>From: [EMAIL PROTECTED]
>Sent: Jumat 05 Januari 2001 01:23
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: RE: [RantauNet] BIG BANG: LAYAR SUDAH TERKEMBANG

>Luthfi :
>Berikut saya ingin sedikit ikut urng rembug juga pada diskusi ini. Setuju
sekali
>dengan pendapat saudara/i riri. bahwa tidak hanya infrastruktur fisik saja
yang
>jadi persoalan investasi di sumbar. saya bukan seorang analist investasi
dan
>juga bukan seorang analist strategi ekonomi wilayah. tapi ijinkan saya
sedikit
>mencoba belajar menyumbang saran.

Riri :
Wah, senang sekali bisa berdiskusi dengan Dunsanak Luthfi, oh ya, sebelumnya
saya perkenalkan bahwa saya laki-laki, nama lengkap Riri Satria, gelar
Sutan Parmato ... sehari-hari berada di Lembaga Manajemen PPM, Jakarta.

>Luthfi :
>berikut pandangan saya mengenai masalah infrastruktur.
>posisi geografis sumbar yg berada di belahan barat sumatera, jelas
merupakan
>kerugian tersendiri jika di pandang dari sisi logistic.... [dihapus] 

Riri :
Ya, setuju. Ini yang disebut dengan "comparative disadvantage". Untuk
menganalisis
lebih dalam, kita lihat dulu comparative advantage (keunggulan komparatif)
sebelum
membahas keunggulan kompetitif (competitif advantage). Definisi yang
sederhana
mengenai keunggulan komparatif adalah keunggulan yang disediakan oleh Tuhan
dan
sudah tersedia di alam, tanpa adanya proses campur tangan manusia.
Keunggulan ini
berupa sumber daya alam, lokasi geografis, iklim, dan sebagainya. Kiat ambil
contoh Singapura, di mana secara letak geografis pulau ini terletak di
posisi 
silang pelayaran, dan ini berarti pulau Singapura telah memiliki keunggulan
komparatif dari sisi letak geografis. Ini adalah modal dasar untuk membawa
Singapura
meraih keunggulan kompetitif. Apa bentuknya ? Karena sadar akan keunggulan
komparatif yang dimiliki, pemerintah Singapura mengekploitasi keunggulan
tadi
menjadi keunggulan kompetitif seperti menjadikan Singapura sebagai pusat
distribusi
barang di Asia Tenggara. Maka infrastruktur transportasinya diperkuat
seperti
PSA dan Changi. Tidak ada sedikitpun tercantum dalam strategi pemerintah
Singapura
untuk menjadikan negara ini unggul di bidang manufaktur. 

Bandingkan dengan Batam. Batam memiliki keunggulan komparatif yang sama
dengan
Singapura, tetapi sampai saat ini nasibnya masih jauh berbeda. Mudah-mudahan
Batam dapat menyamai Singapura.

Bagaimana dengan Sumatera Barat ? Apakah keunggulan komparatif yang kita
miliki ?
Dari sisi letak geografis, saya setuju dengan Dunsanak Luthfi bahwa ini
bukanlah
suatu keuntungan. Bagaimana dengan sumber daya alam ? Barangkali kita dapat
menyebut sumber bahan baku semen di Indarung sebagai sumber daya alam yang
signifikan dan layak secara ekonomis untuk dieksploitasi. Batu bara ombilin
?
Sebentar lahi habis dan dikhawatirkan Sawahlunto akan jadi kota mati seperti
yang pernah disinyalir harian Kompas beberapa waktu yang lalu. Kita juga
tidak
memiliki minyak atau gas alam seperti Riau dan Aceh.

Saya sendiri juga tidak bisa menjawab semua pertanyaan ini. Tetapi intinya
adalah,
kita harus memetakan keunggulan komparatif yang dimiliki provinsi Sumatera
Barat saat ini, sebelum kita berbicara mengenai keunggulan kompetitif. Dalam
konsep 4 diamond Porter, ini adalah bagian dari diamond yang pertama, yaitu
input yang tersedia di suatu wilayah.

Saya pernah memikirkan untuk menjadi industri semen dan turunannya menjadi
salah satu cluster unggulan di provinsi Sumatera Barat. Apa itu cluster ?
Cluster adalah kondisi unik di suatu wilayah yang memiliki keunggulan
kompetitif dengan didukung oleh berbagai faktor di wilayah tsb. Apakah
cluster yang sangat terkenal di dunia ? Silicon Valley di AS. Mengapa kita
tidak bisa membuat cluster industri semen dan turunannya di Sumatera Barat ?
Untuk hal ini, kita memiliki keunggulan komparatif jika dibandingkan dengan
Gresik, Tonasa, Cibinong, dan sebagainya. Tinggal menjadikannya sebagai
keunggulan kompetitif.


>Luthfi :
>jika kita melihat masalah kultural.
>kita harus melihat perjalanan budaya komunitas dimanapun itu. bahwa kultur
hanya
>dapat di geser oleh perkembangan dan perubahan ekonomi dan teknologi
terlebih
>dahulu. jadi tak mungkin merubah kultur secara langsung. arus ekonomi dan
>teknologi sajalah yang akan merubahnya. dan untuk kedua hal itu, kembali
>terlebih dahulu harus ada sebuah gerakan invesrasi dalam bentuk apapun.

Riri :
Setuju juga ! Terlebih lagi pola bisnis urang awak yang belum terbiasa
dengan
investasi jangka panjang. Siklus bisnis (business cycle) yang dianut oleh
para praktisi bisnis urang awak masih pendek. Kebanyakan pelaku bisnis
urang awak masih sulit untuk melihat kenyataan bisnis kebun kelapa sawit
di mana butuh waktu 6 tahun untuk mencapai break even point atau titik
impas.
Pernah ada ungkapan dari seorang anggota DPRD bahwa "pagi pai manggaleh,
sore alah dibaok pitih pulang!". Pola seperti ini sulit untuk melihat
peluang investasi. Akhirnya, bisnis-bisnis raksasa dengan investasi jangka
panjang di Sumatera Barat umumnya dikuasai oleh pebisnis Cina, Jawa, dan
asing.


>Luthfi :
>juga bila kita mau menyadari kenyataan masa lalu bahwa komunitas sumbar
yang bercikal
>bakal kerajaan minangkabau ini adalah dari sebuah sejarah menghindar dan
>menyelamatkan diri. dimana pemilihan teritorial kerajaan bukanlah karena
>pertimbanganm ekonomis. akan tetapi pertimbangan keamanan dari keterdesakan
>kerajaan2 lain jaman dulunya. terutama dari majapahit.

Riri :
Wah, kalau yang ini saya tidak tahu ..... apa memang begitu ?


>Luthfi :
>dari kondisi ini, untuk keluar dari mata rantai persoalan tsb. haruslah
>diciptkan suatu orientasi yang benar2 unik dan spesifik dari wilayah
sumatera
>barat. diperlukan sebuah perubahan paradigma yang mendasar untuk
membangkitkan
>perekonomian wilayah sumbar. nah mungkin saudara2 juga mau menyumbang
pikiran
>untuk ini. 

Riri :
Setuju ... ini yang disebut dengan membangun keunggulan kompetitif yang
spesifik
untuk provinsi Sumatera Barat. Saya sangat menyadari bahwa hal ini tidak
semudah
menuliskan konsepnya di kertas atau e-mail seperti ini. Tetapi setidaknya,
jika
kita memiliki framework, semuanya menjadi lebih mudah karena ada arahan dan
tuntunan, apapun framework yang dipergunakan.

Demikianlah pendapat saya, mudah-mudahan bermanfaat ....

Wassalam
~Riri

RantauNet http://www.rantaunet.com
=================================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]
Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=================================================
WebPage RantauNet dan Mailing List RantauNet adalah
servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Reply via email to