Mas, udah baca karangan si Friedman belum?
Soal Dunia yang datar.

Kalau belum juga tidak apa-apa, sebenarnya berlogika saja sudah 
cukup. Cuma sayangnya, logika yang bermuara pada point yang anda 
sampaikan agak dangkal.  Justru point-point dan alasan anda 
menunjukkan Malaysia sudah selangkah berada di atas kita.

Emang aneh nih milis.  Kebanyakan sepertinya pensiunan atau pemuda 
kalah perang di dunia nyata. lontaran ide dan postingan berawal dari 
logika berpikir yang dangkal.

Ketika ngomongin pariwisata, isinya berputar-putar disitu saja.  
Ngomongin Imam Bonjol dimulai dari sikap emosional, kecuali Datuak 
Endang.  Masa maunya seminar Imam Bonjol, orang minang saja yang 
datang.  Padahal sebagian besar eselon 1 perang ini, kebanyakan orang 
tapanuli sama orang riau.  Kaligrafi injil dibilang strategi 
menyesatkan.  Di Syuriah, kalo dengar kebaktian ya kaya dengar 
pengajian.  Mengutip Kahlil Gibran dianggap keliru.

Bingung juga lama-lama ngetem disini.

Am,
Barabai, Kalsel

--- In [EMAIL PROTECTED], "muhammad syahreza" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr.wb.
> 
> Dari sini sudah ketahuan bahwa *orang Malaysia itu miskin 
kreatifitas*,
> "bisanya manembak di ateh kudo se" atau bisanya hanya mengambil hak 
kekayaan
> intelektual negara lain, lalu diakui seolah-olah hasil karya cipta
> anak bangsa Malaysia.
> Padahal apa seh susahnya mengakui, bahwa itu hasil karya cipta anak 
bangsa
> negara lain.
> *Kalau sudah begini baru dihubung-hubungkan dengan kekerabatan 
Minangkabau
> dengan Negeri Sembilan*, di dalam etika berbangsa dan bernegara di 
mana pun
> juga diajarkan, kalau mau menggunakan hasil karya cipta orang harus 
izin
> dulu sama yang punya, sebagai penghargaan bagi yang menciptakan. 
*Mungkin
> Malaysia sudah besar kepala, sehingga tidak menghormati Hak Kekayaan
> Intelektual anak bangsa negara lain.*
> Cara yang paling bagus untuk memberi pelajaran kepada Malaysia yang 
arogan
> adalah Indonesia mengajukan petisi pada PBB, minta PBB dan dunia
> internasional menekan Malaysia dalam berbagai sidang PBB, untuk 
mereformasi
> kebijakan bangsanya dalam menghormati hak kekayaan intelektual 
negara lain,
> dengan demikian reformasi akan terjadi di Malaysia.
> Buktinya :
> 1. Yang banyak beredar di Malaysia sekarang adalah lagu-lagu dari 
Indonesia,
> artis-artis Indonesia di Malaysia laku banget.
> 2. Mahasiswa Malaysia sangat senang belajar di Indonesia, salah satu
> faktornya adalah  kebebasan pers dalam menyampaikan berita seperti 
di
> Indonesia tidak ditemukan di Malaysia.
> 3. Generasi muda Malaysia adalah generasi yang tidak suka kerja 
keras ke
> lapangan, maunya kerja sedikit di kantor dan gajinya tinggi. 
Makanya untuk
> buruh-buruh didatangkan dari Indonesia, India, Vietnam, Myanmar, 
dll.
> 4. Kebijakan pemerintah Malaysia masih membatasi kebebasan pers, 
sehingga
> berbagai informasi sebelum ditayangkan ke khalayak umum difilter 
dulu sama
> negara, persis seperti Indonesia masa Orde Baru.
> 
> wassalam
> reza
> 
> >



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Jika anda, kirim email kosong ke >>:
berhenti >> [EMAIL PROTECTED]
Cuti: >> [EMAIL PROTECTED]
digest: >> [EMAIL PROTECTED]
terima email individu lagi: >> [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke