kalau yang mem fwd itu uplik atawa item abu, atawa jack, itumah kita maklum deh . . . tapi kalau wak haji mem fwd tulisan2 "alkisah", "konon". . . . atawa "pada suatu hari . . . " ceritanya apanan jadi lain.
emangnya setelah membaca forward tulisan kayak gitu, kita kita mosti berseru "wow! " . . . . gitu? ah. . . . yang bener aja atuh wak haji . . . --- In proletar@yahoogroups.com, "rezameutia" <rezameutia@...> wrote: > > Ya udah.. > Ntar kalo gw forwardan lagi tulisan 'alkisah' nya gw delete aja. > Supaya lebih bermutu dan kagak jualan pepesan kosong moral. > > Gitu ye?! > > > . > > > > > --- In proletar@yahoogroups.com, Habe Proletar <proletar4@> wrote: > > > > bukan bermaksud menghina tulisan atau forwardan orang > > tapi sebuah tulisan yang dimulai dengan "alkisah " lebih baik dihindari > > sebab mayoritas ngga bermutu, banyak menggurui dan kebanyakan jualan > > pepesan pesan moral > > > > > > > > > > > > > > > > ________________________________ > > From: rezameutia <rezameutia@> > > To: proletar@yahoogroups.com > > Sent: Sunday, December 30, 2012 3:03 AM > > Subject: [proletar] Fw: Mawar dan Bambu... > > > > > > Â > > > > > > Alkisah di sebuah hutan yang tenang, hiduplah sebatang pohon mawar dan > > segerombol pohon bambu. > > Mereka bertetangga, bersahabat, dan saling menjadi tempat curhat. > > > > Musim ini, mereka sama-sama sedang berbunga. Pohon mawar berbunga dengan > > meriah. Kelopaknya indah, warnanya megah, bagi jiwa-jiwa yang patah ; > > wanginya menggugah. > > > > Sedangkan bunga bambu; hei,, apakah ada yang pernah melihat bunga bambu? > > Yap, kalau sudah ada yang melihat, mungkin sebagian mengira itu bukan > > bunga. Karena yang namanya bunga tentu terlihat keindahannya. > > Tidak seperti bunga bambu. Tapi apapun itu, yang jelas dia tetaplah bunga. > > > > Dalam sepi dan tenangnya hutan pagi itu, terdengar percakapan dua orang > > sahabat bertetangga. > > > > "Duhai Mawar, alangkah senangnya kau dengan segala kebaikan dan keindahan > > yang kau punya", ucap si Bunga Bambu pelan. > > > > "Kenapa kau berkata seperti itu?" Mawar heran. > > > > "Aku iri kepadamu, kau begitu cantik dan menawan, sedangkan aku, lihatlah.. > > penuh dengan lugut." > > > > "Jangan hanya melihatku dari luar, justru sebenarnya aku yang iri > > kepadamu, Bambu" > > > > "Ah, kau hanya hendak menghiburku, bukan? > > Aku tahu itu." > > > > "Bukan begitu. Kau lihat, meski aku cantik dan menawan, tapi usiaku > > tidaklah lama. Manusia sangat menyukaiku. Mereka memetikku saat aku telah > > sedang mekar mempesona. Bahkan saat masih kuncup pun, mereka mengambilku." > > > > "Tapi kau membuat manusia bahagia, kau lihat saat seorang lelaki > > memberikanmu pada kekasihnya? > > Kau tentu pernah melihat betapa senangnya si wanita itu, kan?" > > > > "Ya. Tapi keindahanku hanya sementara. > > Setelah wanita itu menerimaku, hanya dalam hitungan hari akupun layu dan > > mati." > > > > "Hmm.. begitu?" > > > > "Kau tahu kenapa aku ingin sepertimu? Karena hidupmu panjang. > > Kau lebih banyak memberi manfaat kepada manusia. Kau juga menjadi > > pelindungku saat aku mulai belajar tumbuh. Kau menaungiku dari panas > > mentari yang menyengat, dan dari hujan badai yang menakutkan." > > > > "Apakah aku seberguna itu?" > > > > "Tentu saja! Saat manusia butuh tiang rumah, kau adalah senjata andalan. > > Saat manusia butuh memetik mangga yang berada di puncak pohon, kau juga > > hadir dengan gagah." > > > > "Oh, aku tidak pernah berpikir sejauh itu. > > Lalu apa yang kau lakukan dengan kehidupanmu yang singkat?" > > > > "Aku berusaha memberi yang terbaik kepada mereka yang melihatku. Aku > > berusaha tumbuh dengan baik, aku belajar mekar dengan indah, aku membuka > > kelopakku yang menawan, aku mengeluarkan wangi mempesona. > > Semata-mata, agar hidupku berguna. Bila tidak bisa memberi manfaat secara > > nyata sepertimu, paling tidak aku bisa menyembuhkan hati-hati mereka yang > > sedang galau. Atau melebarkan senyum mereka yang sedang kecewa." > > > > "Kau sahabatku yang baik, Mawar. Tak hanya penampilanmu yang mempesona, > > tapi hatimu lebih membuatku terpesona." > > > > "Ah, kau!", Mawar tersenyum. > > > > "Baiklah kalau begitu, kini aku mengerti bahwa seburuk apapun dahulu aku > > menilai diriku, ternyata aku masih berguna dan memberi manfaat. > > Terserah orang mencibirku, memandangku dengan sebelah mata, atau bahkan > > sama sekali tidak melihatku. Tapi aku senang, bila aku tetap bermanfaat > > bagi mereka." > > > > "Hatimu mulia sekali, Bambu. > > Kau pernah dengar manusia sering bercakap-cakap. Mereka memperbincangkan > > ucapan manusia yang mulia, kalau tidak salah bunyinya: > > --- > > "Khoirunnaas, anfa'uhum linnaas." > > Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia lainnya. > > --- > > > > "Indah sekali kalimat itu, saya harus bilang WOW.. . > > Tapi sebagai tanaman, apakah kita bisa menjadi sebaik-baik tanaman, Mawar?" > > > > "Hmm,, entahlah, tapi tidak ada salahnya bukan bila kita tetap memberi > > manfaat? Urusan nilai dan peringkat, biarlah Tuhan yang memutuskan. Kita > > jalani saja aturanNya." > > > > http://fiksi.kompasiana.com/dongeng/2012/12/29/mawar-520102.html > > > > ===== > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/