internet di indonesia mahal atau murah itu sangat relatif.
di kamar hotel mercure bologna, italy, saya harus bayar 10 euro 
per jam ( sekitar Rp 145 ribu dgn kurs saat itu) atau 20 euro 
untuk 24 jam plus bonus nonton film porno.
di hotel mercure ancol, koneksi internet dari kamar gratis.

dan lokasi hotspot gratisan ternyata lebih banyak di bandung 
daripada di singapur.

sekarang untuk mobile internet saya pakai matrix dari indosat.
koneksi 3G unlimited, cuman 110 ribu rupiah nett per bulan flat 
tanpa biaya ini itu. 
mobile internet ini saya pakai kalau mau download atau stel youtube aja.

kalau sekedar untuk kebutuhan chat, e-mail dan light browsing 
doang sih cukup pakai blackberry saja, saya pakai kartu xl dengan harga 99 ribu 
per bulan, bisa chatting sampe jempol bengkak :).
kalau mau lebih murah lagi pakai kartu 3 (tri), cuman 66 ribu sebulan 
unlimited, tapi coverage 3 ngga seluas xl, jadi saya tetep pake xl aja.

di singapur? kartu telepon pra bayar aja kalo terima telpon pulsa kita 
berkurang. ini mah sistem dagang pulsa yg dipake di indonesia 
15 thn yg lalu.


--- In proletar@yahoogroups.com, "Teddy S." <ted...@...> wrote:
>
> Tidak sepenuhnya kesalahan Pemerintah.
> Pada pertengahan 1990-an, mereka punya program KSO (Kerja Sama Operasi) yang 
> bertujuan untuk membangun jaringan-jaringan kabel tembaga diseluruh Indonesia 
> dengan bantuan operator-operator asing yang punya partner 
> perusahaan-perusahaan Indonesia. Konsorsium kami saat itu yang menggandeng 
> perusahaan Jepang dan operator utama di Amerika Utara mundur karena mereka 
> (operator Amerika Utara) merasa tingkat keuntungan yang didapat tidak sepadan 
> dan business case mereka di India jauh lebih mengntungkan. Partner Jepang 
> sebenarnya keberatan karena dia bilang yang penting menang dulu, nanti kalau 
> sudah menang peraturannya tinggal diubah dari dalam. Tapi fihak operator 
> Amerika Utara tetap tidak mau melakukan ini karena kalau business case-nya 
> tidak layak mengapa harus diteruskan?
> Saat itu dua wilayah yang paling menguntungkan tidak ditenderkan yaitu DKI 
> dan Jatim. Jadi bisnisnya ditekan sehingga keuntungan jadi sangat tipis, tapi 
> kenapa banyak perusahaan asing masih mau juga? Pada kenyataannya terjadi 
> banyak pelanggaran dalam kewajiban mereka untuk membangun jaringan kabel 
> tembaga yang tentunya ada sangsinya. Tapi tentunya mereka bisa lolos karena 
> di Indonesia semuanya bisa diatur. Andai saja jaringan kabel tembaga sudah 
> tergelar seperti yang direncanakan sebelumnya, maka orang banyak sekarang 
> bisa mengakses Internet lewat sambungan ADSL2+ dengan harga yang lebih 
> bersaing. Dalam hal ini Indonesia sudah kalah jauh dari Vietnam.
> 
> Australia sekarang punya program NBN yang bertujuan menggelar jaringan kabel 
> serat optis pada tiap rumah hingga dengan teknologi GPON bisa didapat 
> kecepatan sambutan maximum 100 Mbps. Nasib NBN tergantung dari siapa yang 
> akan menang Pemilu pada tanggal 21 Agustus 2010 mendatang.
> Sambungan Internet berkecepatan tinggi sangat berguna untuk bisnis. Misalnya 
> saja beberapa perusahaan Australia sudah bisa mendapat kontrak pembuatan 
> film-film animasi macam Happy Feet dan Charlotte's Web, sementara New Zealand 
> kebagian pembuatan film Avatar di mana edit bisa dilakukan secara bersamaan 
> dengan fihak Holywood yang mana mengirit waktu. Sementara bagi orang 
> kebanyakan salah satu kegunaannya memang untuk mengunduh film-film baru dari 
> Internet. Kalau PC sudah dilengkapi dengan graphic card canggih dan sistem PC 
> speaker juga cukup memadai macam Klipsch atau Bose, kenapa harus bayar karcis 
> bioskop yang mahal? Ini berlainan dengan di Indonesia yang karcis bioskopnya 
> relatif sangat murah.
> 
> Jangan dipandang rendah pembuatan games karena aplikasinya bisa lain. 
> Misalkan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja di Akademgorodok 
> (Siberia, Rusia). Ini adalah sebuah kota ilmuwan yang dihuni oleh 
> ilmuwan-ilmuwan terbaik Rusia. Sangat mudah merubah sebuah program yang 
> tadinya cuma untuk salah satu games menjadi semacam program aplikasi docking 
> station pesawat angkasa luar.
> 
> 
> --- In proletar@yahoogroups.com, "kim" <kim3hook@> wrote:
> >
> > Artikel dibawah ditemukan dirimba internet dan blog yang menceritakan
> > pergulatan orang-orang yang menggunakan akses untuk internet di
> > Indonesia.
> > 
> > Bisa dimaklumi memang bahwa kebutuhan orang-orang dimanapun
> > berada, akes menuju internet adalah sangat penting, lebih penting
> > daripada akses kepada hiburan yang tradisionil seperti pergi makan
> > direstoran atau konsumsi DVD filem.
> > 
> > Kebutuhan untuk akses ke internet, seperti diceritakan pada artikel
> > tempo hari, pemerintah Indonesia tidak mempunyai gagasan untuk
> > mempermudah maupun untuk menolong pengguna internet dengan
> > harga yang memadai untuk standard kehidupan yang ada dimasya-
> > rakat Indonesia.
> > 
> > Mengakibatkan pengguna internet di Indonesia memeras pikiran
> > bagaimana caranya meng-akses internet dengan harga semurah
> > mungkin. Keberadaan inernet untuk publik, hampir genap untuk
> > memasuki tahun yang ke 15. Tak syak lagi, kita sangat ketingga-
> > lan dan banyak halangan untuk meng-akses internet.
> > 
> > 
> > _____________
> > Sudah cukup lama saya membeli modem CDMA ini. Merek yang tertera pada 
> > bagian luarnya adalah Venus, tapi sebenarnya ia menggunakan chip Huawei. 
> > Entah distributor atau perakit, tapi penanggungjawab barang ini di 
> > Indonesia adalah PT. Subur Semesta. Tipe barang ini adalah VT-12. Pada 
> > paket penjualannya disertakan beberapa kartu CDMA. Seingat saya ada Fren, 
> > Fleksi, StarOne, dan satu lagi saya lupa. Harganya sekitar 500 ribuan. 
> > Alasan saya berhenti menggunakannya ketika itu adalah karena saya tidak 
> > puas dengan kecepatan koneksi dan tarifnya. Kalau tidak salah, saya 
> > membelinya awal tahun 2008 (ketika kondisi koneksi Internet via CDMA belum 
> > seperti sekarang).
> > 
> > Ketika saya coba dengan Fren, koneksi berhasil, tapi browsing sama sekali 
> > tidak bisa. Anehnya login ke Yahoo Messenger tidak masalah. Chatting juga 
> > berjalan normal. Dengan StarOne, sama sekali tidak jalan untuk apapun juga. 
> > Dengan Fleksi, koneksi berhasil dan kecepatannya luar biasa cepat. Browsing 
> > sana sini dengan multiple windows tidak masalah. Tapi yang jadi masalah 
> > adalah tarifnya. Hanya beberapa menit browsing, pulsa langsung berkurang 
> > sebanyak 40 ribu. Saya pikir kalau begini caranya modem ini tidak akan saya 
> > pakai kecuali kalau emergency saja. 
> > 
> > Tapi sudah beberapa minggu terakhir ini saya gunakan lagi modem ini. Ini 
> > karena ada tawaran koneksi unlimited dan Telkomflexi. Tarifnya amat sangat 
> > murah. Bisa langganan per hari atau per minggu. Per hari Rp 2.500,- 
> > sedangkan per minggu Rp 15.000,- Penjelasan lengkapnya dapat dilihat di 
> > situsnya Telkomflexi. Kecepatannya sungguh memuaskan, meski di awal-awal 
> > saya mengalami masalah dan modem yang kadang hang. Saya akan ceritakan 
> > pengalaman saya itu di sini.
> > 
> > Tapi terlebih dahulu saya garisbawahi bahwa apa yang saya nikmati sekarang 
> > ini mungkin umurnya tidak akan panjang. Soalnya, layanan unlimited ini akan 
> > berakhir tanggal 31 Oktober 2009. Saya sudah mendapatkan pemberitahuan via 
> > SMS mengenai keberadaan layanan ini, tapi saya telat mencobanya. Memang 
> > menyesal juga, tapi daripada tidak mengalami sama sekali, ya saya 
> > manfaatkan koneksi murah meriah ini setiap hari.
> > 
> > Untuk hal ini saya sudah telpon 147. Kata si operator, belum ada kabar lagi 
> > untuk koneksi unlimited setelah 31 Oktober. Kalau pun diakhiri kita masih 
> > bisa menggunakan layanan yang tidak unlimited (atau reguler), yang tarifnya 
> > adalah Rp 5,- per kilobyte. Sekilas murah, tapi kalau kita online terus, 
> > maka angka segitu adalah mahal! Sebenarnya saya tahu ini adalah dalam 
> > rangka promosi yang akan menggiring pengguna untuk nantinya terus 
> > menggunakan tarif yang 5 perak itu. Strateginya kan begini, sekarang 
> > pengguna dimanjakan saja dengan paket unlimited yang sangat murah. 
> > 
> > Barangkali karena murahnya, pengguna tidak sadar bahwa di dalam dirinya 
> > akan terbentuk pola penggunaan tertentu berkat segala macam aktifitas yang 
> > dijalankan melalui koneksi yang terus-menerus itu. Karena murah dan 
> > menggunakannya terus-menerus maka kebutuhan yang tadinya mungkin sekedar 
> > laten bisa jadi mulai dapat prioritas. Pada orang yang tingkat kebutuhannya 
> > menengah, maka karena dia terlena dengan kemurahan paket ini, bisa jadi 
> > merasa bahwa kebutuhannya sebenarnya tinggi. Ketika nanti paket unlimited 
> > itu berakhir, tarif sudah berubah, tapi SIM card masih sama, dan `tingkat 
> > kebutuhan' sudah terbentuk pada para pengguna. Maka di sini diperhitungkan 
> > ex pengguna paket unlimited akan dengan sukarela menggunakan paket reguler. 
> > Mungkin pada kenyataannya ini tidak akan terjadi persis demikian. Tapi saya 
> > kira begitulah strategi promosinya, yang sebenarnya juga bisa kita gunakan 
> > untuk memahami segala macam promosi lain, yang di awalnya selalu dengan 
> > iming-iming `murah'. 
> > 
> > Sekarang saya ingin bicarakan modem dan koneksinya. Modem Venus VT-12 ini 
> > pada paket penjualannya juga diperlengkapi dengan earphone dan mike kabel 
> > kecil. Artinya, selain dipakai untuk modem, barang ini juga bisa digunakan 
> > untuk menelpon (Saya belum mencoba menelpon). Selain itu, yang penting 
> > adalah modem ini diperlengkapi dengan software yang pada paketnya 
> > disertakan dalam sebuah CD kecil. Selain software, tentu saja driver. Saya 
> > sudah gunakan pada XP, Vista, dan Windows 7, drivernya sama sekali tidak 
> > ada masalah. Yang bermasalah justru software-nya. 
> > 
> > Untuk penggunaan yang cukup lama, software itu sering jadi hang, lalu ada 
> > permintaan agar kita mematikannya. Setelah dimatikan, software itu bisa 
> > dijalankan lagi, dan tetap bisa menjalankan fungsinya secara normal. Fungsi 
> > yang ditampilkan oleh software itu adalah sebagai interface connect / 
> > disconnect; menelpon, SMS, buku telpon, log telpon, dan yang terpenting 
> > adalah keterangan tentang durasi dan volume data yang digunakan. Modem ini 
> > juga diperlengkapi dengan antenna yang bisa diputar-putar posisinya, tapi 
> > dari yang Saya alami, pada posisi seperti apapun sinyal tetap saja penuh. 
> > Nampaknya bisa diputar-putarnya itu hanya soal estetik saja. 
> > 
> > Yang penting asal antenanya terpasang. Saya yakin keberadaan antena ini 
> > penting, tapi sayang konstruksinya tidak kokoh. Orang yang tidak hati-hati 
> > menggunakannya bisa mematahkan tangkai kecil yang hanya disambung sekrup 
> > itu. Tentang SIM card holder-nya, saya berpendapat konstruksinya jelek 
> > sekali. Ringkih. Nampaknya tidak dirancang untuk sering ganti-ganti kartu. 
> > Kalau kita memang sering ganti-ganti kartu, kita harus melakukannya dengan 
> > hati-hati, atau akan merusakkan dudukan SIM card.
> > 
> > Di hari-hari pertama saya menggunakan Flexi Unlimited ada kejadian yang 
> > harus saya catat di sini. Ternyata, setting koneksi tidak hanya ditentukan 
> > oleh apa yang kita isikan pada software modem ini. Kalau kita tidak 
> > perhatikan ini, tidak saja Internet tidak akan nyambung, tapi pulsa yang 
> > ada akan habis secara drastis. Kejadiannya begini: ketika sudah berhasil 
> > konek, saya tidak mematikan laptop selama hampir dua hari. Ketika saya 
> > matikan, nyalakan lagi, dan coba konek Internet, di situlah masalah muncul. 
> > Modem tidak mau konek ke Internet. Sudah saya periksa setting di software 
> > itu berkali-kali, dan coba berkali-kali, tetap saja tidak mau nyambung. 
> > 
> > Saya juga berpikir bahwa mungkin jaringan sedang errror dan saya harus 
> > menunggu beberapa saat. Sudah saya tunggu cukup lama, tapi hasilnya sama 
> > saja. Iseng, saya memeriksa pulsa yang ada di kartu. Saya ingin memastikan 
> > apa betul koneksi unlimited ini tidak memakan pulsa; apa betul pulsa yang 
> > digunakan hanya 15 ribu perak itu. Ketika saya terima balasan dari perintah 
> > *99#, saya terkejut karena pulsa saya tinggal sekitar 1000 perak saja. Wah, 
> > gimana ini ?
> > 
> > Saya putuskan untuk telpon 147. Saya ceritakan masalah saya itu. Karena 
> > tidak sabar menunggu solusinya, saya bahkan sampai menelpon 3 kali lagi dan 
> > diterima oleh operator yang berbeda. Operator yang terakhir meminta saya 
> > untuk mengetikkan *95#. Perintah itu adalah untuk mengetahui apa saja yang 
> > terakhir dilakukan oleh pengguna. Ternyata yang muncul adalah seperti ini : 
> > (saya kopi langsung dari SMS balasannya)
> > [P NONE 15-09-09 00:04:22(0 det) Rp.3000][P NONE 15-09-09 00:06:58(0 det) 
> > Rp.2706][P NONE 15-09-09 00:42:16(0 det) Rp.1290] 
> > 
> > Aneh sekali, kenapa durasi 0 detik tapi tarifnya sedemikian mahal. Lagi 
> > pula kok tarifnya berbeda-beda. Si operator bilang bahwa ini mungkin karena 
> > kesalahan setting pada Internet Connection di komputer. Setting modem 
> > memang sudah benar, tapi setting di komputer belum kompak dengan setting 
> > itu, akibatnya ketika saya coba konek lagi beberapa kali itu pulsa ikut 
> > terpakai. Gila, hanya coba-coba konek saja tarifnya sampai ribuan begitu ? 
> > 
> > Si operator menyarankan saya untuk menjalankan Internet Explorer, klik 
> > Tools, Internet Options, Connections, dan Settings. Ternyata username yang 
> > ada di situ tidak sama dengan username yang dikirimkan via SMS ketika 
> > pendaftaran Flexi Unlimited. Di sana yang tertulis adalah telkom...@flexi, 
> > sementara yang seharusnya adalah ***...@free (****** adalah username yang 
> > diberikan ketika kita mendaftar). Saya ganti itu, dan coba lagi konek. 
> > Ternyata berhasil.
> > 
> > Hingga sekarang (sudah sekitar 2 – 3 mingguan) saya tidak mengalami masalah 
> > apapun dengan modem ini. Di kantor saya sudah pake Telkomspeedy, tapi 
> > begitu sampai rumah, laptop saya nyalakan dan konek ke Internet dengan 
> > modem ini sampai keesokan paginya. Modem bisa jadi agak hangat, tapi tidak 
> > sampai panas sekali. Biasanya kalau komputer didiamkan lama, koneksi sering 
> > menjadi error. Yang saya lakukan adalah disconnect, lalu connect lagi. Hal 
> > lain adalah soal download. Bila file yang di-download ukurannya besar, ada 
> > kecenderungan untuk mogok di tengah jalan, dan di resume juga tidak 
> > menyelesaikan masalah. Saya hanya sekali saja bisa berhasil download hingga 
> > 100 mega lebih dengan Google Chrome, selebihnya selalu saja gagal. Tapi 
> > nampaknya tidak akan demikian kalau kita menggunakan download manager.
> > 
> > Sempat kepikiran, apa yang akan saya lakukan setelah 31 Oktober ? Apakah 
> > akan menggunakan layanan reguler ? Ya kalau tidak ada provider CDMA lain 
> > yang memberikan layanan seperti ini, saya hanya akan menggunakan modem ini 
> > sebagai cadangan saja, kalau ada keadaan darurat harus periksa email atau 
> > kirim email. Saya dengar sekarang ada pilihan lain, yaitu menggunakan kartu 
> > Smart, yang tarifnya per kilobyte adalah 0,1 rupiah dengan bandwidth besar, 
> > meski untuk itu kita harus beli modem EVDO yang harganya sejutaan itu. 
> > Ketika saya baca-baca tentang Smart, saya kaget bahwa frekuensi yang 
> > digunakan adalah 1900 Mhz. Jadi untuk Smart nanti saya sama sekali tidak 
> > bisa menggunakan modem Venus VT-12 ini. (Semoga nanti Telkomflexi 
> > memberikan perpanjangan layanan Flexi Unlimited!)
> >
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke