Ini Bung Batara Hutagalung bukan tidak mau bertindak kearah situ; tapi step by 
step lah. Setiap langkah harus diperhitungkan; langkah pertama tentu adalah 
mengumpulkan dulu orang yang sepaham. Setelah itupun harus hati2 dan teliti; 
karena akan banyak saja diantaranya yang mau bermain diair keruh. Jadi dak 
segampang membalikkan tangan.

Memangnya kamu sangat tidak sabaran ! Sehingga apa2 dipaksakan; akibatnya apa ? 
Bukan kebehasilan yang diperoleh; tapi kegagalan ! Terus terciptanya MUSUH ! 
Itulah gaya dari seorang PECUNDANG ! Dimana mana selalu GAGAL  GAGAL  dan GAGAL 
!

Kayanya kamu itu sekali pecundang tetap saja LOSER ! Tak kan berubah !
Kasiaaaan......


--- On Tue, 22/5/12, Bukan Pedanda <bukan.peda...@yahoo.com> wrote:

From: Bukan Pedanda <bukan.peda...@yahoo.com>
Subject: [proletar] Re: Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB)
To: proletar@yahoogroups.com
Received: Tuesday, 22 May, 2012, 8:53 AM








 



  


    
      
      
      

Saya mengatakan kepada kenalan saya yang ikut mendukung usaha menuntut 
pemerintah Belanda mengakui tanggung jawabnya dalam masaalah Rawa Gede dan yang 
saya undang bersama istrinya untuk makan siang beberapa hari yang lalu: orang 
Indonesia sekarang mestinya menarik pelajaran dari dukungannya itu, orang 
Indonesia mestinya menuntut pemerintahnya untuk memikul tanggung jawabnya 
terhadap pembunuhan yang juga mengerikan yang dilakukan oleh serdadu 
Indonesia(dan orang Islam dalam peristiwa 1965-1966)..



Mendiamkan kejahatan yang begitu bertubi-tubi dilakukan serdadu Indonesia (dan 
orang Islam dalam peristiwa 1965-1966) dan masih dilakukan serdadu hingga saat 
ini di Papua misalnya adalah kesalahan moral.



Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo



--- In proletar@yahoogroups.com, Batara Hutagalung <batara44rh@...> wrote:

>

> Sdr. Bukan Pedanda yang budiman,

> 

> terima kasih atas tanggapan anda, juga atas kepeduulian anda terhadap 
> permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, baik di masa lalu maupun saat 
> ini.

> 

> Yang anda kemukakan memang sangat baik, namun berbeda dengan konteks tulisan 
> yang saya sampaikan.

> 

> FSAB didirikan untuk merajut kembali kesatuan dan persatuan bangsa, yang 
> telah tercabik-cabik sejak puluhan tahun. Ini adalah suatu upaya untuk 
> membantu bangsa ini mencari solusi untuk "konflik warisan."

> 

> 

> Apabila anda melihat komposisi pemrakarsa, pendiri, pengurus dan para 
> anggotanya, kalau dilihat dari segi politis, sangat unik, yaitu dari "kiri 
> luar" sampai "kanan luar."

> 

> Jadi sulit kiranya FSAB sebagai organisasi, memenuhi harapan anda untuk 
> melakukan gerakan politis yang dimaksud.

> 

> 

> Mungkin sudah dapat dibayangkan, bahwa tidak mudah untuk mengumpulkan 
> tokoh-tokoh tersebut di dalam suatu wadah. Beberapa dari mereka, merupakan 
> "prima donna" di kelompok masing-masing. Juga untuk konsolidasi internal pun 
> memerlukan waktu dan kesabaran serta saling pengertian yang sangat tinggi.

> 

> 

> Kalau anda mencermati daftar nama yang ada di FSAB, sebagai individu di 
> organisasi-organisasi mereka, usulan dan harapan anda telah terpenuhi.

> 

> Juga ada beberapa tokoh-tokoh masyarakat yang sangat kritis, menjadi 
> simpatisan FSAB, dan sering hadir di dalam berbagai kegiatan yang 
> diselenggarakan oleh FSAB.

> 

> 

> Saya sendiri, di zaman Orde Baru, selama hampir 30 (!) tahun berada di luar 
> negeri, karena saya menentang rezim penguasa.

> 

> Teman-teman di Eropa tahun 70-an sampai 80-an tentu mengenal saya.

> 

> 

> Salam perjuangan.

> 

> 

> Batara R. Hutagalung

> 

> Bidang Humas FSAB

> 

> 

> Weblog:

> 

> http://batarahutagalung.blogspot.com

> 

> ________________________________

>  From: Bukan Pedanda <bukan.pedanda@...>

> To: Batara Hutagalung <batara44rh@...> 

> Sent: Tuesday, May 22, 2012 12:42 AM

> Subject: Re: Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB)

>  

> 

> (Copy)

> 

> Akan bagus juga, bila Batara Hutagalung dan kawan-kawannnya menuntut 
> pemerintah Indonesia buat mengakui tanggung jawabnya atas pembunuhan massal 
> yang pernah dilakukan oleh serdadu dan kelompok beragama seperti pembunuhan 
> terhadap pendukung Orde Lama oleh serdadu dan orang Islam, terhadap 
> pembunuhan yang dilakukan serdadu di Tanjung Periok terhadap orang Islam, 
> pembunuhan di Talang Sari, di Aceh, di Papua, Timor Leste dll.

> 

> 

> 

> --- In proletar@yahoogroups.com, Batara Hutagalung <batara44rh@> wrote:

> >

> > Forum Silaturahmi Anak

> > Bangsa

> > (FSAB)

> >  

> > Disampaikan

> > oleh Batara R. Hutagalung

> > Bidang

> > Humas FSAB

> >  

> > Pendahuluan

> > Indonesia,

> > negeri seribu konflik. Mungkin tidak berlebihan menyebut angka seribu, 
> > melihat

> > maraknya konflik yang setiap hari dapat dibaca di media cetak dan dilihat di

> > televisi. Latar belakang dan penyebab terjadinya konflik-pun sangat beragam,

> > dari mulai konflik yang berlatar belakang atau berkedok agama, ras, etnis,

> > ideologi, sampai ke konflik-konflik yang menyangkut kehidupan sehari-hari,

> > seperti perebutan lahan parkir, ketersinggungan antar kelompok, tawuran 
> > antar

> > pelajar, antar mahasiswa, antar kampung, penggusuran lahan, dsb.

> >  

> > Pemerintah,

> > tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat dinilai tidak

> > sanggup menyelesaikan permasalahan yang mengakibatkan terjadinya berbagai

> > konflik, baik horisontal maupun vertikal. Bahkan dalam konflik-konflik 
> > tertentu,

> > seperti yang berlatar belakang atau berkedok agama, pemerintah terkesan

> > melakukan politik pembiaran, sehingga dinilai sengaja melakukan ini untuk

> > mengalihkan isu dari masalah-masalah besar lain yang dihadapi oleh 
> > pemerintah.

> >  

> > Banyak

> > konflik-konflik besar berakar di masa lalu, di sejarah, terutama yang

> > sehubungan dengan konflik ideolog, agama dan antar etnis, yang menjadi 
> > konflik

> > warisan. Beberapa konflik warisan memang tidak menjadi masalah besar di masa

> > ini, namun ganjalan ini masih terlihat, seperti antara etnis Sunda dengan 
> > etnis

> > Jawa. Di seluruh Jawa Barat dan Banten tidak akan ditemukan nama-nama jalan

> > seperti di daerah daerah lain, yaitu nama Gajah Mada, Hayam Wuruk dan

> > Majapahit. Akarnya ada di peristiwa yang dikenal sebagai Perang Bubat, yang

> > terjadi tahun 1357 (!).

> >  

> > Selengkapnya:

> > http://batarahutagalung.blogspot.com/2012/05/forum-silaturahmi-anak-bangsa-fsab.html

> >

> >

> > [Non-text portions of this message have been removed]

> >

> 

> [Non-text portions of this message have been removed]

>





    
     

    
    






  





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to