Assalamualaikum ww
   
  Dunsanak kasadonyo,
   
  Sekedar menginformasikan kembali agar tidak misperception ttg KA di Sumbar. 
Terutama yang "kemungkinan" tidak mengikuti perkembangannya di milis ini dan 
bbrp milis lain ttg isu KA ini. Setidaknya utk me-refresh kembali perhatian 
kita thd Mak Itam ini. Apalagi sekarang ada "dorongan" dari ASITA Sumbar yang 
sangat berharap thd hidupnya kembali KA kita ini. Maaf agak sedikit panjang. 
Kalau anda peduli dg Sumbar silahkan dibaca. Kalau tidak ya skip aja.
   
  Sejak MPKAS terbentuk 6 Sep. 2007 lalu, misi utama organisasi sosial dan 
non-profit bagi pemeduli KA & Pariwisata yg gak punya AD/ART ini, tahap awalnya 
adalah untuk mencoba membantu membangkitkan perhatian semua pihak ke KA. Sayang 
sekali aset triliunan tsb "tidur" begitu saja. Apapun lah alasan sebelumnya... 
   
  Agar tidak membutuhkan investasi yang sangat besar, saran dan kesepakatan 
kita waktu itu adalah untuk menjalankan KA Wisata dulu dg rute Padang - Padang 
Panjang. Dan... mulai dulu dg SEKALI SEMINGGU...! Bertahaplah sembari baca 
pasar... Selanjutnya hingga Singkarak, Solok dan akhirnya sampai Sawahlunto. KA 
Wisata yang sudah jalan sekali seminggu Padang - Pariaman, tetap diteruskan. 
Marketnya sudah bagus untuk yg ini.
   
  Dalam waktu 3 bulan ternyata kita bisa merubah kebijakan Pemda Sumbar dan 
isunya sampai ke SBY sehingga KA Wisata dijadikan salah satu unggulan 
pariwisata Sumbar. Awal Januari dg koordinasi oleh Gubernur Sumbar, terjadi 
kesepakatan dari semua Pemda/Pemko yang dilalui KA utk mendukung niat baik ini. 
Sekaligus utk mendukung Sumbar sebagai salah satu propinsi unggulan dari 5 
propinsi unggulan pariwisata nasional di Indonesia (tahun 2008 jadi 10 
propinsi). Januari 2007 tsb dikebut agar budget tsb bisa masuk ke APBD Sumbar. 
Dana ini diperlukan untuk mengurangi resiko thd bbrp bantalan rel yang sudah 
dianggap kurang layak lagi dan sudah waktunya diganti. Apalagi sempat kena 
gempa bbrp kali.
   
  Pemda Sumbar untuk menunjukkan keseriusan mereka sampai merasa perlu 
mengeluarkan semacam SK Task Force yang sempat juga jadi perdebatan di milis 
ini. Walaupun buat saya secara pribadi, ada SK tsb atau tidak, tidak lah 
penting. Krn walaupun pernah dijemput mobil plat merah ke BIM krn diminta hadir 
rapat KA ke Padang, tetap saja uang tiket, uang Hotel, uang Sewa mobil setiap 
ke Sumbar tidak diganti juga oleh Pemda kok... Setelah itu, tidak diundang pun, 
masih tetap aja bolak balik ke Sumbar dg uang pribadi. Begitu juga bbrp anggota 
MPKAS lainnya, termasuk Ketumnya yang sudah berumur hampir 80 tahun masih aja 
memaksakan diri bolak balik ke ranah... 
   
  Ternyata dalam proses tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kita sebagai 
pemeduli, memang tidak bertindak sebagai operator atau pun regulator tentunya. 
Eksekusi bukan ditangan kita. Dan memang bukan utk itu. Sehingga tidak semua 
hal bisa kita kontrol begitu saja. Namun begitu, 8 April 2007 sudah diagendakan 
peresmian KA Wisata ini oleh Pak JK. Tapi malang tak dapek ditulak, untuang tak 
dapek diraiah, Sumbar tertimpa bencana gempa besar Maret 2007. Rel KA pun juga 
mengalami dampak di bbrp tempat. Sehingga peresmian tsb tentunya harus kita 
batalkan.
   
  Pada awal Februari 2007 terjadi pergantian Kepala Divisi Regional II KAI 
Sumbar. Kadiv yang baru ini, dengan "kaca mata kuda"nya, main hajar bleh aja... 
Beliau langsung koordinasi dg Pemda Sumbar TANPA melibatkan MPKAS yang 
sebelumnya TELAH MEMBANGUNKAN KEMBALI" KA di Sumbar. Hasilnya ya Si Binuang 
yang skrg lagi "kebinuangan" eeh kebinguangan... Di kota-kota besar umumnya, 
mass transportation kalau pagi selalu menuju masuk ke pusat kota, tetapi Si 
Binuang justru dari dalam kota menuju keluar kota. Entah apa dasar 
pertimbangannya. Belum ada proses Awareness dan publikasi thd masyarakat, sudah 
langsung di launching begitu saja. Promosinya pun baru dilakukan setelah 
launching. Itu pun hanya bbrp hari saja. Yang kita khawatirkan, image thd KA 
bisa "hancur" lagi thd KA. Membangun image kembali akan jauh lebih susah 
dibanding menjaganya... Oleh sebab itu, kita dari MPKAS pernah menyampaikan 
agar KA Sibinuang tsb dipertimbangkan lagi operasionalnya...! Mulai dululah 
sekali
 seminggu ke Padang Panjang, melewati the Amazing View di Lembah Anai...
   
  Kenapa MPKAS membiarkan seperti itu...? Mestinya harus memainkan peran sbg 
kontroler? Sebetulnya tidak kita biarkan. Bahan-bahan presentasi dinda Kurnia 
yang sangat impresif tsb juga sudah sampai ke Kadiv. Tetapi dalam hidup dan 
kehidupan ini, selalu saja ada orang yang mencoba memberi kejutan-kejutan... 
Apapun lah alasannya... Sayangnya kejutan yang ini tampaknya kurang berhasil.
   
  MPKAS masih selalu melakukan lobby kiri kanan. Tetapi tentunya tidak setiap 
saat bisa kita lakukan. Krn "asap dapur" kita bukan datang dari aktifitas 
MPKAS. Apalagi kita semua juga manusia biasa yang juga punya berbagai 
keterbatasan dan kemampuan, baik waktu maupun materi. Sampai-sampai Bendahara 
MPKAS ngomel-ngomel: "Lah, trus apo karajo ambo...? Indak ado pitih masuak dan 
indak ado pulo pitih kalua nan ambo catat...? Tapi kegiatan MPKAS jalan 
taruih...? Baa lo ko...?". Secara berorganisasi, memang agak kurang sehat 
cara-cara seperti ini. Tetapi sejauh ini, memang baru sampai disitu kemampuan 
dan keterbatasan waktu kita yg ada di organisasi MPKAS, trus mau apa..? Kalau 
tidak di short cut dari niat dan dana pribadi-pribadi, akan lebih lama lagi 
prosesnya...! 
   
  Bulan Juli lalu juga hampir KA Wisata diresmikan lagi dg rencana kunjungan 
Pak JK ke Sumbar ketika meresmikan peletakan batu pertama pembangunan kembali 
Istana Pagaruyung. Saya dan Ketum MPKAS sudah sampai hadir rapat koordinasi dg 
protokoler di Setwapres Jl. Kebon Sirih. Juga Direktur KAI dan Kadiv KAI Sumbar 
lengkap. Tetapi dg bbrp alasan tertentu, akhirnya batal lagi diresmikan. Selalu 
saya katakan ke bbrp rekan-rekan bahwa niat baik belum tentu cukup dan pas dg 
dunia politik yang melibatkan berbagai kepentingan dan aspek serta 
dampak-dampak tertentu ke masyarakat. Jika kita dalam posisi tsb, belum tentu 
juga bisa "bermain" dg mudah... Maklumlah, kita penonton biasanya selalu merasa 
lebih pintar dari pemain...:)
   
  Seperti yang terjadi bbrp minggu lalu. Kadishub Sumbar telpon saya setelah 
membaca Harian Singgalang dan nada seperti orang hampir menangis. Sudah 
berusaha berniat baik membantu KA Sumbar yang notabene bukan tanggungjawab 
langsung Dishub, ternyata malah dihujat melalui media massa. Beliau habis 
presentasi di DPRD Sumbar memperjuangkan dana perbaikan bantalan KA agar KA 
Wisata bisa segera terwujud. Dana yang diminta agar segera disetujui dan bisa 
dicairkan itupun masih 10% dari yang telah disepakati sebelumnya. Itupun 
dananya diserahkan ke KAI Sumbar. Bukan jadi proyek Dishub. Mungkin si wartawan 
JUGA tidak mengikuti sejarah perkembangan "hidup lagi" nya KA di Sumbar ini, 
sehingga main hajar bleh saja... Main sikat aja...
   
  Disisi lain, mengembangkan organisasi yg berbau KA ini dan membuat orang 
tertarik bergabung, ternyata tidak mudah juga. Umumnya sudah agak keder duluan 
dg alasan gak ngerti ttg KA. Walaupun di MPKAS yg tahu KA itu hanya 2 orang, 
Ketum dan salah satu koordinator wanita. Tapi ya sudahlah... Jalan sebisanya 
aja dulu...
   
  Lobby terakhir yang kita lakukan dengan Direksi KAI yaitu terjadinya 
pergantian Kadiv KAI Sumbar. Bagaimana hasilnya nanti kedepan? Waktulah nanti 
yang bisa menentukan...
   
  Skl lagi mohon maaf agak panjang. Ini bukan pledoi atau pembelaan diri. 
Tetapi terpaksa ini saya lakukan melihat perkembangan di milis ini yang agak 
kurang kondusif akhir-akhir ini. Perdebatan apapun di palanta ini, namanya aja 
palanta, tidak berpengaruh besar buat saya. Saya tetap akan jalan dengan niat 
dan sebatas kemampuan yang saya miliki. 
   
  Ambo tahu persis, masih banyak nan sangat potensil di palanta ini dari 
kita-kita. Tapi mungkin "alun satageh" kito mentalnyo. Sehingga akhirnya mereka 
lebih mengambil posisi pasif saja...! bak kecek urang Medan: "Untung kagak, 
kena hujat pula' awak nanti...!". 
   
  Secara pribadi, saya sangat mendukung munculnya wajah-wajah dan 
potensi-potensi baru untuk peduli dan melibatkan diri lebih jauh. Makanya saya 
ORANG PERTAMA yang mendukung inisiatif terbentuknya MAPPAS yg dilemparkan oleh 
Ajo Duta pertama kali di palanta ini. Saya pun sampai terpaksa berbenturan di 
internal MPKAS agar MAPPAS walaupun dilahirkan dari MPKAS, dan saya yang ketok 
palu nya utk itu, tetapi tidak dibawah MPKAS. Tetapi harus menjadi DUO...! Kito 
bakarajo samo ajo udah susah, apalagi kalau harus diminta menjadi bawahan yang 
satu dari yang lain...? Apalagi ini karajo sosial... 
   
  Jadi mari kita kasih kesempatan seluas-luasnya dan kita bantu mendorong 
mereka untuk bisa muncul dan berkiprah juga sebatas yang bisa mereka lakukan. 
Bahwa mereka juga punya "interest" masing-masing, as long as dalam batas-batas 
kewajaran, kenapa tidak? Kita tidak menggaji mereka untuk bisa MURNI hanya 
berbuat sosial itu saja... Para Saudagar Minang pulang ke Ranah untuk membangun 
kampung, tetap harus kita apresiasi dengan positif. Tidak berbisnis ke Ranah 
pun, mereka juga sudah hidup nyaman dg keluarganya kok di Rantau... Tetapi 
bahwa mereka perlu ambil untung sedikit untuk membiayai gaji para karyawannya, 
jelas dong... Mana bisa mereka kerja sendiri...! Walaupun, mungkin.., ado juo 
nan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya untuk keuntungan pribadi... kabaa juo 
lai...
   
  Jadi, saya menghimbau, mari kita sama-sama menjaga silaturrahmi kita di 
palanta ini. Jangan langsung main hakim sendiri tanpa "praduga tak 
bersalah"...:) Walaupun kita juga tidak punya hak untuk itu...! Pertanyaan 
saya, kenapa kita tidak selalu memulai sesuatu dengan BERTANYA sebelum 
menyimpulkan...! 
   
  Kalau tidak ada atau kurang potensi-potensi baru yang muncul, siapa yang 
rugi...? Secara pribadi, kita-kita yang mungkin sudah merasa "lebih settle" 
hidupnya di rantau, mungkin tidak rugi. Tapi kampuang awak, anak ponakan, 
dunsanak, dll... lambek bana mereka bisa maju, lambek peningkatan ekonomi di 
ranah... Apakah kita sanggup kirim wesel terus menerus? Atau apakah kita minta 
mereka keluar dari Sumbar semua agar bisa hidup dan mendapatkan kesempatan spt 
kita? Bahwa sudah banyak juga yang hidup enak di Sumbar, iya. Tapi baru berapa 
persen dibanding propinsi lain...? Tapi mudah-mudahan pandapek ambo iko salah 
atau kurang tapek. Mohon maaf skl lagi...
   
  Apapun persepsi yang muncul akhirnya dari tulisan saya diatas, itu adalah hak 
dunsanak kasadonyo yang tidak bisa diganggu gugat...! Tapi sekali persepsi tsb 
kita lempar ke public area, itu akan berdampak ke banyak pihak. Apakah dunsanak 
mau merespon atau tidak, itupun juga hak dunsanak semua...:) Dan hak saya juga 
utk tidak merespon akibat tulisan saya yang ini jika ada perdebatan stlh ini, 
kecuali di forum rapat MPKAS...:) Kalau memang peduli, mari kita duduk 
sama-sama face to face. Tidak berdebat dan menilai-nilai orang lain secara 
terbuka di palanta ini...
   
  Mari kito renungkan dan pahami basamo kato-kato pak Chaidir N. Latief bbrp 
minggu lalu di rumah Bang Fahmi Idris: "Nof, ambo stlh ini mungkin tidak bisa 
bergerak sebebas sebelumnya lagi... Ambo baru jatuah dirumah kapatangko... Agak 
taganggu jalan ambo saketek. Anak-anak jo minantu indak mengizinkan ambo untuk 
pai bajalan acok-acok dan sorang-sorang lai do. Sudah harus ado nan mangawal 
taruih...". Raso katitiak aie mato ambo ditangah urang banyak mandanga 
penuturan Ayah ambo iko...
   
  Talabiah takurang, kok ado nan talantuang kanaiak, tasingguang katurun, maaf 
baribu maaf, mohon ampun kajunjuangan Allah swt. Selamat Hari Raya Idul Fitri, 
mohon maaf lahir batin. Terima kasih.
   
  Wassalam,
  Nofrins/47
  
haidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Elthaf dan para dunsanak di melis 
   
  Ado nan barangkali bermanfaat bagi adiak adiak atau anak anak ambo di melis 
ko ( ambo lah 79 lewat ) Adalah nasehat alm pak Hugeng Kok nio umua panjang 
indak pikun pikiakan baa membunuh waktu ( to kill the time ) masaro diri masih 
bermanfaat Kalau pisau diasah taruih indak akan bakarek Bermanfaat bagi diri 
sendiri dan bermanfaat bagi urang banyak ( memenuhi ajaran agamo )
   
  Chaidir N Latief


  ----- Original Message ----
From: Elthaf (elthaf) <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Tuesday, October 9, 2007 3:13:05 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kesalahan berulang. Was: Re: ASITA SUMBAR

