Asaalamu'alaikum wr. wb.

Manolah dunsanak sadonyo di milis iko,
Ada pertanyaan dasar yang belum terjawab,
konsep TTS (tigo tungku sajarangan) apa memang
benar-benar konsep adat minangkabau, ataukah hanya
sekedar adat yang diadatkan khususnya post peereri.
Pemikiran TTS ini timbul setelah kerapatan niniak-mamak
sudah tumpul, lalu timbul ide untuk mempertajam dengan
menambahkan unsur-unsur baru.
Seperti pernah saya posting sebelumnya, konsep ini hanya 
akan kelihatan mentereng, tapi akan tetap tumpul karena
filosofi siapa yang merepresentasikan siapa sangat lemah.
Juga bukan tidak mungkin konspe ini hanya sekedar
polesan kosmetik belaka seperti yang paparkan oleh sanak
Yulmizar berikut:
-----------------
----- Original Message ----- 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
> Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> ------------- cut ---------------
> Rasa "kebanggaan" spt itu yg selalu ditanamkan penjajah pd org
> minangkabau. Biarlah perut keroncong asal ada orang minang yg menjadi
> menteri. Biarlah bangga pada PTSP yg berada di ranah minang padahal tdk
> secuil pun mendapat manfaat dari PTSP. Biarlah bangga karena berumur
> lebih banyak atau di tua kan padahal ndak tahu apa-apa sama sekali.
> Biarlah dijadikan raja boneka asal mempunyai kebanggaan karena
> disembah-sembah orang banyak.
> Rasa kebanggaan spt itu kemudian dimanfaatkan oleh oknum orde baru dgn
> mengawinkan dengan budaya malu. Malu karena tidak mempunyai kebanggaan.
> Rasa malu seperti itu kemudian dimanfaatkan oleh oknum intelektual
> minang dengan mengawinkan dgn "adat".
> Saya ingat. Adat basandi syara' dan syara' basandi kitabullah.
> Lihatlah bagaimana Nabi dan sahabat mencontohkan pelaksanaan hukum dan
> aturan. Bila memang bersalah, beliau bersedia membuka bajunya,
> dieksekusi dan dicambuk dimuka umum karena "tanpa sengaja" cambuknya
> mengenai salah seorang budak. Apakah itu sebuah dongeng?.
> 
> Kita tidak malu merampas hak orang lain dgn membuat gundukan tanah utk
> menghalangi orang ngebut didepan rumah tanpa kita sadar bahwa tindakan
> itu bisa membahayakan wanita hamil. Kita tdk segan-segan merayakan pesta
> perkawinan anak (walau sesudah itu ada yg pusing melunasi hutang), tanpa
> memikirkan tetangga kita ada yg hidup susah. Padahal hakekat pesta
> adalah pemberitahuan pada khalayak ramai bahwa si anak sudah dlm status
> suami istri (biar nggak di gerebek hansip waktu malam pengantin). Kita
> bangga kuliah didikan subuh dikumandangkan dgn keras lewat speaker
> mesjid yg menurut kita menandakan kepedulian thd pendidikan islam tanpa
> mau tahu muslim atau non muslim yg sakit keras disekelilingnya. Dan
> banyak lagi contoh-contoh di masyarakat.
> 
> Betul kata Mak Kalek!. Orang Amerika lebih islami dari pada Orang
> Minang. Kita ternyata hanya punya "bangga" karena menjadi orang minang
> dan merasa patuh pada "adat".
> 
> Jika MI ingin bangkit, mental pengurus yang pertama sekali harus di
> renaisance. Bila tidak, samo jo ibarat mamintak sisiak ka limbek.
> Sekian dan tabik.
> .ymz
------------------------
Adat minang suatu yang dinamis, benar, namun jangan sampai kedinamisan
itu mengada-ada dan apalagi yang hanya bersifat kosmetik belaka, apalagi
kalau wacana itu jadi bahasan intelektual.
Kembali ke pertanyaan diatas, kalau niniak mamak jelas representasinya,
bagaimana dengan para cadiak-pandai, apa kriterianya.
Sanggahan ini sama sekali tidak bermaksud melarang mereka ikut dalam
kerapatan adat negeri, semua boleh ikut sebagai pendengar atau narasumber
namun jangan dijadikan alasan untuk mendisfungsikan KAN hanya oleh 
ketiadaan unsur-unsur tambahan. Kalaulah para niniak-mamak kurang tajam
maka itu adalah tanggung jawab semua pendukung nagari untuk memberdaya
kannya. Mohon maaf kalau ada menyinggung, sama sekali bukan dimaksud
kan untuk demikian, hanya untuk mencari kejernihan.
Salam

St. Bagindo Nagari
 

----- Original Message ----- 
From: "Mochtar Naim" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, July 30, 2003 6:28 AM
Subject: Re: [RantauNet.Com] tulisan ttg TTS untuk dibahas bersama


> Yanto dan sanak-sanak semua di RN,
> Pikiran Yanto juga banyak didukung oleh yang
> lain-lainnya, termasuk yang disampaikan langsung oleh
> Sanak Hawari Siddik kepada saya. Namun, kan tidak
> semua orang bisa menghimpun ketiga sikap atau atribut
> kepemimpinan TTS terkumpul pada orang yang sama. Yang
> menarik bagi saya adalah, sebuah konsep tradisional
> telah bisa melihat adanya pembagian fungsi dan
> wewenang yang sifatnya saling melengkapi, tetapi
> secara fungsional terpisah.
> Sekian, MN
> --- yanto_piboda <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Kalau saya tidak salah menangkap tulisan Mamak
> > Mochtar Naim (M.MN), 
> > yang menjadi masalah utama adalah implementasi dari
> > konsep TTS dalam 
> > situasi ke-kinian.
> > 
> > Masalah yang lain adalah : konsep kepemimpinan TTS
> > ini sudah di-
> > intruder/disusupi oleh unsur lain yaitu Bundo
> > Kanduang dan pemuda.
> > 
> > Dalam meng-implementasikan sebuah sistem yang paling
> > utama adalah 
> > bagaimana kita memahami konsep itu sendiri.
> > 
> > Secara konsep kita sudah tahu ada 3 unsur dalam
> > kepemimpinan di dalam 
> > nagari yaitu : Niniak Mamak, Alim Ulama dan Cadiak
> > Pandai.
> > 
> > Seperti yang M.MN sampaikan kesulitan kita adalah
> > bagaimana kita 
> > menentukan siapa yang mengisi unsur2 ini dalam
> > implementasi-nya  di 
> > Nagari jika konsep ini diterapkan dalam struktural
> > organisasi dalam 
> > arti 3 unsur ini mewakili 3 individu atau lembaga
> > yang berbeda. 
> > Dan bagaimana hubungannya dengan Wali Nagari.
> > 
> > Pertanyaan saya apakah mungkin kalau 3 unsur ini
> > kita terapkan 
> > kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin? 
> > 
> > Dalam arti setiap pemimpin (wali nagari) yang kita
> > pilih harus 
> > merupakan penghulu dari sukunya (niniak mamak) dan
> > ia mempunyai 
> > pegetahuan agama yang dalam (alim ulama) dan
> > mempunyai wawasan yang 
> > luas (cadiak pandai).
> > 
> > Sementara untuk structur pemerintahan di nagari,
> > tetap ada seorang 
> > wali nagari, sebagai pemimpin yang di dahulukan
> > salangkah dan di 
> > tinggikan sarantiang. kemudian ada sebuah perwakilan
> > dari rakyat yang 
> > akan menjadi teman bermusyawarah oleh wali nagari
> > dalam mengambil 
> > keputusan dimana mereka2 yang berada di lembaga ini
> > hendaknya juga 
> > memenuhi kriteria TTS tadi.Dimana anggotanya terdiri
> > dari penghulu2 
> > suku yang ada di nagari tersebut. Dan tentunya
> > dengan syarat mereka 
> > harus berdomisi di nagari tersebut.
> > 
> > Baru ditambah perangkat lain seperti dubalang
> > (mungkin bisa di ambil 
> > dari urang bagak yang ada dalam nagari) sehingga
> > jika ada 
> > perselisihan ke arah kontak fisik, mereka sanggup
> > melerai-nya.
> > Perangkat2 lainnya bisa ditambah dan dikurangi
> > sesuai kebutuhan dari 
> > nagari ybs.
> > 
> > Soal peran aparat pemerintahan pusat (seperti camat)
> > bisa ditinjau 
> > lagi dalam konsep otonomi daerah, kalaupun tetap ada
> > biarkanlah hanya 
> > sebagai perwakilan pemerintah pusat, 'Beri dia
> > singasana tapi jangan 
> > beri dia kekuasaan'.(saya pinjam istilah Boi G.
> > Sakti dalam sebuah 
> > drama tarinya yang pernah ditampilkan di
> > JKT).Mungkin seperti 
> > Gubernur Jenderal di Australia. Sebab kalau konsep
> > camat ini 
> > dipaksakan juga dengan kekuasaan sekarang akan
> > menjadi kacau lagi.
> > 
> >      
> > Hanyo sagitu dulu, tanggapan saya terhadap tulisan
> > Mak Mochtar Naim,
> > ini hanya sekedar tanggapan Mak. Dari segi ilmu saya
> > yakin  masih 
> > sangat dangkal maklum saya masih mudo matah.
> > 
> > wassalam
> > 
> > YP 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > RantauNet http://www.rantaunet.com
> > Isikan data keanggotaan anda di
> > http://www.rantaunet.com/daftar.php
> > -----------------------------------------------
> > 
> > Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan
> > ke: 
> > http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
> > ===============================================
> 
> 
> __________________________________
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
> http://sitebuilder.yahoo.com
> 
> RantauNet http://www.rantaunet.com
> Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
> -----------------------------------------------
> 
> Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
> http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
> ===============================================
> 


RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------------------

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===============================================

Kirim email ke