--- In ppiindia@yahoogroups.com, "phyllobates.terribilis"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "yustamb" <yustamb@> wrote:
> > **** seharusnya kita belajar dari sejarah munculnya islam dimana dia
> > datang pada masyarakat yang dikatakan jahiliyah, di mekah sana. Dia
> > datang mencerahkan bangsa arab yang jahiliyah. Dia datang di tengah
> > gelapnya pengetahuan tentang kemanusiaan, dengan cahaya yang
> > mengajarkan tentang kemanusiaan itu sendiri, dia membebaskan
> > perbudakan, dia membebaskan anak perempuan yang di kubur hidup-
> hidup,
> > dia datang mengangkat martabat wanita. Dia mengangkat derajat bangsa
> > Arab sehingga dapat menaklukkan bangsa-bangsa berkuasa di zaman itu,
> > seperti bangsa romawi dan persia.
> 
> Phyll: OK
> 
> > 
> >     betul, bahwa tidak seratus persen suatu agama di praktekkan oleh
> > umatnya, dan itu suatu yang wajar, karena agama sama dengan, 
> matematik
> > ataupun science, dimana tidak semua orang dapat memahami dengan
> > sempurna. Begitu juga dengan agama, mungkin tidak semua orang dapat
> > memahami ajarannya dengan benar, padahal yang diminta oleh agama
> > adalah sesuatu yang sederhana yakni kejujuran dan membersihkan hati
> > agar kita tidak selalu membohongi diri sendiri dengan melakukan
> > perbuatan yang tidak sesuai dengan hati nurani kita. SEhingga dalam
> > agama di ajarkan tentang praktek-praktek mendekatkan diri kepada 
> sang
> > pencipta. 
> 
> Phyll: Tak ada agama yang dapat dipahami dengan sempurna. Rentang 
> ribuan tahun sejak penulisan kitab suci mempersulit manusia untuk 
> memahami apa yang ditulis. Anda benar sekali, inti ajaran tiap agama 
> MUDAH dipahami, yakni berbuat mulia, dan ini seharusnya dilakukan 
> tiap manusia. Pwenyimpangan dari nilai moral inilah yang membuat 
> manusia pada dasarnya sengsara: penindasan, penghisapan, penipuan..

yb : nah berbuat mulia inilah yang harus dilakukan oleh manusia,
tetapi bagaimanakah kita bisa berbuat mulia ... ke-mulia-an bagi
manusia ternyata dengan penindasan, penghisapan dan penipuan dll ...
jadi beda dengan ke-mulia-an ajaran agama yakni dengan memuliakan
manusia lain maka manusia akan menjadi mulia . . .

> 
> 
> > 
> > Agama mengajarkan tentang asal usul manusia, agar manusia memahami
> > manusia lainnya, agama mengajarkan tentang kemana manusia akan 
> kembali
> > agar manusia tidak angkuh atau tinggi hati, sebesar atau setinggi 
> apa
> > pun derajat manusia akhirnya dia akan menghadap illahi dan
> > mempertanggung jawabkan semua perbuatannya.  Kita yakin akan 
> kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi ini.
> 
> Phyll: benar, walau pada dasarnya ada BEDA besar mengenai konsep ini 
> dalam kelompok agama agama Ibrahim (Yahudi, Kristen dan Islam) dan, 
> misalnya Buddhisme. Agama agama Asia tak menyibukkan diri dengan 
> legenda mengenai manusia pertama dsb. Juga tak ada legenda ledenda 
> nabi nabi.
> 
> > 
> > menuruh saya sih budhist tibet dan korea memang terlihat beda kalau 
> >di ukur dari materi, tapi apakah rohani mereka sama, kebahagiaan 
> >mereka sama ? 
> 
> Phyll: ini sulit. kerohanian? Apakah rakyat kita di Sidoardjo sama 
> happynya dengan yang menghuni kawasan Sudirman, Kuningan, Pondok 
> Indah? Apakah manusia yang teruruk puing pyuing tsunami lebih happy 
> dari kami semua yang utuh? Nobody knows.

yb : untuk mencari kebahagiaan manusia harus berjuang, dan tidak ada
jalan selain jalan yang lurus . . . perjuangan mencari jalan yang
lurus di indonesia ini sangat sukar, artine hak-hak setiap bangsa atau
individu  ini kalau sudah berhadapan dengan negara yang korup, maka
hak-hak kita akan terlindas. Hak dan kewajiban negara haruslah
seimbang dengan hak dan kewajiban warga negaranya. Dan seharusnya
hak-hak setiap warga negara seharusnya sama di hadapan hukum. Hukum
kita sekarang sudah masuk dalam kantong-kantong para penguasa, dan
yang sangat memalukan kalo negara ini punya nurani adalah permainan di
kejaksaan tersebut yang menjadikan seorang jaksa yang kerjanya
menuntut menjadi di tuntut  ...  semoga saja ini awal dari kebangkitan
moralitas indonesia yang mempunyai hati nurani.
> 
> >Jadi materi bukan salah satu ukuran untuk mengukur suatu
> > negara.  Kemajuan materi di amerika misalnya, apakah di ikuti dengan
> > kekayaan rohani bangsanya, lihat saja betapa tingginya tingkat
> > kerusakan moral mereka kalau di tinjau dari tingkat pelecehan 
> terhadap
> > wanita, seperti yang di tunjukkan dalam millis ini. Yakni amerika
> > menduduki tingkat pertama dalam raping level.
> 
> Phyll: Lihat jawaban diatas. Menurut hemat saya, yang paling baik, 
> adalah keseimbangan kebahagiaan materi dan bathiniah. Seorang yang 
> menghuni tepi kali Ciliwing yang tiap kali kebanjiran pasti tak se 
> happy umat Mukmin yang tinggal ditempat tenang, walau tak kaya tapi 
> kecupukan rohani dan jasmani. yang pendapatannya tetap, cukup memberi 
> makan anak istri, pendidikan bagi anak anak, hidup tenang jauh dari 
> marabahaya. Cari perbandingan tak usah yang ekstrim..
> 
> Anda mau tukar posisi dengan seorang Muslim, seperti saya lihat, 
> sangat melarat disebuah desa gersang di Marokko?

yb :banyak yang tidak ketahui di dunia ini, bagi kita melihat orang
yang naik mobil mewah ternyata dia adalah koruptor yang sedang di
kejar-kejar oleh KPK, kelihatan hidup mapan ternyata utangnya
buannyak, dan setiap hari menghitung bagaimana bisa melunasi tagihan
perusahaannya . . . nasib orang tidak bisa di lihat dari lahiriah,
tapi batiniahnya ... seorang yang kelihatan melarat di Marroko, belum
tentu dia tidak bahagia  loh ..
> 
> 
> > 
> > Jadi pada dasarnya penilaian agama kayaknya nggak bisa di nilai 
> dengan
> > kemajuan materi atau pembangunan, tetapi harus dinilai dengan 
> tingkat
> > moralitas suatu bangsa.
> 
> Phyll: Mana lebih tinggi ya? Moralitas umat beragama di Swiss dan 
> Swedia yang sangat berkeadilan sosial, tanpa kesenjangan, atau umat 
> beragama di Bangla Desh? bagaimana mengukurnya? Bukankah, HASIL 
> bagaimana membangun tata masyarakat yang andal adalah UKURAN yang 
> layak dan tak perlu diperdebatkan?

yb : Itulah fungsi agama, datang kesuatu bangsa yang moralitas kurang,
agama itu datang kepada suatu bangsa untuk memperbaiki moral bangsa
itu. Artine pada saat agama datang ke bangladesh, apakah  bangsa itu
telah mempunyai moral yang benar . . . ? Moral agama itulah yang harus
di tegakkan ...  nah pertanyaan selanjutnya siapakah yang bisa
menegakkan moral agama dan risalahnya  .... coba anda survey apakah
semua bangsa tersebut menjalankan perintah agamanya dengan benar  ...
sama juga dengan di indonesia penduduknya islam, tetapi apakah semua
penduduknya menjalankan perintah agamanya ... coba di survey, agar
anda tidak hanya melihat islam dari pemeluknya tetapi lihatlah islam
dari ajarannya . . . maka anda akan mendapatkan anomali dari agama itu
sendiri.
> 
> > 
> > Salam
> > yb
> >
>


Reply via email to