--- In [EMAIL PROTECTED], RG Nur Rahmat <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> Kalau ditanya Tuhan ada berapa yah memang hanya satu, tapi Tuhan 
itu siapa sebenarmya? Seperti anda punya tetangga di ujung jalan, 
teman-teman anda di kompleks juga tahu ada tetangga di ujung jalan 
rumah anda, tapi siapa sebenarnya dia itu? Apakah dia kejam? baik 
hati? punya anak? tuan rumah bukan hanya satu? Siapa namanya? Ini kan 
tidak akan diketahui kalau tetangga itu tidak memberikan jati dirinya 
(mewahyukan).
>  

bacalah ini:

ALLAH IS GOD

Seorang anak Amerika, rajin ke sekolah minggu dan berdoa 
kepada `God.' Sekali waktu ia heran ketika temannya di Public School 
yang keturunan Arab dan pakai kerudung berdoa kepada `Allah.' Ia 
mulai menerima persepsi yang terdistorsi bahwa sesembahan orang 
Kristen itu namanya `God' dan sesembahan orang Islam itu 
namanya `Allah. Di lain waktu ia pindah bersama ayahnya yang diplomat 
yang ditugaskan ke Siria, ia bingung karena sekarang temannya yang 
orang Siria Kristen membaca Alkitab Peshita (Aram) dan berdoa 
kepada `Alaha', dan ketika ayahnya dipindah ke Arab Saudi, ia melihat 
temannya anak Arab Kristen yang membaca Alkitab bahasa Arab juga 
berdoa kepada `Allah' seperti temannya anak Arab-Islam yang berdoa 
kepada `Allah.' 

Dalam kedewasaannya, si anak mulai menyadari bahwa `Allah' itu 
ternyata sama dengan `God', apalagi setelah ia menginjak dewasa dan 
sering berkunjung ke Eropah ia melihat di sana orang Islam dalam 
percakapan juga sering menyebut `Allah' sebagai `God, Gott atau Dieu' 
juga. Tetapi kemudian ia menyadari bahwa sekalipun kedua teman Arab 
(yang Islam dan yang Kristen) itu sama-sama menggunakan nama `Allah' 
(atau God) ternyata maksudnya beda juga.

Pengalaman yang sama dialami banyak orang, namun di balik kedewasaan 
wawasan si anak yang diceritakan di atas, ternyata banyak juga orang 
yang masih berada dalam kutub ekstrim, disatu kutub ada sikap `allah-
mania' yang menganggap bahwa nama `Allah' itu monopoli milik orang 
Islam (seperti di Malaysia), dan di kutub lain ada sikap `allah-
fobia' yang alergi berat terhadap nama itu. Bagaimana sebenarnya 
perkembangan nama itu?

Nama `El' dengan variasinya Elohim & Eloah sudah digunakan sebagai 
nama diri maupun sebutan sejak kitab pertama Alkitab (Kejadian 1, 
nama Yahweh baru diturunkan kepada Musa dalam Keluaran 6:1-2) dan 
dipercayai oleh keturunan Adam khususnya keturunan Sem (anak Nuh) 
yang menghasilkan rumpun Semit, rumpun Semitik ini menurunkan 
keturunan Ibrani, Arabi, Arami, dan banyak suku-suku di sekitar 
Palestina. Suku bangsa Arab terdiri dari empat jalur, yaitu: (1) 
keturunan Sem (rumpun Semitik) melalui anak bernama Aram (Yahudi = 
keturunan Arphaksad); (2) keturunan Eber, yaitu melalui anaknya 
Yoktan (Yahudi = keturunan Peleg); (3) keturunan Abraham melalui 
Hagar (Ismael) dan juga (4) Keturah (Yahudi = keturunan Sara). Jadi 
orang Arab itu juga orang Semitik (keturunan Sem), Ibranik (keturunan 
Eber), dan juga Abrahamik (keturunan Abraham) sama halnya dengan 
orang Yahudi.

Dalam keturunan ini nama `El' itu berkembang dalam dialek-dialek 
lokal menjadi `Il, Ilu, Ilum' dan `Ila, Ilah, Elah', dan khususnya di 
kalangan suku-suku berbahasa Arab `El' itu disebut dalam dialek Arab 
sebagai `Allah' (al-ilah) dan di kalangan suku Aram Siria 
disebut `Alaha' (alah-ha). Kata sandang definitif `al' (Arab) di 
tulis didepan dan `ha' (Aram-Siria) di tulis di belakang. Dalam 
bahasa Ibrani dan Yunani, kata sandang ini tidak lazim dipakai untuk 
menyebut Tuhan. Ensyclopaedia Britannica menulis:

"Allah (Arabic: "God"), the only God in the religion of Islam. 
Etymologically, the name Allah is probably a contraction of the 
Arabic al-ilah, "the God." The name's origin can be traced back to 
the earliest Semitic writings in which the word for god was Il or El, 
the latter being an Old Testament synonim for Yahweh. Allah is the 
standard Arabic word for "God" and is used by Arab Christians as well 
as by Muslims." (di bawah kata `Allah').