  Assalaamualaikum wr.wb.,
  Sesama muslim adalah bersaudara, sasamo rang Rantau Net adolah badunsanak, 
sampaikanlah dengan caro rancak, 
  Ambo mancaliak baliau-baliau, bapak Saaf, Pak Chaidir, Uda Nofrins, Add. 
Firdaus, Add. Ronald, Kkd.  Darul, Add. Miko, Add. Reza, Add. Herman, Add. Wis, 
Mak Ban, Mak Ban, buk Nur, dan masih banyak bapak, Ibu nan lainnyo lah 
bakuhampeh ingin mambangun kampuang awak untuak maju sasuai jo kemampuan dan 
daya upaya nan baliau miliki.
  Lah banyak pengorbanan baliau, Pitih, waktu, perasaan, waktu jo keluarga, 
moril, materil, memang itulah maksimal usaho baliau, dan itulah nan lah 
dihasilkan dek baliau, 
  Ambo macaliak baliau ka Padang, ka Pakanbaru dengan biaya pribadi, itu 
sadonyo demi kampuang awak nan awak cintoi.
  Kalau KA Padang-Pariaman harus baranti, lah wajarnyoh, karano sampai sagitu 
maksimal usaho baliau, ndak mungkin lo da Nofrin tiok hari tagak disampiang 
masinih mangawal KA, kito bukannyo mancemeh, tapi malah kito harus tajun untuak 
mambantu, nan jaleh sejarah mencatat Kereta api pernah hiduik baliak 
Padang-Piaman dalam wakatu babarapo bulan. kudian baliau mambawo radio FM ka 
Padang panjang, satu usaho yang luar biaso, tanpa maminta pitih kito, barang tu 
lah ado di Padang panjang. bayngakan untuak caro manurunkan barang itu sajo di 
padangpanjang baliau harus manellpon ka sinan kamari, kaambo sajo baliau 
manelpon badiskusi baa caro manurunkan barang nan bareknyo 1 ton tu, Kudian 
baliau buek website Sumatera Barat jo biaya surang, baliau promosikan dnegan 
caro baliau sendiri lewat foto-foto mamajukan parawisata Sumatera barat, Apo 
para pedagang makanan, para supir travel, para tukang parkir di bawah jam 
gadang, dan para pelaku ekonomi di kampuang maagiah fee ka da Nofrins,
 tidak sanak, tidak pernah terpikirkan dek uda Nofrin untuak maminta baliak 
dari usahonyo ko doh, baliau ikhlas, baliau murni ingin mambantu kanpuang awak.
  Untuak pak Saaf, di usia baliau nan tuo, baliau mancurahkan segala kekuatan 
baliau, networking baliau untuak mamajukan kampuang awak, bara kali kantua HAM 
baliau dipakai, lunak gigi pado lidah tu mah maminta izinnyo, semua untuak kito 
juo.
  Ibu Nur, pai ka pakanbaru jo biaya sendiri, maninggakan anak-anak baliau nan 
masih ketek-ketek di jakarta, untuak sia, untuak kampuang awak uo.
  Pak Chaidir, baliau di usia 68 tahuan mancurahkan pikiran baliau untuak awak 
juo.
  Jadi kalau ado nan kurang atau mungkin alun maksimal dari hasil 
baliau-baliau, mari kito bantu, bantu jo waktu, jo tanago, jo moril, jo doa, 
paliang indak ANIANG sajo duduak manis se di suduik. jaan lasak pulo.
  Kalau raso punyo peduli jo usaho baliau, kito bantu basamo-samo, janagankan 
KA Padang-Piaman, Padang Payokumbuah bisa tu mah.
  Jujur sajo, ambo ndak mampu babuek sarupo nan lah disumbangkan dan nan lah 
dibuek dek Pak Saaf, pak Chaidir, Uda Nofrins, Bu Nur, Add. Hadi, Add. Ronald, 
Add. Miko, Add. Firdaus, Kanda Darul, Add. Reza, sanak Herman Jambak, Pak Aslim 
dan banyak lai bapak, ibu jo dunsanak nan lah berbuat yang terbaik untuak 
kampuang awak, untuak kemajuan Sumatera Barat.
  Cieklai, HENTIKAN mail nan mamecah balah, ndak surang juo nan berhak 
menyatakan dan mengclaim dan mambuek kubu-kubuan, ndak ado kubu rantau-ranah 
doh, ndak ado kubu swasta -PNS doh, ndak ado kubu mudo-gaek doh. kalau 
kamangirtiak jaan disapuratoan dirambah habih sajo urang ko, jaan maateh 
namokan urang pulo.
  Mari kito buek mailing list awak ko sajuak,  
  Terakhir, ambo mohon maaf lahir dan batin ateh mail ambo ko, semoga di bulan 
baiak ko, ambo bisa introspeksi dan bisa menjalin ukhuwah islamiyah dan ukhuwah 
imaniyah sacaro labiah elok.
  Padiah sanak, padiah tu mah dihantam di muko urang rami, malu tu mah sanak...
  Terimakasih,
  wassalam,
  Elthaf
   



       
---------------------------------
Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount 
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke