Cysca,
 
Apa yang Anda utarakan di bawah 100% benar.
Seonggok buku tidak ada artinya bila komponen lain tidak tersedia secara terprogram. Jadi jika rang rantau mau menyumbang buku, sumbangkanlah ke sekolah yang sudah punya perpustakaan sekolah, atau perpustakaan daerah yang sudah memiliki tempat, SDM dan sedikit banyak anggaran. Kalau Anda mau bikin taman bacaan umum yang baru, jangan hanya bawa buku, bawa program untuk memotivasi orang kampung yang akan menerima buku itu menyediakan tempat, duit dan SDM yang dibutuhkan. Jangan berangkat dulu ke rantau sebelum semuanya duduk. Setelah itu, usahakan agar Anda bisa mensuplai bahan bacaan secara berkelanjutan. Jangan banyak berharap orang kampuang akan mampu mengembangkan koleksi yang sudah Anda mulai itu.
Kalau Anda ngomong soal kesalahan dalam dunia pendidikan, ini dunia saya yang lain, yang bahkan sampai saat di usia saya sekarang masih saya geluti. Anda saya harap jangan hanya meratap dan menyesali orang lain karena keruntuhan mutu dibandingkan dengan negara lain. Mungkin secara singkat, penyebabnya adalah, dari mulai kita merdeka tahun 1945, kita mengejar target kuantitas, belum kualitas. Bukankah policy depdiknas sejak dulu mengenai ini tersimpul dalam 2 kata: pemerataan pendidikan. Anda pasti setuju dengan rumus dalam dunia pendidikan: kuantitas dan kualitas selalu berbanding terbalik, tidak akan pernah berbanding lurus.
Nah, kalau Anda mau memperbaiki kondisi yang menyedihkan ini, bersama rang rantau yang lain, segeralah pulang, rebut kursi decison makers di Depdiknas khususnya dan pemerintahan umumnya, dan do something untuk menerapkan rumus di atas. Kalau mau mutu, turunkan target kuantitas.
Moto keluarga berencana "Cukup Dua Saja" bertujuan agar setiap keluarga bisa mendidik setiap anak dalam keluarga secara maksimum.
 
mak Sati (66->67)
 
----- Original Message -----
From: Cysca
Sent: Tuesday, August 26, 2003 9:47 AM
Subject: Re: [RantauNet.Com] Mohon Info ttg Perpustakaan..

Terima Kasih Mak Sati atas tanggapannya dan senang sekali bertemu dengan sosok yang amat dekat dengan perpust.
 
1. Pola pendidikan di Indo, memang harus ditinjau kembali.  
 

Kirim email ke