Di kalangan suku-suku berbahasa Arab, nama `Allah' itu adalah nama 
diri dan generik Tuhan. Dan sebelum ada Islam, jauh sebelumnya, orang 
yang berbahasa Arab yang menganut agama Yahudi maupun Kristen sudah 
menyebut `El' dalam dialek Arabnya yaitu `Allah.' Di kalangan orang 
Arab yang tidak menganut agama Yahudi dan Kristen, mereka masih 
menyebut `El' monotheisme Abraham dalam dialek Arab sebagai `Allah,' 
ini dilakukan oleh kaum Hanif/Hunafa.  

"Gagasan tentang Tuhan Yang Maha Esa yang disebut dengan nama Allah, 
sudah dikenal oleh bangsa Arab kuno. . . . Kelompok keagamaan lainnya 
sebelum Islam adalah Hunafa (tngl.hanif), sebuah kata yang pada 
asalnya ditujukan pada keyakinan monotheisme zaman kuno yang 
berpangkal pada ajaran Ibrahim dan Ismail. . . . Hanif. . . . 
digunakan dalam al-Quran dengan pengertian "orang yang mengikuti 
keyakinan monotheisme." Sebuah kata sifat yang ditujukan oleh al-
Quran terhadap Nabi Ibrahim dan terhadap mereka yang sebelum masa 
Islam menjaga kemurnian dan kelurusan naluri-naluri keagamaan mereka 
dan sama sekali tidak terlibat dalam tradisi paganisme dan 
politheisme. Mereka yang tergolong hunafa antara Nabi Ibrahim dan 
Nabi Muhammad terdapat sejumlah generasi Ibrahimiyyah dan 
Isma'illiyah." (Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, h.50-51,124).

Agama Islam masuk Indonesia pada abad-13 dan dari ratusan tahun 
kehadiran bahasa Arab di Indonesia, menurut Kamus Besar Bahasa 
Indonesia, 1.495 kata Arab (termasuk Allah) diterima sebagai kosa 
kata bahasa Indonesia (juga 3.280 kata Belanda dan 1.610 kata 
Inggeris). 

"Jauh sebelum kehadiran agama Islam, orang Arab yang beragama Kristen 
sudah menggunakan (baca: menyebut) allah ketika mereka berdoa kepada 
el, elohim, eloah. Bahkan tulisan-tulisan kristiani dalam bahasa Arab 
pada masa itu sudah menggunakan allah sebagai padan kata untuk el, 
elohim, eloah. Sekarang ini, allah tetap digunakan dalam Alkitab 
bahasa Arab, baik terjemahan lama (Arabic Bible) maupun terjemahan 
yang baru (Today's Arabic Version). . . . Dari dahulu sampai 
sekarang, orang kristen di Mesir, Lebanon, Iraq, Indonesia, Malaysia, 
Brunai, Singapura dan di berbagai negara di Asia serta Afrika yang 
dipengaruhi oleh bangsa Arab, terus menggunakan (baca: menyebut) kata 
allah – jika ditulis biasanya menggunakan huruf kapital "Allah" untuk 
menyebut Pencipta Alam Semesta dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, 
baik dalam ibadah maupun dalam tulisan-tulisan." (Daud Susilo, Forum 
Biblika, LAI, No.8/1998, h.102).

Agama kristen masuk ke Indonesia sejak abad-16. Karena nama `Allah' 
sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia dan digunakan oleh orang 
Arab Kristen, maka tepat kalau LAI menggunakannya sebagai padan 
kata `El, Elohim, Eloah' maupun `Theos' karena kata ini bukan 
terjemahan melainkan perkembangan dialek yang asli, ini berbeda 
dengan kata `God' yang adalah terjemahan.

"Dalam terjemahan bahasa Melayu dan Indonesia, kata `Allah' sudah 
digunakan terus menerus sejak terbitan Injil Matius dalam bahasa 
Melayu yang pertama (terjemahan Albert Corneliz Ruyl, 1629). Begitu 
juga dalam Alkitab Melayu yang pertama (terjemahan Melchior 
Leydekker, 1773) dan Alkitab Melayu yang kedua (terjemahan 
Hillebrandus Cornelius Klinkert, 1879) sampai saat ini." (Susilo, 
ibid). 

Memang, kemudian ada kelompok fundamentalis Islam di Malaysia yang 
melarang penggunaan nama `Allah' dalam Alkitab Kristen, untuk ini 
Olaf Schumann, yang pernah 3 tahun memperdalam Islam di Universitas 
Al-Azhar Mesir, menjelaskan:

"diakui pula dalam Al-Quran sendiri dimana Nabi Muhammad dalam 
percakapan dengan orang Kristen dan Yahudi menggunakan pula 
kata `Allah' dan dengan sendirinya dicatatlah dalam buku suci umat 
Islam itu bahwa orang Yahudi dan Kristen menggunakan kata yang sama. 
Dalam tradisi Islam berbahasa Arab pun tidak pernah dipersoalkan 
bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen menggunakan istilah yang sama 
dengan orang Islam untuk menyatakan Dia yang menjadi tujuan ibadah 
dan amal mereka. Mempersoalkan hal ini merupakan gejala yang baru 
yang  bertentangan dengan Alquran, dan karena itu semestinya disebut 
sebagai bidat. Bidat itu muncul umpamanya di Malaysia di mana 
pemerintah federal dan beberapa pemerintah negara bagian sejak tahun 
1982 melarang orang bukan Islam menggunakan kata Allah dan beberapa 
kata Arab lainnya. Orang-orang yang membujuk pemerintah Malaysia 
untuk tindakan itu sebenarnya jahil terhadap agama Islam dan tradisi 
ajarannya yang bersumber pada al-Quran dan Sunna nabi Muhammad" 
(Keluar dari Benteng Pertahanan, BPK-GM, h.175).

Lalu, apakah itu berarti bahwa `Allah' Kristen sama dengan `Allah' 
Islam? Untuk ini kembali Schumann menulis: "yang menjadi masalah 
ialah soal dogmatika atau `aqida', sebab ke tiga agama surgawi 
(samawi) itu mempunyai faham dogmatis yang berbeda mengenai Allah 
yang sama, baik hakekatnya maupun pula mengenai cara pernyataannya 
dan tindakan-tindakannya." (Schumann, h.177)

Perlu disadari bahwa ketiga agama Samawi (Yahudi, Kristen, Islam) 
menyembah oknum `Allah' (El) yang sama tetapi berbeda dalam 
dogmatika/aqidah yang dipercaya mengenai Allah itu. Sebagai 
contoh, `El' (bahasa Ibrani) Yahudi sama dalam oknum tetapi berbeda 
dalam pengajaran dengan `Theos' Kristen (bahasa Yunani). Agama Yahudi 
mendasarkan wahyunya perjanjian pada Abraham, Ishak, dan Yakub 
(berdasar Alkitab PL), tetapi agama Kristen menambahkannya dengan 
penggenapan wahyu perjanjian baru dalam Tuhan Yesus Kristus (berdasar 
Alkitab PB), ini ditolak Yahudi. Demikian juga wahyu perjanjian yang 
dipercayai Islam (berdasar al-Quran) tidak dipercayai oleh Yahudi & 
Kristen. Perayaan Idul-Adha menunjuk pada `El/Allah' 
dan `Abraham/Ibrahim' yang sama tetapi menghasilkan kepercayaan 
berbeda mengenai siapa yang dikorbankan, Ishak atau Ismail? Allah 
(El,Theos) yang sama tidak mesti menghasilkan pengajaran/aqidah yang 
sama tergantung `wahyu perjanjian' yang dianggap benar dan dipercayai 
oleh masing-masing. 

Perlu disadari bahwa sejarah bangsa dan bahasa Arab sudah ribuan 
tahun jauh lebih tua dari kehadiran masa jahiliah (beberapa abad 
sebelum abad-7) dan masa Islam (abad-7, yang pada masakini dianut 
sebagian besar orang Arab). Bila kita menyadari hal itu, banyak 
kesimpang siuran dan ketidak mengertian soal nama `Allah' bisa 
dihilangkan, sebab bagaimanapun, nama `Allah' (bhs. Arab) is `God' 
(bhs. Inggeris & Belanda) yang adalah `El' (bhs. Ibrani) dan `Theos' 
(bhs. Yunani). 



Salam kasih dari Redaksi www.yabina.org 







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih 
Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppiindia.shyper.com
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke