gagasan edward said tentang satu negara untuk dua bangsa
memang tinggal impian.

kenyataan sekarang, pihak israel dan palestina sudah sepakat
dengan solusi dua negara untuk dua bangsa.

almarhum edward said memprotes keputusan yasser arafat yang
menerima solusi itu dengan cara mengundurkan diri dari posisi
sebagai anggota parlemen palestina di pengasingan.

tapi edward said saya kira menelurkan gagasan satu negara
untuk dua bangsa dengan niat ikhlas untuk perdamaian. tak ada
agenda tersembunyi melenyapkan israel pelan-pelan lewat revolusi
demografi. intelektual sekaliber edward said saya kira tak dihinggapi
mentalitas penaklukan semacam itu.

sekarang dengan solusi dua negara untuk dua bangsa, warga
palestina di tanah pendudukan tepi barat dan jalur gaza jelas tak bisa
diakui sebagai warga israel. sebaliknya warga palestina sendiri pasti
tak mau menjadi warga israel. mereka tentu ingin menjadi warga
negaranya sendiri.

"hak pulang" adalah tuntutan palestina atas hak warganya yang dulu tinggal
di wilayah-wilayah sebelum 1948 yang kini sudah menjadi teritori israel.
kebanyakan mereka sudah meninggal, yang masih hidup sudah renta.
tapi anak cucunya masih ada dan tinggal di kamp-kamp pengungsi di
sejumlah negara arab

"hak pulang" masih jadi isu yang diperjuangkan palestina. problemnya
rumit. kalaupun boleh pulang, bagaimana status mereka? bersediakah
keturunan warga palestina itu menjadi warga israel? israel sendiri tentu
bukan tak berpikir tentang  revolusi demografi yang ada di kepala kaum
anti israel. selama tak ada basis kepercayaan dan kejujuran pada
keduabelah pihak, perdamaian masih akan jauh terwujud di timur tengah.

jangan lupa, negara-negara arab ikut bertanggungjawab atas terciptanya
gelombang pengungsi 1948. dulu mereka yang perintahkan warga arab
meninggalkan kampung-kampungnya di pedalaman palestina dengan
alasan akan segera menggempur balik israel dan "membebaskan palestina."
kenyataannya serangan tak pernah terjadi. sementara kampung-kampung
arab itu jadinya malah dikuasai israel secara permanen.

jadi sekarang bukan cuma israel yang dikutuki orang-orang tua renta
palestina dari generasi 1948, tapi juga pemerintah negara-negara arab
yang dulu memerintahkan mereka meninggalkan kampung halaman.

saudara-saudara mereka yang tak meninggalkan kampung sampai
sekarang masih menetap dan menjadi warga israel. mereka diakui
sebagai warga israel yang sederajad hak dan kewajibannya. banyak
dari mereka menjadi anggota knesset alias parlemen israel.



At 12:11 AM 12/13/2007 -0800, you wrote:
>Yang aneh, orang keturunan Yahudi yang lahir dan besar di Rusia, Polandia, 
>Eropa timur, dll boleh "kembali" ke Israel (baca: tanah Palestina yang 
>diduduki), dengan alasan itulah tanah asal mereka.
>
>Tetapi, orang Palestina yang jelas-jelas lahir dan besar di Palestina, dan 
>kemudian diteror dan diusir sehingga jadi pengungsi di negara-negara 
>tetangga, tidak bisa kembali ke Palestina. Sampai detik ini, Israel belum 
>setuju dengan "hak pulang" bagi para pengungsi Palestina ini.
>
>Edward Said sendiri tidak bisa bermukim jadi warga Palestina, meski dia 
>pernah sekali "mampir mudik" ke Palestina/Israel selama beberapa hari, 
>dalam status sebagai warga Amerika (dengan passport USA).
>
>Posisi sebagai pasukan pendudukan/penjajahan menimbulkan dilema bagi 
>Israel, karena pertumbuhan/angka kelahiran warga Arab Palestina lebih 
>tinggi dari warga Yahudi. Jika Israel komitmen dengan klaim "negara 
>demokrasi", bukan mustahil suatu saat jumlah orang Arab Palestina lebih 
>besar dari orang Yahudi.
>
>Jika rakyat Arab Palestina diakui sebagai warga yang sederajat, maka suara 
>mayoritas mereka akan menang. Eksistensi Israel sebagai Negara Yahudi 
>terancam, tanpa lewat perang atau meletusnya peluru satu butir pun.
>
>Itulah sebabnya warga Arab Palestina sekarang statusnya hanya warga kelas 
>dua. Mereka BUKAN dan TIDAK diakui sebagai warga negara Israel, meski 
>faktanya wilayah mereka yang diakui oleh PBB masih diduduki Israel.
>
>
>Satrio Arismunandar
>Producer - News Division, Trans TV, Floor 3
>Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790
>Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026,  Fax: 79184558, 79184627
>
>http://satrioarismunandar6.blogspot.com
>http://satrioarismunandar.multiply.com
>
>"If you know how to die, you know how to live..."
>


Kirim email ke