Itulah kebodohan SBY. Dia kira pemberian penghargaan dari 
Elizabeth tempohari karena kemurahan Inggris. 

Habibie yang katanya jenius itu saja masih kena dikibuli 
Downing Str 10 untuk melepas Timor-timur, apalagi Si BeYe 
yang doktor jadi-jadian itu. 

Inggris (kerajaannya) adalah musuh utama Indonesia. Mereka 
sakit hati & dendam lantaran satu-satunya kekalahan tentara 
mereka di medan perang terjadi di Surabaya. 

Kalau SBY punya secuil otak, dia tidak perlu pusing kayak si 
muski. Tapi cukup tenang-tenang bilang, Indonesia 100% mendukung Skotlandia 
merdeka 2014. 


--- arya <arya.yok@...> wrote:

> Bangsa Indonesia hrs berhati2 dan waspada. Negara2 itu berpacu 
> dalam pertumbuhannya, jika tidak dan terjadi sebaliknya, maka 
> penurunan perkembangan harus lebih kecil dibanding negara lain.
> Dikala penurunan ekonomi spt dkrng ini, maka potensi konflik akibat 
> campur tangan negara lain akan sangat berperan.
> 
> Ada memang beberapa bagian bangsa ini yg gembira bila ada 
> kemerosotan dan konflik menerpa, krn sejatinya jiwa mereka telah 
> terbeli. Merekalah bibit2 pengkhianat bangsa...
> 
> 
> PM, Muskitawati wrote:
>
> > Di Myanmar SBY bagai disambar gledek menerima berita bahwa Papua 
> > Merdeka diakui di Inggris dan membukan perwakilan negaranya di 
> > Oxford yang diresmikan walikota Oxford yang beragama Islam 
> > disertai oleh anggauta2 parlemen kerajaan Inggris.
> > Segera SBY minta konfirmasi ke kedutaan Inggris di Jakarta, namun
> > dijawab duta besarnya bahwa perwakilan Papua yang dibuka di Oxford
> > bukanlah pengakuan resmi pemerintah Inggris.  SBY bingung 
> > mendengar jawaban tsb, bingung karena tidak mengerti arti kata 
> > yang diucapkan kedubes Inggris tentang "bukan pengakuan resmi", 
> > entah dimana bedanya antara pengakuan resmi dan pengakuan tidak 
> > resmi, untuk itu SBY memerlukan keterangan lebih detail dari 
> > Deplu di Jakarta.
> > Yang jelas, pasti ada kompetisi antara Amerika yang membackingi 
> > RI dalam menghadapi kepentingan negara2 Commonwealth dibawah 
> > Inggris.
> > Pertarungan Amerika dan Inggris dibelakang layar tidak ada yang 
> > bisa menyaksikannya.  Namun pertimbangan Amerika hanyalah untung 
> > rugi dan tawar menawar usulan2 yang diajukan Inggris dengan 
> > fakta2 kemelut yang tidak bisa diatasi oleh Indonesia dalam kurun 
> > waktu puluhan tahun diwilayah ini tentunya harus dicarikan 
> > solusinya yang menguntungkan semua pihak yang dalam hal ini pasti 
> > akan merugikan Indonesia.
> > Fakta2 tidak bisa dibantah, Inggris lebih mampu mengatur negara2
> > commonwealth disemua bidang sehingga produktivitasnya sangat 
> > tinggi.
> > Australia, New Zealand, Papua Niugini, Fiji, Singapore, Malaysia, 
> > dll adalah kelompok negara2 commonwealth yang melingkari wilayah 
> > Irian Jaya yang masuk wilayah RI.
> > Bencana muncul dimulai dengan Islamisasi yang dilakukan RI di 
> > Papua ini mendapat penolakan yang sangat merugikan politik dalam 
> > negeri Indonesia di Papua.  Secara ekonomi, sosial dan Politik, 
> > proses Islamisasi Papua sama sekali tidak menguntungkan apapun 
> > bagi pemerintah RI, malah merugikan posisi RI dimata rakyat 
> > Papua. Pertentangan agama disamarkan, berita2nya dipasung, 
> > kemelut yang timbul hanya ditonjolkan ke masalah pemerataan 
> > ekonomi.  Dalam hal ini tidak pernah diberitakan bahwa
> > pejabat2 pribumi yang diangkat adalah mereka yang bersedia masuk 
> > Islam.
> > Jangan dilupakan, proses Islamisasi Papua disertai meningkatnya 
> > gangguan terorist2 jihad Islam diseluruh wilayah commonwealth 
> > disekitar Papua termasuk Australia telah mengusik ketenangan dan 
> > perdamaian wilayah ini yang sudah stabil selama ratusan tahun 
> > yang lalu..
> > Jadi biaya keamanan dan pengamanan wilayah regional disekitar 
> > Papua ini bisa ditekan rendah apabila wilayah Papua digabungkan 
> > dengan kelompok Commonwealth yang sudah stabil sejak ratusan 
> > tahun yang lalu.
> > Jadi kalo dulu Amerika menekan Belanda untuk menyerahkan Papua 
> > kepada Sukarno karena anggapan bahwa Belanda terlalu jauh 
> > jaraknya untuk mampu menjamin tegaknya keamanan diwilayah ini.
> > Perjalanan waktu membawa fakta2 baru, dibawah Indonesia ternyata 
> > Papua mengalami kemelut yang sangat merugikan semuanya, disertai 
> > masukan2 dari negara2 sekitarnya dari kelompok commonwealth 
> > membuka visi baru bagi Amerika dalam kesepakatan baru dengan 
> > Inggris yang dimasa depannya akan menekan pemerintah RI 
> > melapaskan Papua menjadi negara tersendiri yang akan bergabung 
> > dengan kelompok commonwealth yang sudah establish ratusan
> > tahun yang lalu.
> > Pembukaan perwakilan Papua Merdeka di Oxford merupakan tanda pasti
> > proses yang sedang berjalan dibelakang layar yang PASTI merugikan 
> > Indonesia.
> > Wajar kalo SBY betul2 shock menghadapi kemelut ini, terlupa 
> > olehnya masalah Rohingya yang agendanya tidak bisa dituntaskan.  
> > Ternyata Islamisasi bukan cuma menciptakan teror2 jihad yang 
> > merusak citra Indonesia diluar negeri tapi juga merusak strategi 
> > politik negara kesatuan dalam negeri yang ditanamkan oleh 
> > proklamator Bung Karno dulu.
> > Kalo Aceh bisa dipaksa kompromi dengan alasan ethnis yang sama2 
> > Melayu, sebaliknya Papua sama sekali bukan ethnis Melayu bahkan 
> > berbeda Ras, sementara merupakan ethnis dan ras yang sama dengan 
> > saudara2nya dalam kelompok negara2 commonwealth disekitarnya.
> > Lepasnya Papua nanti akan merupakan tragedy Nasional yang paling 
> > parah dalam sejarah berdirinya NKRI bahkan lebih parah dari 
> > lepasnya Tim Tim dan yang akan membawa keambrukan ekonomi NKRI 
> > disertai runtuhnya negara Kesatuan yang selama ini dipaksakan 
> > kepada suku2 minoritas yang merasa didiskriminasi.
> > Ny. Muslim binti Muskitawati.
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke