Ha ha akirnya Genduk percoyo bahwa setan itu ada.Kalau saya memang sejak dulu 
percoyo bahwa manusia itu ada yg jadi tangan kanan setan,yo contone Genduk 
ini.Dulu ketikaa Obama menunda kunjungan silaturahmi ke RI dia kesenengen soale 
setan gak seneng orang silaturahmi.Nah rasain lu sekarang Obama jadi ke 
RI.Pasti gela kowe.

S.Har



--- In proletar@yahoogroups.com, "muskitawati" <muskitaw...@...> wrote:
>
> 
> > "hardjantosri" <hardjantosri@> wrote:
> > Ombak tsunami terbelah menghindari masjid
> > Sikerei.
> 
> Udah jelas ya, Allah itu maha pengasih penyayang tidak ada yang bisa 
> membantahnya.
> 
> Jangan salah, Setan itulah maha biadab, jahat, keji, penuh akal bulusnya dan 
> tidak ada yang bisa membantahnya.
> 
> Artinya, Allah yang pengasih penyayang itu tidak akan menjadi penjebab 
> bencana yang mengorbankan manusia tanpa pilih bulu, jadi tak bisa dibantah 
> bahwa tsunami yang keji, kejam dan tidak pilih bulu itu adalah ulah setan 
> yang penuh akal bulusnya.
> 
> Jadi kalo terjadi tsunami dimana ada tempat2 pemujaan setan bisa diselamatkan 
> tidak diterjang oleh tsunami, maka kenapa harus diherankan????
> 
> Setan menggerakkan tsunami untuk menjadikan manusia sebagai korban2nya, 
> tentunya setan ini tidak menghancurkan tempat2 manusia berkumpul memberi 
> korban kepada dirinya atau melakukan pemujaan kepada dirinya.
> 
> Demikianlah, kalo Allah berjuang menghentikan tsunami untuk mencegah jatuhnya 
> korban bertambah banyak, maka setan menggerakkan tsunami agar korbannya jatuh 
> bertambah banyak dan melindungi tempat pemujaan dirinya dari pengrusakan.
> 
> Jadi memang beda, kalo Allah menyelamatkan manusianya, maka setan 
> menyelamatkan tempat pemujaan dirinya.  Karena Allah yang maha pengasih 
> penyayang tidak memerlukan pemujaan dirinya.  Hanya mereka yang keji dan 
> licik yang memerlukan pemujaan dirinya, sebaliknya pengasih dan penyayang itu 
> tidak memerlukaan pemujaan dan tidak perlu dipuja.
> 
> Bukan kasih sayang namanya kalo mendambakan pemujaan dan pujaan.  Kasih 
> sayang itu adalah sikap tanpa pamrih, sedangkan kejahatan selalu mengejar 
> pamrih, pemujaan, dan puja puji.
> 
> Menolong orang adalah tanpa pamrih, tapi ada juga penjahat yang menolong 
> karena ada pamrihnya, jadi sama2 menolong tapi tujuannya memang berbeda.  
> Demikianlah ajaran luhur sang Buddha adalah tanpa pamrih, sebaliknya agama2 
> lain mengajarkan cara2 mengejar pamrih berupa pahala kesorga melalui 
> pemujaan2.
> 
> Ny. Muslim binti Muskitawati.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> > 03 November, 2010 Oleh: Esteranc Labeh
> > 
> >  Tsunami membelah Bumi Sikerei di keheningan malam nan mencekam. 
> > Kehadirannya yang tak diundang itu telah memupuskan harapan penghuni 
> > pesisir pantai Dusun Pasa Puat, Kecamatan Pagai Utara. Saat semuanya 
> > hancur, sebuah masjid menatap pantai berdiri kokoh.
> > 
> > (SurauNet): Pagi itu, sekitar pukul 10.00 WIB, langit Sikakap tampak 
> > mendung. Di luar rumah tanah tampak lanyah. Pepohonan dan rerumputan masih 
> > basah setelah diguyur hujan deras sepanjang malam. 
> > 
> > Sebentar lagi, sepertinya hujan deras bakal turun. Ya, membasuh duka Bumi 
> > Sikerei. 
> > 
> > Di luar rumah, bau mayat menyengat. Aroma tak sedap menebar ditiup angin. 
> > 
> > Memang, hingga Jumat (29/10), mayat masih bergelimpangan di pinggir jalan. 
> > 
> > Pikiran saya langsung terbayang ratusan warga Pagai Selatan yang bertahan 
> > di perbukitan, dalam kondisi hujan badai. 
> > 
> > Selain menahan lapar, dinginnya malam, mereka harus melawan penyakit yang 
> > kini menyerang. 
> > 
> > Ternyata benar. Hujan deras mengguyur Sikakap. 
> > 
> > Tak hanya hujan, tapi juga badai. Di posko utama, para jurnalis dan relawan 
> > telah berkumpul-kumpul.
> > 
> > Seperti biasa, setiap pagi kami siap-siap menyisir desa terpencil yang 
> > belum terjamah bantuan. 
> > 
> > Pagi itu, tim relawan dan jurnalis hendak menuju Dusun Pasa Puat di Pagai 
> > Utara. 
> > 
> > Dusun itu, semua rumah hancur. Mujur, tidak ada korban jiwa.
> > 
> > Perjalanan menggunakan kapal kayu atau long boat. Kapal itu mampu memuat 12 
> > orang dan sedikit logistik untuk pengungsi. 
> > 
> > Berapa menit berlayar, gelombang dua meter menghadang. Pelayaran pun 
> > dihentikan. 
> > 
> > Setelah menunggu sekitar satu jam, boat yang dinakhodai Dayat itu 
> > dilanjutkan selama dua jam pelayaran. 
> > 
> > Sepanjang perjalanan, boat nyaris karam karena dipenuhi air. Kami sampai di 
> > tujuan sekitar pukul 17.00 WIB.
> > 
> > Dari pantai, Dusun Pasa Puat sunyi senyap. Sedikit pun tidak terlihat 
> > tanda-tanda seperti sebuah kampung. Permukiman penduduk rata dengan tanah. 
> > 
> > Tak satu pun rumah warga yang berdiri. Semua tiarap. 
> > 
> > Hanya ada satu bangunan berdiri kokoh menghadap pantai. Ya, sebuah masjid. 
> > 
> > Garin masjid itu juga selamat. Zulfikar namanya.
> > 
> > Hari beranjak senja. Hujan belum juga reda. Zulfkar tampak bersiap 
> > menunaikan Shalat Maghrib. 
> > 
> > Dalam obrolannya, pria berusia 40 tahun itu mengaku telah tingal di dusun 
> > itu sejak kecil. 
> > 
> > Sama dengan usia masjid itu yang berdiri sekitar tahun 1960 silam. 
> > 
> > "Ini masjid tertua di dusun kami. Bentuk masjid itu sudah tidak asli lagi, 
> > karena terus diperbaiki," ujar Zulfikar.
> > 
> > Zulfikar menceritakan, masjid ini sama sekali tidak tersentuh tsunami pada 
> > malam itu. 
> > 
> > Padahal, lokasinya tidak jauh dari pantai. Sedangkan rumah-rumah warga di 
> > sekitar masjid, rata dengan tanah. 
> > 
> > Masjid inilah yang menjadi tempat perlindungan masyarakat saat gelombang 
> > besar datang.
> > 
> > Seperti mukjizat, air laut hanya sampai di teras masjid. 
> > 
> > Di luar masjid, Zulfikar melihat dengan mata kepala sendiri gelombang 
> > tsunami mencapai delapan meter. 
> > 
> > "Kami dalam masjid ada sekitar 50 orang, sedangkan warga yang lain telah 
> > menyelamatkan diri ke perbukitan yang berjarak satu kilometer dari masjid. 
> > 
> > Melihat masjid tidak kena sama sekali, kami merasa heran. Setelah itu kami 
> > sadar ini adalah kehendak Tuhan," jelas pria berjenggot itu.
> > 
> > Zulfikar dan 50 warga lainnya tidak henti-henti mengucap kebesaran Allah. 
> > 
> > Di luar masjid, tsunami terus menerjang sebanyak tiga gelombang. Tiada yang 
> > menduga, tsunami menghindar dari masjid. 
> > 
> > "Sepertinya, di masjid air terbelah, sehingga lantai masjid pun tidak basah 
> > sama sekali," kenangnya
> > 
> > S.Har
> > Berarti Islam itu Apik.
> >
>




------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to