Isna Huriati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Assalamu'alaikum ww.
Dian, ambo yakin nanda masih sangaiak mudo. Mungkin katiko Dian lahia nagari awak lah parah ko juo, ambo iyo indak tau doh. Ambopun indak tau Dian lahia dima. Nan jaleh kalau urang Cino Islam bisa basikap jujur dalam manggaleh sasuai jo ajaran Islam, baa mangko awak indak bisa atau awak indak namuah. Jujur dalam badagang indak ado perbedaan pandapek ulama sapanjang pangatahuan ambo, sadangkan jilbab masih ado perbedaan pendapek ulama.

 

Perlu di perjelaskan oleh bunda Isna dimana letak perbedaan masalah jilbab itu oleh ulama ???

Setahu saya yang pernah mempelajari agama,Ulama islam yang benar-benar tahu Islam,tidak ada perbedaan atas kewajiban mamakai Jilbab ini,karena nash nya dalam Al Qur'an cukup jelas ,apa yang memperdebatkan itu kalau bunda isna mengatakannya,di pertanyakan dulu keulamaannya.

 

Masalah kewajiban Jilbab ini juga masalah inti dalam agama,bukan seremonial belaka.Yang mana bunda maksudkan seremonial itu ?

Ulama yang sebenar-benar ulama ( Sesungguhnya yang benar-benar takut pada Allah hanyalah Ulama ),mereka ini sangat takut pada Allah,tak kan mungkin ia mempunyai perbedaan dalam hal kewajiban berjilbab itu.saya lihat bunda Isna perlu lagi mempertajam masalah agama dan perbedaan ulama itu bagaimana.

 

Pernyataan bunda isna mengatakan bahwa jilbab masih ada perbedaan ulama di dalamnya seakan-akan kewajiban jilbab yang di perintahkan Allah masih ada keraguan ( ketidak jelasan ) didalamnya,karena masih ada perbedaan ulama,sebagaimana yang bunda katakan.Tolong bunda perhatikan pernyataan-pernyataan bunda,yang saya lihat email-email bunda argument yang diberikan tidak kuat dan seakan-akan hanya berupa pendengaran kata saja,bukan penelitian dengan analisa yang cukup.

 

Maaf,walaupun umur saya masih jauh lebih muda dari bunda,tapi saya yakin tak semua yang berumur tua itu seperti yang diharapkan muda-muda sekarang.Seharusnya yang tua memberikan contoh yang baik pada yang muda-muda.Jangan terlalu banyak mengharap dari yang muda,sementara didikan dan contoh tauladan yang diberikan pada kami yang muda-muda,tak seperti yang kami harapkan.Kami ini juga adalah buah dari hasil tanaman yang tua-tua juga.

 

Mohon maaf ,semoga mail ini meski datangnya dari yang muda,bermanfaat juga buat semuanya,terutama bunda isna sendiri.saya lebih salut dengan beberapa postingan yang sudah berumur seperti Bunda Nismah,pak Lembang Alam,Apak Zul Amry,Apak Mulyadi ,Pak Ismet dan masih banyak lagi yang saya lihat cukup Arif dan bijaksana sekali dalam menanggapi setiap postingan yang ada.

 

Thank's . Jannah.

 

Wassalam
Isna H

Sukmawat, Dian wrote:

Mungkin Bundo Isna pas basuo nan buruaknyo , tapi kalau manuruik ian iyo biaso-biaso ajo, samo ajo di Daerah urang lain, pasti ado nan bantuak itu.

Bak kecek Uda Ismet itulah Kehidupan , ado nan rancak ado nan buruak.
Bundo Isna  jaan dibandiangkan Cino tu jo Sumbar , jo Jakarta nan Ibu Kota Negara masih kalah jauah...... tapi kalau sekedar berangan-angan iyo indak apo-apo do Bundo.

Thank's
dian

-----Original Message-----
From:   M. Ismet Ismail [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, March 26, 2004 5:01 PM
To:     Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
Subject:        Re: [EMAIL PROTECTED] Petani Nunggak Rp81 M - dari rantau utk kampuang

Assalamu'alaikum WW
Antahlah Isna dan Capt jo Z Chan jaan talampau kiro (over acting) manganggap urang yang tingga di Sumbar kiniko buruak sado alahe (seolah-olah awak se yang di rantau ko elok-elok).



Post your free ad now! Yahoo! Canada Personals
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Reply via email to