Sanak Rahyussalim. Saya sangat mendukung pendapat Sanak tentang hak masyarakat tentang kesehatan, dan bahwa satu-satunya cara yang sangat Sanak rekomendasikan bahwa pemerintah harus membuat regulasi ttg ini. Bukan hanya saya tampaknya yang sependapat, UUD 45 pun memuat 2 ayat untuk ini. Bahkan, untuk regulasi, UUD 45 tidak hanya merekomendasikan, tetapi mengharuskan. Cuma, apakah pelaksanaannya menggunakan SITKIMI atau cara lain, saya tidak bisa komentar, karena saya sama sekali tidak tahu tentang SITKIMI ini. Mungkin komentar saya cuma - normatif memang - agar pemerintah mau menjalankan suatu sistem - dan mendorong masyarakat untuk "mau" - tentunya pemerintah harus diyakinkan dulu. Nah, saya tidak tahu apakah pemerintah telah diyakinkan dan menjadi yakin. Tentang pengalaman Sanak menangani pasien, saya sebagai dunsanak sapalanta dan WNI sangat bangga bahwa dokter kita pun bisa, tidak kalah dengan dokter dari negara maju. Yang masalah tinggal pembiayaan. Tetapi yang "tinggal" ini lah yang harus diselesaikan pemerintah. Jangankan askerkin, sedangkan askes yang sudah lama dan sumber dananya jelas2 dari potongan gaji pegawai negeri saja kabarnya masih cenderung ruwet dan pelit. (Sebagai catatan, mudah2an sekarang sudah jauh lebih bagus dibanding waktu saya masih jadi peserta. Selama sekitar 20 tahunan gaji saya dipotong untuk iuran Askes/ BPDPK, baru 1 X saya menggunakan "hak" saya. Itupun karena waktu itu istri saya sedang mengaudit askes, jadi lancar) Tentang program obat seribuan yang menjadi subject posting ini, saya coba baca lagi tulisan2 di mass media (sekitar 10 sites diantaranya di internet). Pemahaman saya adalah: "Tadinya sudah ada beberapa jenis obat dalam berbagai merk dagang. Kemudian salah satu pabrikan membuat obat yang isinya persis sama, tetapi harganya lebih murah, karena berbagai komponen biaya tidak lagi diperhitungkan untuk obat ini". Pemerintah mendukung hal ini. Mungkin karena saya orang awam, saya tidak melihat bahwa "pemerintah memaksakan sesuatu kepada praktisi kedokteran dan praktisi farmasi". Saya juga tidak melihat ini sebagai penurunan pelayanan, karena toh isinya sama, yang beda adalah program ini tidak memperhitungkan berbagai biaya, termasuk biaya promosi. Dan saya tidak melihat kesamaan program ini dengan "slogan jual baju di tanah abang". Setahu saya, baju tanah abang memang beda dengan yang 'non tanah abang'. Sedangkan kalau program obat ini, isinya sama. Tentang pentingnya database, saya sangat sepakat. Dan saya juga sangat 'miris' kalau depkes tidak punya database; walaupun saya tidak terkejut karena saya beberapa kali pernah mengaudit institusi kesehatan, mulai dari depkes sampai ke puskesmas (bahkan sampai ke "belakang dapur orang", waktu ada program Samijaga dulu) Jangankan database besar begitu, Untuk satu sub sistem di RSUP saja, dulu saya pernah ditugaskan ketua tim saya untuk mencoba men-trace keterkaitan data antara penjualan karcis, MR, dan catatan kamar operasi saja saya nyerah. Padahal tadinya idenya adalah mencoba mencari hubungannya dengan penggunaan alat-alat operasi (karena ada dugaan, banyak "operasi malam") Terakhir, mengenai 7 usul anda, garis besarnya saya sangat sepakat, terutama Cuma ada sedikit catatan dari saya: Untuk no 2, penundaan program obat 1000 perak, sebagaimana yang saya tulis di bbrp posting, saya tidak menolaknya. Karena harga murah itu bukan karena isinya dikurangi, tapi berbagai biaya tidak diperhitungkan dalam program ini. Untuk nomor 4, mendorong farmasi dan pengusaha alkes untuk memperkecil pengambilan untungnya ... Ya, saya pikir usul bagus. Dengan catatan, seperti dari postings terdahulu, tingginya harga obat bukan hanya karena tingginya keuntungan pengusaha, tetapi juga karena biaya promosi. Untuk no 7, untuk mendorong penerapan suatu sistem, harus diawali dengan tindakan meyakinkan pihak terkait tentang sistem itu sendiri. Riri
--------------------------------- Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---