mas Radityo,
pertanyaan mengenai ada/tidaknya bukti sisa-2 tulang atau "fosil" gajah-gajah yang menurut kisah "the year of the elephants" mati sewaktu hendak digunakan untuk menyerbu Mekah ( sekitar 570 M ) memang sudah lama beredar di internet. (1) jawaban teknis dulu: ------------------- (a) anggap kejadian itu benar-2 terjadi seperti versi sejarah islam yang umumnya diangap "baku" saya pikir, tidak begitu mudah mencari atau menemukan sisa-2 tulang-belulang ( jika dianggap sisa-2 ini memang awet dan berada di situ ), karena mungkin saja lokasinya sebetulnya tidak berada di sekitar Ka'bah. Tidak ada informasi akurat yang mengatakan, ketika burung-burung Ababil datang, pasukan Abrahah berada pada radius berapa kilometer dari Ka'bah? (b) tidak semua tulang/sisa makhluk hidup otomatis akan berubah menjadi fosil sehingga di "abadikan" oleh alam. Ada persyaratan-2 nya agar tulang belulang ( atau batang pohon misalnya ) bisa berubah menjadi fosil: <http://www.zoomschool.com/subjects/dinosaurs/dinofossils/Fossilhow.ht ml> Most animals did not fossilize; they simply decayed and were lost from the fossil record. Paleontologists estimate that only a small percentage of the dinosaur genera that ever lived have been or will be found as fossils. *** Ada juga sebagian muslim yang tetap meyakini kebenaran Al-Qur'an ( isi surat Al-Fiil ) yang - menurut tafsir - berkaitan dengan kisah serangan raja Abrahah di atas - tetapi meragukan kebenaran tafsir versi mapan tersebut, lalu mencoba membuat teori "rekonstruksi" sejarah yang berbeda. Misalnya tulisan yang link nya saya kutip di bawah ini me"nyaran"kan tafsir lain, yaitu bahwa apa yang disebut sebagai "Ashabul Fiil/The people of the Elephant" itu tidak ada hubungannya dengan Abrahah, tetapi mungkin berkaitan dengan peristiwa lain ( masih di timur tengah ), tetapi di tempat yang lain dan di waktu/tahun yang lain. <http://www.free-minds.org/articles/history/petra.htm> (c) soal arkeologi saya sependapat dengan anda. Islam itu (seharusnya) agama yang memandang penting/perlu upaya-upaya pembuktian. jadi kalau ada yang mengusulkan upaya-2 pembuktian arkeologi di semua "situs-2" yang berkaitan dengan kitab-kitab suci, saya rasa itu memang merupakan hal yang harus di lakukan. bahkan jika untuk itu harus membongkar kuburan-2 tokoh-2 yang di anggap "suci" pun untuk diperiksa DNA nya misalnya, bagi saya tidak ada masalah. *** Mengenai sikap pemerintah Saudi ini saya punya pendapat agak "unik". Meskipun pada dasarnya juga pesimis bahwa pemerintah Saudi akan mengijinkan dilakukannya penelitian arkeologi di wilayah Masjidil Haram, dalam hati kecil saya justeru menyimpan harapan yang "aneh" kepada para pengikut madzab Wahhaby. Kalau kita baca sejarah, para pengikut madzab Wahhaby ini karena begitu kerasnya ingin menjaga kemurnian aqidah ummat, sebetulnya "tidak suka" melestarikan apa yang dipandang sebagai "monumen-2 sejarah" di tanah Hejaz, kecuali mungkin hanya Ka'bah dan masjid Nabawy saja. Justeru (sebagian) dari mereka pernah ingin menghancurkan situs-2 yang mereka khawatirkan bisa disalah gunakan untuk berbuat syirik ( termasuk makam Nabi dan mungkin makam bbrp sahabat lainnya ). Hanya dengan upaya keras dari sebagian pemimpin di masa itu-lah, makam Nabi akhirnya tidak jadi mereka hancurkan. Itu artinya apa? artinya Wahhaby tidak memandang sisa jasad Nabi atau sahabat-2 lainnya itu "istimewa", artinya ( seharusya ) boleh diperlakukan sama dengan jasad manusia /muslim lainnya. Itu artinya boleh di ambil sampelnya untuk keperluan penelitian ilmiah - asal tidak dipake ke arah syirik (untuk jimat dsb. dsb. ). But I have not asked their opinion about this. Khusus pandangan mengenai jenazah dan tata cara penguburan jenazah, ajaran untuk menyederhanakan penampilan/tanda kuburan - and if necessary we could abandon/forget the kuburan of our family, jika tanahnya akan di alih fungsikan untuk kepentingan umum - jalan raya misalnya - because they are not important, saya termasuk pengikut madzab Wahhaby 100%. ----( IM )---------------------------------- --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Radityo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Iya bener pak Muchtarom, ini sungguh kabar yang luar biasa. > Berarti pemerintah Saudi mulai membuka diri kepada peneliti > asing untuk menggali-gali peninggalan masa lampau. Dulunya > kan dilarang.... > > Tapi akan lebih heboh lagi kalau disetujui adanya "proyek > abrahah', yaitu penggalian untuk menemukan fosil-fosil > gajah yang dulu ditimpuki bebatuan sama burung-burung > ababil. > > wass, > > rd > > > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "imuchtarom" <imuchtarom@> wrote: > > > > > > kalo ngelihat tulisan mengenai saudi di > > milis indonesia, isu-nya biasanya ya > > yang itu-2 saja, kalo gak soal politik > > global, soal 'polisi syariah' ato soal > > TKI/TKW :) > > > > coba sekali-2 baca isu yang sama sekali > > lain mengenai saudi ... > > > > <http://news.yahoo.com/s/nm/20070423/sc_nm/fossil_fungus_dc> > > > > :-) > > > > ---( IM )------------------------------- > > >