nakan..nakan
sajak bilo pulo PBB maurus urusan candoko..kok iyo sasek pamerentah 
malakukan saran nakan ko yo galak dunia mancaliak

urusan nan sabananyo salasai ditingkek deplu jo depbudpar se 
maluluang pulo ka PBB, antah kok bagarah nakan

takana dl katiko booming dangdut SMS ambo agak bangga juo penciptanyo 
yanto sori..eh taunyo jiplakan dari india sarupo kebanyakan dangdut 
top lainnyo...ikolah jamak tajadi di negara kito

masalahko salasaikan selah sacaro diplomasi, manga lo basorak kian 
kamari sampai kamangganyang malaysia gai..cando anak ketek jolong 
gadang..kito nan lalai eh kini baru takajuik..cando koncek kanai ayia 
angek..

ooii biai ooooiii
--- In [EMAIL PROTECTED], "muhammad syahreza" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr.wb.
> 
> Dari sini sudah ketahuan bahwa *orang Malaysia itu miskin 
kreatifitas*,
> "bisanya manembak di ateh kudo se" atau bisanya hanya mengambil hak 
kekayaan
> intelektual negara lain, lalu diakui seolah-olah hasil karya cipta
> anak bangsa Malaysia.
> Padahal apa seh susahnya mengakui, bahwa itu hasil karya cipta anak 
bangsa
> negara lain.
> *Kalau sudah begini baru dihubung-hubungkan dengan kekerabatan 
Minangkabau
> dengan Negeri Sembilan*, di dalam etika berbangsa dan bernegara di 
mana pun
> juga diajarkan, kalau mau menggunakan hasil karya cipta orang harus 
izin
> dulu sama yang punya, sebagai penghargaan bagi yang menciptakan. 
*Mungkin
> Malaysia sudah besar kepala, sehingga tidak menghormati Hak Kekayaan
> Intelektual anak bangsa negara lain.*
> Cara yang paling bagus untuk memberi pelajaran kepada Malaysia yang 
arogan
> adalah Indonesia mengajukan petisi pada PBB, minta PBB dan dunia
> internasional menekan Malaysia dalam berbagai sidang PBB, untuk 
mereformasi
> kebijakan bangsanya dalam menghormati hak kekayaan intelektual 
negara lain,
> dengan demikian reformasi akan terjadi di Malaysia.
> Buktinya :
> 1. Yang banyak beredar di Malaysia sekarang adalah lagu-lagu dari 
Indonesia,
> artis-artis Indonesia di Malaysia laku banget.
> 2. Mahasiswa Malaysia sangat senang belajar di Indonesia, salah satu
> faktornya adalah  kebebasan pers dalam menyampaikan berita seperti 
di
> Indonesia tidak ditemukan di Malaysia.
> 3. Generasi muda Malaysia adalah generasi yang tidak suka kerja 
keras ke
> lapangan, maunya kerja sedikit di kantor dan gajinya tinggi. 
Makanya untuk
> buruh-buruh didatangkan dari Indonesia, India, Vietnam, Myanmar, 
dll.
> 4. Kebijakan pemerintah Malaysia masih membatasi kebebasan pers, 
sehingga
> berbagai informasi sebelum di


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Jika anda, kirim email kosong ke >>:
berhenti >> [EMAIL PROTECTED]
Cuti: >> [EMAIL PROTECTED]
digest: >> [EMAIL PROTECTED]
terima email individu lagi: >> [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke