan Pimpinan Daerah Pemuda Persatuan Islam (Persis) Kota Bandung. Mereka meminta aparat Polri dan instansi terkait untuk bertindak tegas terhadap segala bentuk pelanggaran peraturan, termasuk soal pelanggaran dalam tata-cara menyebarkan ajaran agama dengan kamuflase berbentuk kegiatan sosial atau pengobatan.

Pemuda Persis menolak segala bentuk usaha pemurtadan terhadap umat Islam. Ia mengajak kepada masyarakat Muslim untuk tidak terjebak berpartisipasi pada kegiatan "Festival Bandung 2003", karena acara tersebut merupakan suatu bentuk pemurtadan dari agama Islam.

Selain itu, mereka mengimbau kepada ormas dan OKP Islam serta warga Kota Bandung untuk secara proaktif mencegah kehadiran umat Islam pada acara tersebut dan menyikapinya secara lebih dewasa serta jernih demi terwujudnya Kota Bandung yang genah merenah tur tumaninah. Mengajak kepada ormas dan OKP Islam serta lembaga keislaman lainnya untuk merapatkan barisan demi melawan kemungkaran dan pemurtadan yang dilakukan oleh kaum kafir.

Imbauan yang senada juga disampaikan oleh Yayasan Pembina Masjid Salman ITB. Diserukan kepada seluruh kaum Muslimin untuk waspada dan berhati-hati terhadap acara-acara yang berindikasikan pemurtadan dari agama Islam. Acara-acara tersebut umumnya berupa kegiatan penampakan keajaiban atau mukjizat. Padahal, diketahui bersama bahwa mukjizat hanyalah milik para nabi dan rasul serta karomah itu hanyalah dikaruniakan kepada para wali shaleh kekasih Allah SWT.

Oleh karena itu, apabila ada kejadian pemberian mukjizat oleh manusia biasa yang bahkan tergolong kufur, itu bisa disimpulkan sebagai kegiatan sihir atau khurafat yang dibantu oleh jin kuffar.

Ir. Stendy Watumena mengimbau umat Islam untuk tidak menghadiri acara pemurtadan berkedok pengobatan. Janganlah karena ingin sembuh, tetapi menukarkan agama Islam dengan agama lain. "Di kalangan umat Islam, masih banyak orang pintar yang bisa berikhtiar mengobati sesuai cara-cara Islam. Jika Anda memenuhi undangan tersebut, penyakit belum tentu hilang, yang jelas akidah Islam Anda bisa jadi hilang. Setidaknya akan ternodai," kata Stendy Watumena.

Berkaitan dengan pemuatan iklan di media cetak dan elektronik, Stendy Watumena mengimbau agar lebih selektif dan jeli. Kepada Kanwil Depag dan instansi terkait, hendaknya menegakkan peraturan tentang cara-cara penyebaran agama. Sementara itu, "PR" mencoba mencari konfirmasi kepada panitia Bandung Festival 2003, namun tidak diketahui sekretariatnya. (A-44/A-125)***


Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Kirim email ke