----- Original Message ----- From: "Mas Bagong" <[EMAIL PROTECTED]> To: <ppiindia@yahoogroups.com> Sent: Thursday, June 23, 2005 4:49 PM Subject: Re: [ppiindia] Re: Dikuras Asing (tanggapan untuk Mas Bagong alias DG) (tanggapan balik)
Mas Bagong, Coba direview berbagai tanggapan maupun komentar saya, tidak satu pun yang mempertanyakan pergulatan anda dilapangan minyak atau siapapun yang coba berpendapat tentang PERTAMINA dan Migas. Saya coba mengembalikan satu lontaran pernyataan mas Bagong (yang seolah-olah) hanya orang yang berkubang dilapangan MIGAS yang memiliki kapasitas berpendapat tentang MIGAS dan PERTAMINA. > Bang Yopie: > Kalau anda bertanya apakah saya pernah di lapangan minyak, maka saya > jawab bahwa saya sudah pernah bekerja di berbagai lapangan minyak, > mulai dari Prabumulih SUmsel, Asamera bahkan hingga di Handil > Kaltim... Pernah di pertambangan emas mulai dari Freeport di Irian > hingga eksplorasi di Lhok SUkon Blang Kejeren... Pernah kerja di > pengeboran geothermal mulai dari masa jaya geothermal hingga hancurnya > proyek geothermal saya ngalami... > Jadi saya bekerja untuk berbagai perusahaan mulai dari yang sangat > profesional dengan sistem HSE yang bagus hingga perusahaan yang > 'ceng-ceng-po' alias sekedar proyek 'money-laundering'.... > > Makanya untuk mengubah mental adalah dengan membangun sebuah sistem dan > > mekanisme kontrol (memangnya perubahan itu datang dari langit), dimana > > publik bisa terlibat dalam proses pengontrolan tersebut. Cara-nya dengan > > membentuk satu komisi dari berbagai latar belakang disiplin ilmu (NGO, > > Akademisi, Birokrat), Komisi ini bisa bersifat permanen atau pun ad-hoc yang > > disesuaikan dengan kebutuhan. Tapi semuanya tergantung dari POLITICAL WILL > > dab GOOD WILL pemerintah untuk menyehatkan PERTAMINA. > > > DG: masalahnya apakah dengan kondisi pertamina sekarang ini akan > efektif? Artinya bisakah pertamina ini nanti mensejahterakan rakyat? > Lihatlah berita terakhir mengenai tumpahan minyak pertamina di Jambi, > bagaimana mereka tidak profesional dalam bidang HSE mereka...Ini baru > contoh kecil mas.... Kalau mau diberikan pun sekarang, saya khawatir > sepanjang sistemnya masih kaya begini, ya malah ngabis-ngabisin duit > dan nambahin utang negara...(ujung-ujungnya pajak pendapatan dinaikkan > lagi nih...) Tolong anda baca pendapat saya diatas (yang berada tepat diatas pendapat anda ini). Saya mengatakan dengan jelas bahwa harus dilakukan perombakan sistem dan mekanisme untuk mengontrol kinerja dan manajemen PERTAMINA. Baca dong mas.... (jangan asal nanggapi doang....) > > > > > Paling aman ya akhirnya seleksi alam, siapa yang efektif dan efisien, > > > akan menang... Toh yang paling penting adalah hasil ini kembali ke > > > rakyat Indonesia ya nggak? Namun rela nggak tuh kita melihat seperti > > > ini? Melihat Pertamina mati kehabisan darah karena harus bertempur > > > melawan raksasa-raksasa? > > > Makanya efisiensi dan efektifitas adalah kunci dasar untuk mengurai > > > benang ruwet perusahaan ini... (PLUS kemauan dan kemampuan berbuat > > > jujur serta rela berkorban ...walah idealis amat!) > > > > Pendapat anda sangat ambigu, manakala disatu sisi anda menginginkan dan > > tidak rela kalau PERTAMINA mati dan kehabisan darah karena harus bertempur > > melawan maskapai-maskapai raksasa pertambangan. Sementara disisi lain anda > > tidak resisten terhadap kebijakan pemerintah yang memberikan ladang-ladang > > migas Indonesia disedot maskapai-maskapai pertambangan Internasional. Untuk > > itu, pemerintah Indonesia harus segera didesak agar menjalanakan program > > industrialisasi nasional, atau yang lebih ekstrim lagi : NASIONALISASI... > > Berani kah pemerintah indonesia? > > > DG: Nasionalisasi? Yah mas, sekarang ini bukan masa BK yang demikian > mudah menasionalisasi perusahaan orang... Itu sebuah pernyataan dari saya buat pemerintah sebagai sebuah solusi ektrem dalam mengatasi berbagai persoalan kebangsaan. Why not? Lihat perkembangan terakhir di Venezuela dan Bolivia. Saat Presiden Hugo Chavez dengan dukungan rakyat Venezuela dengan tegas dan lugas mengecam praktek kebijakan Ekonomi dan Politik USA, dan menolak program Privatisasi yang diajukan IMF dan Bank Dunia. Salah satu kebijakan Hugo Chavez yang akan segera dijalankan adalah menasionalisasi semua aset-aset asing. Lihat juga bagaimana rakyat di Bolivia yang mendesak Pemerintah-nya untuk menasionalisasi Perusahaan pertambangan seperti Repsol, British Petroleum, Total Fina, Enron, Shell, Petrobras dan lainnya. Kesimpulannya : Program Nasionalisasi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin di masa sekarang. > >Bayangkan anda punya sebuah > perusahaan dan anda habiskan jutaan dolar untuk investasi lalu > mendadak orang datang dan mengambil alih begitu saja? Yang bener aja? Pendapat anda diatas ini yang paling menggelitik buat saya......... Apakah kekayaan ALAM Indonesia yang dieksploitasi tidak sebanding dengan Investasi jutaan dollar tersebut? Apakah mereka bisa berinvestasi dan melipatgandakan keuntungan tanpa didukung cadangan MIGAS yang terkadung didalam perut bumi Nusantara? Logika sederhananya begini (biar anda dapat mencernanya) : Perusahaan asing membawa "MODAL" dan Pemerintah Indonesia memberikan Sumber Daya Alamnya. Sampai disini Logikanya "IMPAS". Selanjutnya, siapa yang harus menanggung beban kerusakan daya dukung lingkungan (darat dan laut) pasca penutupan tambang? Berapa dana yang harus dikeluarkan untuk merehabilitasi kerusakan lahan disekitar areal eksploitasi pertambangan? Pengalaman selama ini dari berbagai operasi pertambangan (bukan hanya MIGAS) membuktikan bahwa keuntungan yang masuk ke KAS pemerintah Indonesia dari total produksi pertambangan sangat minim. Kasus Freeport di Papua, Inco di Soroako, Caltex di Riau, Newmont di Minahasa dll memberi gambaran potret buram dunia pertambangan di Indonesia. Ternyata pertambangan tidak membawa manfaat yang berarti buat rakyat Indonesia, apalagi buat masyarakat disekitar lokasi pertambangan. Tapi mungkin berbeda pandangan dengan "orang-orang Indonesia" yang tercatat sebagai karyawan Perusahaan pertambangan, yang mendapat berbagai fasilitas penunjang kehidupan duniawi. Anda mungkin salah satu-nya..... Ini Perspektif pertambangan secara umum untuk MENJAWAB LOGIKA INVESTASI YANG ANDA SAMPAIKAN. > APakah orang harus ke lapangan minyak untuk berbicara minyak? > > > Sebaiknya begitu, dengan demikian dia tahu 'jurus-jurus' yang harus > > > dimainkan... > > > > Itu urusan negosiator untuk merekrut para ahli atau tekhnisi pertambangan! > > Tapi pertanyaan anda kan mengarah pada satu titik bahwa : hanya orang-orang > > yang pernah bekerja dilapangan minyak-lah yang boleh berkomentar tentang > > Migas secara umum dan Pertamina secara khusus. Saya yang tidak pernah > > bekerja dilapangan minyak tidak boleh berkomentar. Emangnya PERTAMINA milik > > nenek moyang orang-orang yang pernah bekerja dilapangan minyak? > > Ini cuplikan pertanyaan anda : Pernahkan anda bekerja di lapangan minyak? > > Kalau sudah pernahkah membandingkan antara PERTAMINA dengan perusahaan lain? > > > DG: saya tidak melarang orang bicara mengenai migas, tetapi kalau > berpendapat mbok ya yang logis dan rasional bukan emosional dengan > alasan 'nasionalisme'... Yang tidak logis dan rasional itu siapa? Anda menyampaikan pendapat dalam persfektif tekhnokrasi. Tapi tidak menyentuh aspek Sosiologis dan Antrologis ketika berbicara Pertambangan. Apakah ketika perusahaan pertambangan akan menentukan titik eksplorasi sampai proses eksploitasi tidak menyentuh aspek sosiologis dan antropologis??? Saya kira orang-orang seperti anda hanya dibutuhkan saat proses eksploitasi dan produksi saja... tapi tidak saat merumuskan AMDAL-nya....he....he.......Just Kidding. Penolakan saya TIDAK berpijak pada sisi NASIONALISME SEMPIT, melainkan dari sisi yang ideologis yakni PENOLAKAN TERHADAP AGENDA-AGENDA NEOLIBERALISME............. > Nasionalisme itu adalah bangga memakai produk dalam negeri sehingga > produk sendiri akan tetap terpakai... COba anda lihat berapa banyak > orang yang bangga pakai produk pertamina? Saya pakai PrimaXP untuk > kendaraan saya, malah dicemooh orang karena dia pakai Top ONe, anehnya > saat bicara mengenai nasionalisme, ialah orang yang paling > meledak-ledak bicaranya... > Kebanggaan dan nasionalisme harus diterapkan pada sesuatu yang nyata > dan memberikan kontribusi riil pada keadaan masyarakat kita... > Mengapa saya pakai inisial? SUpaya yang lain penasaran siapa sih saya ini..... > -- > DG > > > *************************************************************************** > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org > *************************************************************************** > __________________________________________________________________________ > Mohon Perhatian: > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; > 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] > 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] > 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] > > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > > *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/