Wa alaikum salam wr.wb uni Hanifah, (walaupun salamnyo untuak pak Suheimi, tapi ndak ado larangan untuak mancilok salam doh kan? :D)
Ambo dulu paliang suko pulo manonton pilem Mahabrata, manumpang di rumah kawan (bararti ndak bebeso jauah kehidupan wak dulu doh yo Ni, samo-samo manumpang ka rumah urang kalau nio manonton tipi.. hehehehe..) Kalau dulu, nan mambuek ambo tertarik cakak-cakak jo parangnyo. Katiko itu alun mangarati bagai ambo dek pelajaran-pelajaran moral nan takanduang di situ. Baru belakangan iko bisa ambo pahami (Alhamdulillah.... meskipun saketek-saketek). Iyo bana tu Ni, lah langkok kesimpulan nan uni buek dari pasan dari pak Suheimi tu. Mudah-mudahan ambo bisa manjalankan nasehat-nasehat tun. Wassalam, Khairul On 27/05/07, hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Assalammualaikum Wr Wb bapak Suheimi yth > > Dulu hanifah pernah juga membaca novel Mahabrata dan pernah pula menonton > filmnya di TV. Rasanya memahami novelnya sama susahnya dengan memahami > pesan bapak. Jadi tak ingat lagi isi novelnya. Filmnya juga tak lengkap di > tonton, karena nontonnya numpang di rumah teman he he he. > > Sedikit-sedikit hanifah sudah bisa menangkap pesan bapak tersebut. Yang > jelas pesan tersebut merupakan jawaban dari beberapa tulisan yang berkembang > di RN. (benar nggak sanak Khairul?, karna sanak yang menyimak semua tulisan > di RN, sedang uni hanya menyimak sebagian ). Walaupun begitu, pesan bapak > tersebut jelas berlaku untuk siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, > Intinya : > > > 1. Sesama saudara kita harus saling mengingatkan, mengingatkan > dengan rasa kasih sayang bukan dengan kekerasan. > 2. Jaga Silaturrahim > 3. Tak perlu bertengkar untuk memperebutkan sesuatu yang belum tentu > ada nilainya. > 4. Jangan terlalu cepat menilai keimanan orang lain, karena > penilaian itu Hak Allah. > 5. Sebelum menilai keimanan orang lain, tanya dulu ke diri sendiri, > apa kita sudah termasuk orang yang beriman?. > > > Bapak Suheimi, kebetulan bapak akan ikut jd pemakalah di UNAND nanti. > Kebetulan pula Mak Lembang dan pak Saaf, mengangkat tentang garis keturunan > menurut ayah. Rasanya bisa dimaklumilah kenapa di ranah hal ini tidak sempat > jadi perhatian dulunya, karena adat salingka nagari dan jodoh tak jauh dari > salingka nagari. Jadi tak susah menelusuri keturunan baik dari pihak ayah > maupun dari pihak ibu Tapi saat ini menelusuri hal tersebut tentu sudah > tidak mudah lagi karena jodoh ada dimana saja, bahkan ada yang lintas Benua. > > Papa Damanhuri sudah berbuat sebelum orang lain memikirkan he he he. > Salah satu cara lagi yang dilakukan papa selain yang pernah hanifah tulis > di RN yaitu menjalin silaturrahim antar saudara dari pihak ayah dan memberi > nama Djalil (nama kakek) di belakang nama anak, adalah memberi nama cucu > dari anak laki-laki satu-satunnya sama dengan nama ayahnya yaitu Abdul > Djalil. Dengan begitu diharapkan sang cucu kelak lebih mudah menelusuri > keturunan dari pihak ayahnya. Tidak mudah memang karena tidak lazim. Yang > protes ada juga yaitu adik-adik papa. > > > > Wassalam > > Hanifah Damanhuri > > > *suheimi ksuheimi <[EMAIL PROTECTED]>* wrote: > > Hanifah yg baik > Tulisan kali ini memang susah dicerna, sulit di mengert dan tak mudah > untuk dipahami sarat dg beribu makna > Butuh waktu, nanti kalau Ifah beranjak lebih dewasa lagi akan tahu > makna, dan mampu membaca yg tersirat dari sesuatu yg tersurat > Saya dulu suka membaca Mahabrata, dan tertarik dg Sri Kresna yg bijaksana. > dia punya panah Cakra. Panah cakra itu walaupun tampaknya diarahkan ke tanah > namun dia tetap meluncur lepas dari busrnya menancap disasaran yg dinginkan. > Bukan hanya itu Cakra inipun mempunyai kemampuan yg beragam. Satu yg di > bidik banyak yg didapat > Mungkin diantara komik yg menarik adalah Mahabrata dan bratayuda > Diantara semua panah yg dimiliki arjuna dan dipati karna tak satupun yg > mampu bila dihadapkan pada panah Cakra he 3 x ;} > > salam dan do'a > > K Suheimi > > *hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]>* wrote: > > Assalammualaikum Wr Wb bapak Suheimi yth > > He he he walau tulisan bapak ditujukan untuk sanak Khairul, tapi panahnya > menembus kemana mana nih. Makasih atas peringatan bapak ya. Berulang-ulang > hanifah baca tulisan bapak dibawah ini. Tulisan yang sarat dengan pesan, > agak susah dicerna, apalagi kalau lagi capek. > > Bapak Suheimi > > Diantara anggota milis ini, bapak termasuk yang berada di ranah. Bapakp[un > termasuk orang yang suka menyiarkan agama di berbagai kesempatan. Hanifah > mau tanya, apa benar keadaan ranah sama seperti jaman bahela ??? > Hanifah berada dikota Bengkulu yang heterogen. Dengan begitu apa yang akan > dilakukan terserah kepada warga, mau beribadah atau tidak. Terpulang > kepada warga juga untuk mencari jalan keluar agar anak-anak tetap beribadah > sesuai kepercayaan masing-masing. > Bagi yang beragama Islam didiklah anak-anak sedini mungkin mengenal agama > Islam dan menjalankan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kalau > lengah, jadi santapan orang lain. Dengan begitu kemungkinan anak-anak > Bengkulu jauh lebih siap mengahadapi tantangan kristenisasi dibanding > anak-anak di Ranah yang terlena karena berada dalam komunitas yang homogen. > Mudah-m,udahan analisa hanifah salah ya. > > Wass > > Hanifah Damanhuri > > > *suheimi ksuheimi <[EMAIL PROTECTED]>* wrote: > > Add Khairul > > Terima kasih, saya terharu add juga ada membaca tulisan yg saya kirim > bukankah kita sesama Ummat Islam bersaudara?. Dalam satu persaudaraan, > mereka saling mencintai, dia akan mencintai saudaranya, sebagaimana dia > mencintai dirinya sendiri, demikian pesan agama kita melalui Rasul. > "Belumlah dikatakan beriman seorang sebelum dia mencintai saudaranya > sebagaimana dia mencintaidirinya sendiri ". > > Masing-masing akan berusaha berbuat sesuatu pada saudaranya sebagaimana > dia ingin diperlakukan. Dan diapun berusaha untuk tidak melakukan sesuatu > sebagaimana dia tidak ingin diperlakukan, karena dia merasakan bahwa mereka > berusaha, maka kepada saudaranya dia akan saling berbagi dan bersambung > rasa, dalam satu tali persaudaraan. > > Apa yang kita cari dalam hidup ini, jika persaudaraan sesuatu yang amat > langka rela kita rusak? Apa yang kita cari dalam hidup jika kenangan manis > di masa perjuangan ketika masih sama-sama gigih bahu membahu penuh semangat > korp--lalu direnggut hingga tali penghubung itu putus? > > Masa lalu, ternyata merupakan kekayaan yang paling berharga bagi kita. > Apalagi dibanding dengan kemungkinan nasib di masa depan yang masih penuh > teka-teki. Kadang-kadang kita lupa, sikut-menyikut dan sikap menjegal dalam > perjuangan hidup, ternyata tak membuahkan apa-apa. Kadang-kadang, > pertarungan kita Cuma ibarat "rebutan balung tanpa isi" berebut tulang > kosong. > > Kita tak pernah tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada pihak lain. Karena > itu, sering lebih arif kita diam, atau barhati-hati menyatakan pendapat. > > Lalu saya teringat pesan guru saya : "Jangan terlalu cepat menilai karena > penilaian itu adalah hak Tuhan. Dan Tuhan pun memberikan penilaian pada * > Yaumuddin*, pada hari agama di akhirat kelak, apaka seseorang akan diberi > pahala atau dapat ganjaran. > > Guru saya berkata lagi : "Kita sangat lemah, jangankan menilai orang lain, > menilai diri sendiri saja kita belum mampu. Pernahkah kita tahu bahwa kita > sudah beriman ? dan berapa tebal keimannan kita ? > > Kalau kita tak pernah mampu menilai diri, kenapa kita bernafsu betul > menilai orang lain?. Padahal yang tahu adalah Yang Maha Tahu. Hanya yang > tahu, bahwa seseorang itu beriman, sesorang kafir, seseorang berdosa. Dan > penilain serta ganjaran diberikan pada *Yaumuddin,* di akhirat kelak. > > "Kita sering salah semat" kata guru saya; kita sering terlalu cepat > menilai. Padahal penilaian itu haknya Allah dan kita sering keliru > menggunakannya. > "Janganlah kau benci pada sesuatu mungkin dalam sesuatu yang kita benci > itu ada gunanya bagimu" pesan guru saya > > salam teriring do'a semoga kita selalu dalam lindungannya amin > > K Suheimi > > ------------------------------ > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---