Mas Bobby, Saya berpikir, manusia memang seharusnya berpikir ideologis untuk memamah setiap kehidupan. Berpikir Idiologis tak membuat seseorang terperangkap terhadap yang sifatnya subjektif dan generalisir. Dia memandang sesuatu dengan frame yang sudah jelas. Saat, Poso terjadi, saya waktu itu benar-benar blank. Masih menjadi mahasiswa baru yang tidak tahu apa-apa. Pemberitaan di media masa begitu simpang siur. Adakah yang benar-benar objektif? kebanyakan menghujat laskar Jihad bukan? Tidak ada yang membuka kasus ini secara terbuka dan transparan, Gus Dur sendiri bahkan mengatakan jumlah korbannya hanya ratusan. Tapi saya melihat jelas bagaimana film Poso dibuat dari kamera amatiran. Saya tak membayangkan betapa hal itu terjadi. Kehancuran yang sangat memilukan, apakah Mas Bobby datang melihat kesana langsung mendata jumlah korban. Tidak bukan? Sama seperti saya. Selain membaca sekelumit berita tertulis saya juga melihat film amatiran itu. Visual lebih bisa membuktikan dibanding tulisan. Apakah film itu berbohong? Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo VS Sabili? Saya jujur katakan mereka jelas memiliki ideologi yang sangat jelas. Ideologi yang berbeda tentunya.Gaya tulisannya juga berbeda. Saya pelanggan sabili sekarang dan penulis lepasnya beberapakali, saya membaca Sabili untuk mengimbangi berita yang lain. Menemukan sudut pandang lain. Protes terhadap Sabili telah berulangkali saya sampaikan pada crew Sabili untuk mengubah gaya jurnalistiknya..saya lebih suka gaya mengajak orang lain berpikir. Kritik itu tanda sayang saya bagi Sabili. Saya berharap mendapat pencerahan, bukan justifikasi. Media sebesar Sabili setara atau mungkin oplahnya lebih banyak dibanding Tempo, Sabili sangat potensial memberikan informasi mencerahkan dan mencerdaskan bagi umat. Mohon maaf beribu-ribu maaf, Mas Bobby, Mas Nizami dan Mas Al Badrun.. kalau boleh saya mengungkapkan mas-mas maaf, mas-mas bertiga memiliki tipikal sama. Justifikasi dulu. Lihatlah postingan kalau dilihat sebenarnya isinya sama. Membalas ejekan dengan ejekan. ^_^ Saya ingin sekali mendapatkan pengetahuan baru atau sebuah sudut lain dari sebuah diskusi bukan umpatan Saya tak mengucapkan Alhamdulillah saat Tibo diekskusi, bukan itu esensinya. Bahwa orang yang bersalah agama apapun harus mendapat balasan setimpal. Fakta Tibo dkk pelaku pembunuh adalah sesuatu yang tak bisa dipungkiri. JIka memang Amrozi benar-benar bersalah dan melakukan pembunuhan, saya sepakat dia juga harus diekskusi. Hanya saja kenyataannya, apakah dia benar-benar pelaku pemboman atau bukan, bagi saya masih kabur. Kekaburan itu 'dipaksa' dipertegas oleh media masa, memang Amrozi benar-benar membunuh. Lihatlah pemberitaannya. Saya yakinkah, jika ada umat Islam bersalah maka umat Islam lain tak mau membelanya. Bukan tidak solider, tetapi dalam agama kami, kebenaran ya kebenaran, kalau salah siapapun itu harus dihukum. Berbeda kasus Baasyir. Saya ingin mengatakan sungguh naif kalau orang percaya bulat-bulat, Abu Bakar Baasyir adalah orang yang terlibat dalam bom Bali. Orang itu bisa jadi tak objektif, tapi telah terkena asupan berita media masa dan beserta propagandanya. . Seperti itu pula ketika kasus pengrebekan Dr Azhari, itu sangat bias dan abu-abu, nggak jelas. Karena media masa mengulang-ulang berita dan ucapan kata teroris dan dikukuhkan pernyataan polisi, jadilah dia seorang teroris. Hanya karena pengulangan kata yang dilakukan media masa mampu mengubah persepsi kita.TERORIS. Apakah ada yang mau bersumpah dengan nama Allah, bahwa dia benar-benar terbukti bersalah? Media masa Mengubah pemikiran kita. Jika media masa luar negeri mengatakan Islam adalah agama teroris maka itu mampu mengubah persepsi orang. Bahwa Islam adalah agama yang dianut para teroris. Itu namanya propaganda negatif ( mirip pembentukan brand image dalam duni promosi), propaganda itu telah membuat mas Bobby memandang negatif terhadap Islam berserta umatnya dan membuat mas Nizami dkk, defensif apologetik agak serampangan. Sekali lagi maaf. Mohon maaf lahir batin. Justifikasi, umpatan, celaan membuka simpul syaraf emosi dan menutup ruang untuk berpikir. Pertanyaannya adalah apakah Anda benar-benar mengenal fakta yang disodorkan dalam lembaran majalah atau koran (termasuk Poso)? Meliputnya sendiri?Melihatnya sendiri? Semua tergantung persepsi peliput di lapang. Peliput sendiri menulis tergantung persepi mereka dan pengetahuan serta kecerdasannya ( baca : wartawan) di lapang. Hasilnya akan dipercantik dan diperhalus redaktur. Diarahkan susunannya oleh pimpinan tertinggi (sidang redaksi) yang disesuaikan visi-misi media masa itu. Berita itu juga dipengaruhi ideologi pemilik modal media masa dimana ia berada. Anda menelan mentah-mentah semua informasi di media masa karena satu alasan, kepercayaan pada media itu. Pertanyaan buat mas Bobby.. apakah Anda benar-benar mengenal Agama Islam, bahkan umat Islam pun banyak yang tak mengenal agama dan sejarah agamanya sendiri? (mungkin saya termasuk juga didalamnya) Bagaimana dengan Anda? Salam, Aris
Robertus Budiarto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mbak Aris, anda ingin diskusi yang enak dan seimbang... bagaimana si Nizami yg sudah saya buktikan sbg maling?? Jelas sekali bahwa anda ini sangat ideologis. Majalah TEMPO, KOMPAS, Media Indonesia.. bagaimanapun tidak bisa dibandingakn dgn SABILI yang sukanya memanas-manasi permusuhan antar agama.. Jelas pula TEMPO, KOMPAS, MEDIA INDONESIA dari redaksi sampai wartawannya beragama macam-macam.. yang jelas SABILI kebanyakan mengajak pembaca membenci agama lain.. menyamakan Kristen dgn Imperialis Bush, tapi kalau Islam disamakan dgn teroris tidak mau, tapi menyamakan agama lain dng barang jelek seenaknya... Maaf.... Mbak Aris, jelas anda sangat ideologis.. Salam Bobby B aris solikhah wrote: Mas BUdi, Lihatlah sumber yang mas baca dan ideologi apa? Koran Tempo memiliki idealisme, begitu pula Kompas, Media Indonesia. Kalau mas membaca Koran Tempo akan menemukan perbedaan kosakata pada surat kabar Republika atau Sabili. ^_^ atau bahkan beda dengan surat kabar Suara Pembaruan atau Sinar Harapan. Media Apa yang Anda baca akan memilih kata atau diksi tergantung sebeberapa kepentigannya sesuai dengan idealisme masing-masing. Bagaimana kalau Anda misalnya membaca semua koran. Saya bersyukur kantor kami berlangganan semua media cetak baik lokal dan Nasional Ada, maka saya jamin seringkali untuk satu berita akan berbeda diksinya. Begitu pula mas Nizami. ^_^. Ini membuat kita kritis dan seimbang, minimal jangan ditelan mentah-mentah.. Jadi jangan saling menyalahkan, tapi perlu ditunjukkan referensinya apa. Sehingga diskusi jadi enak Salam hangat, aris Recent Activity 8 New Members Visit Your Group SPONSORED LINKS Indonesia Cultural diversity God bless Indonesian language course Indonesian language learn Need traffic? Drive customers With search ads on Yahoo! Yahoo! Mail Drag & drop With the all-new Yahoo! Mail Beta Y! Messenger Make free calls Call PC-to-PC worldwide- free! . --------------------------------- Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1¢/min. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links The great job makes a great man pustaka tani nuraulia --------------------------------- Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/