Cara mengajarkan ABS SBK dimulai dari yang kecil-kecil saja, dan diterapkan
lebih dulu oleh mereka yang merasa mengerti ABS SBK, misalnya:

1. Kebersihan.

Karena kebersihan adalah sebagian dari iman, aneh sekali kalau di rumah
sendiri bisa bersih, tapi di tempat umum, kotornya "Allahu rabbi". Bukan
hanya di pasar, dan halte, bahkan juga sampai surau dan masjid. Tahun lalu
saya sempat ke daerah Bidar Alam, Solsel, dan bersama rombongan  shalat di
sebuah masjid jami' yang, sayangnya, kotor berdebu "Allahu rabbi". Sampai
salah seorang anggota rombongan, dari Jawa, bilang, "Pemandangan di sini
banyak yang lebih bagus dari di Jawa. Tapi saya sudah keliling hampir ke
semua pojok pulau Jawa, belum pernah bertemu mesjid besar yang sekotor ini."

Sepanjang Sumbar belum dikenal sebagai daerah (paling) bersih di Indonesia,
selama itu pula ABS SBK hanya "bertanam tebu di bibir". Sebab, kebersihan
di luar itu mencerminkan kebersihan di dalam (di hati/pikiran).  Allah Maha
Indah, dan suka keindahan. Dan kebersihan adalah gerbang menuju keindahan
yang sesungguhnya.

Kalau luarnya sudah tak bersih, kumuh, ruwet, cara berpikir
masyarakat/komunitas itu pun akan ruwet pula cara berpikir dan
berinteraksinya.

Karena itu, sungguh heran betul saya ketika melihat untuk pertama kali
Mushalla Iqra' di Sicincin (Jl Raya Padang-Bukittinggi Km 45) milik Pak
Taufiq Ismail yang ditambahi tulisan "Surau Percontohan". Percontohan
apanya? Oo ternyata percontohan untuk surau yang BERSIH dan WANGI.

Masya Allah, surau yang BERSIH dan WANGI kok harus dicontohkan? Bukannya
itu seharusnya sudah "given" dalam jiwa Rang Minang? Sayangnya, nyatanya
tidak!

Mengajarkan kebersihan kepada orang Islam? Di lingkungan masjid dan
mushalla? Bagi saya kok terdengar seperti mengajarkan ayam jantan berkokok
dan ayam betina berkotek. "Hil yang mustahal" ujar Asmuni Srimulat. Tapi
itulah yang terjadi, di ranah kita sekarang.

Dengan sedikit perkecualian pada beberapa tempat yang memang bersih,
sebagian besar Minang sekarang ini sudah tak malu lagi mengikuti
wilayah-wilayah yang gagal menjaga kebersihan dengan menjadi tempat sampah
raksasa.

Sepanjang persoalan kebersihan ini belum dilihat sebagai bagian strategis
dari ABS SBK, percayalah sampai kapan pun ABS SBK hanya akan menjadi wacana
tak berkesudahan. Sementara wilayah-wilayah lain seperti New Zealand atau
Swiss yangnsudah khatam dengan malah kebersihan, justru lebih terasa ABS
SBK-nya.


2. Tubuh kita adalah pinjaman, jangan egois dipakai sendiri.

Tragedi manusia modern sekarang adalah masih muda (di umur 30/40) badan
sudah rontok, digelayuti penyakit beraneka ragam yang sebenarnya "nggak
penting" karena pola makanan konsumtif, dan jarang olah raga. Tubuh letoy,
loyo, jalan beberapa langkah terengah-engah, tapi tajam mulut
bisa berkilo-kilo meter.

Padahal Nabi mengajarkan (anak-anak) muslim harus diajari berkuda,
berenang, memanah. Anak-anak Minang, bahkan yang dewasa, apakah merupakan
etnis yang paling bugar di Indonesia? Kalau jawabannya bukan, berarti masih
ada salah kaprah dalam memahami konsep kesehatan dalam Islam.

Yang lebih parah, sudahlah tubuh yang dipinjamkan cuma-cuma oleh Allah
tidak dirawat sebaik-baiknya, masih juga pelit dan egois bagi orang lain.
Contohnya, donor darah. Orang-orang yang paham tanggung jawab ilahiah dalam
menjaga tubuh, juga akan menjaga kualitas darahnya sebaik-baiknya. Untuk
apa? Agar darahnya berguna bagi orang lain. Itu artinya "sampai tetes darah
penghabisan".

Alhamdulillah jika tak ada dalam keluarga kita yang punya penyakit genetik
berkaitan dengan darah (Thalalassemia, Hemophilia, dll). Tapi cobalah lihat
penderita, terutama anak-anak, yang mengalami penyakit bawaan darah, di
saat itulah terasa betapa setetes darah sehat begitu luar biasa berguna.
 Ajarkan generasi muda Minang sejak sekarang melihat langsung anak-anak tak
berdosa yang setiap 3 bulan sekali harus dapat transfusi, yang sebulan
sekali harus ditansfusi, bahkan kalau perlu yang 1-2 pekan sekali harus
mendapat pasokan darah donor.

Sudahkah bapak-bapak dan ibu-ibu di palanta yang budiman ini melakukan itu?
sudahkah kita "mewakafkan" (mendonorkan) darah kita bagi anak-anak malang
seperti ini (jangan hanya berpikir donor darah bagi orang yang kecelakaan
berat atau akan operasi besar saja).

Tidak tersentuhkah hati kita melihat makin banyaknya anak-anak penderita
kelainan darah, sementara sebagian dari kita menyia-nyiakan darah yang ada
di dalam tubuh dengan memasukkan berbagai macam jenis racun, sehingga
kualitas darah kita begitu buruk sampai memenuhi syarat hemoglobin minimal
pun tak. Apatah lagi bisa menjadi donor bagi orang lain.

Generasi muda Minang ke depan harus sejak kecil diajarkan untuk menjaga
tubuh dengan sebaik-baiknya, dan menggunakan semua anugerah di dalam tubuh,
terutama darah, untuk kepentingan sesama.  Tubuh bukan untuk dirusak akibat
ketidaksiplinan di masa muda.

Itu 2 sumbang saran dari saya, sebagai pemancing diskusi, yang saya
yakin tidak "berbobot" dari sisi "teori" ABS SBK, karena saya lebih
menyukai yang aplikatif ketimbang teoritis penuh bunga kata-kata.

Sebab kalau menyangkut "teori" atau bahkan "grad theory" ABS SBK, bukankah
orang Minang sudah menjadi maestro sejak dulu? Tapi yang terjadi? Dari
generasi ke generasi yang terlihat adalah kemerosotan demi kemerosotan
implementasi ABS SBK.

Hmmm.. sudah lewat tengah malam WCi (Waktu Cibubur), saatnya istirahat,
meski kalau mau berlindung di balik hujjah Raja Dangdut Rhoma Irama,
"Begadang boleh saja, asal ada gunanya ..."

Wassalam,

ANB

Pada Rabu, 20 Maret 2013, St. eF Al Zain Sikumbang menulis:

> Padang, (Antara Sumbar <http://www.antarasumbar.com>) - Lembaga Kerapatan
> Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat mensosialisasikan falsafah
> adat Minangkabau Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABSSBK)
> pada masyarakat di delapan kabupatan/kota di provinsi itu.
>
> Ketua LKAAM Sumbar, Sayuti Dt Rajo Pangulu di Padang, Rabu mengatakan,
> pemangku adat dan juga pihak terkait lainnya untuk kembali menggalakkan
> filosofi adat Mingakabau dalam keseharain, terutama ABSSBK, untuk
> menyadarkan generasi muda pentingnya adat, agama, dan Alquran dalam pedoman
> hidup setiap harinnya.
>
> "Tujuan sosialisasi yang terus dilakukan ini pada tahun 2013, agar ABSSBK
> tersebut tidak hanya sekedar sologan, namun dijalankan dalam kehidupan
> sehari-hari ditengah masyarakat, dan rumah-rumah ibadah kembali diramaikan
> oleh aktifitas keagamaan seperti yang diajarkan selama ini dalam budaya
> Minangkabau," kata Sayuti.
>
> Dia menambahkan, aplikasi dilapangan ini perlu ditingkatkan masyarakat,
> sebeb dalam era globalisasi ini, tanpa adanya adat, agama, dan kitab suci
> sebagai pegangan maka dapat berakibat buruk bagi moral generasi muda.
>
> Sehubungan dengan itu, hingga saat ini untuk sosialisasi tersebut, LKAAM
> Sumbar menjelaskan telah melukannya di delapan kabupatan dan kota,
> diantaranya di Kabupaten Dhamasraya, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten
> Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang,
> Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pasaman Barat.
>
> Sementara itu, sosialisasi yang paling baru dilakukan LKAAM Sumbar adalah
> di Kota Payakumbuh, yang dilaksanakan pada Selasa (19/3), dimana diikuti
> oleh setidaknya puluhan orang pemangku adat, dan masyarakat didaerah itu.
>
> "Semua daerah yang telah dilakukan sosialisasi tersebut merupakan daerah
> yang dianggap paling baik dalam melaksanakan ABSSBK dilapangan, sebab itu
> perlu didorong utuk terus ditingkatkan," jelasnya.
>
> Sosialisasi tersebut tidak hanya program yang dilakukan LKAAM namun juga
> kerjasama dengan pihak pemerintah provinsi setempat, dimana kegiatan
> semacam itu mendapat dukungan dari Dinas Sosial.
>
> "Semoga dengan sosialiasasi yang dilakukan secara terus menerus, kesadaran
> tentang filosofi Mingakabau ini benar-benar diresapi oleh masyarakat,"
> tegasnya. (*/sun)
> ANTARA Sumbar <https://plus.google.com/117937747162756122786?rel=author>hari 
> ko
>
> sumber :
> http://www.antarasumbar.com/berita/provinsi/d/1/278421/lkaam-sumbar-sosialisasikan-abs-sbk-ke-kabupaten-kota.html
> ----
> sangenek barito kampuang, Alhamdulillah perjuangan taruih balanjuik..
>
> Wassalam,
>
>
> st. eF Al Zain Sikumbang
> Kuala Lumpur
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti 
> berlangga...@googlegroups.com<javascript:_e({}, 'cvml', 
> 'berlangga...@googlegroups.com');>.
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke