sebenarnya jika bisa dilihat keabsolutan penuh sampai tingkat mikro itu yang 
diperlukan... 
  otonomi penuh... sampai kapan pun selama otonomi penuh, yang menjamin 
kedaulatan setiap suku bangsa terpenuhi tidak ada yang bermasalah dengan ini...
   
  ironisnya, di indonesia ini yang tidak terwujud...
   
  pilihan indonesia sebenarnya banyak...
   
  sperti otonomi penuh, federasi, dsb bahkan yang terparah adalah nation 
state... indonesia harus bubar dan setelah 1 abad menyatu kembali dengan nama 
uni indonesia...
   
  yang diminta oleh masyarakat adalah kedaulatan atas dirinya, keluarganya, 
hak2nya, termasuk hak tanah dsb... sejauh ini hak2 privilage itu yang 
terabaikan... kalau otonomi penuh terjadi, dan pengkajian ulang terhadap pajak, 
dimana harus dicari solusi pemasukan lain dari negara... baru kedaulatan itu 
tercapai... sampai lingkaran setan itu tidak terpecahkan... ya kita 17 
agustusan terus aja...
   
  pemasukan negara itu akan merosot drastis karena otonomi penuh, sedangkan SBI 
di BI menumpuk dan pemerintah harus menanggung bunga setiap tahun... tapi yg 
terjadi lebih kompleks dari itu... TNI, departemen, dll, parpol... apakah 
berani berubah dan menanggung perubahan...
   
  wassalam,
  jabok


Arnoldison <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Sekedar membandingkan,

Seorang warga negara Korea yang notabene perekonomian
negaranya sudah maju mengatakan penyesalannya kenapa Korea
Selatan dan Korea Utara tidak bersatu sehingga menjadi sebuah
negara besar.

Uni Soviet, yang sekarang terpisah menjadi negara-negara kecil
mengalamai penurunan kewibawaannya dalam percaturan
internasional.

Bagaimanapun hebatnya perekonomian Singapura tapi tidak bisa
menjadi negara 'besar' karena penduduk yang sedikit dan
wilayah yang kecil.

Bersatunya negara-negara eropa dalam uni eropa, bidang
ekonomi, parlemen, dan akan mengarah dalam kesatuan pandangan
dan pencapaian politik, membuktikan bawa berhimpun
mendatangkan kekuatan yang lebih besar.

Tetap aktif (dirasakan perlunya) kerjasama regional bidang
ekonomi dan pertahanan.

Timor timur yang lepas dari NKRI ternyata tidak menjadi lebih
baik nasibnya sampai sekarang.

Wassalam

Arnoldison


Wednesday, May 30, 2007, 8:07:37 AM, you wrote:

MS> Jangan ragukan rasa kebangsaan Indonesia saya sampai umur 22
MS> tahun. Ketika mendengar ada propinsi yang hendak merdeka, hati
MS> saya sangatlah dongkol bukan kepalang. Bahkan ketika orang tua
MS> saya dicabut hak-haknya berkarir sebagai pegawai negeri sipil
MS> gara-gara isu tidak bersih lingkungan, rasa kebangsaan saya pun
MS> masih tinggi. Paman jauh saya, sejak tahun 70 sudah mengganti
MS> kewarganegaraan mereka sekeluarga. Ketika mereka pulang mudik di
MS> tahun 1993, hati saya masih marah betapa mereka dengan mudah
MS> mengganti kewarganegaraan.

--- delete --







       
---------------------------------
Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke