Jadi Intinyo, baraja agama dulu, nan adaik tu ka tabaok rendong sajo tu
noh.. induak dari ABSSBK ko kan Kitabullah, yaitu AL Quran, tu di dukunag
dek Hadist, dilangkok an lo dek buku fiqih, dalam ka 3 kitab ko lah adoh
sadonyo,, tamasuak masalah kebersihan, biasonyo bahasan partamo di buku
fiqh memang kebersihan ko,, masalah berbagi, harta waris, ba a
bamasyarakat, ba a nan pemimpin, sado2no langkok
jadi sabalum masuak ka baraja lika liku adaik, nan pokok (Syarak) no ko nan
di matangan dahulu..
Jadi nan kaum adat ko seharusnyo urang nan lah paham Syarak jo aplikasino..
jadi intinyo sabalum baraja adat ( adat ko kan kesepakatan manusia : kalau
diminang kesepakatan urang minang - ABSSBK )
Jadi indak ado lai terpisah kaum adat ko jo urang alim ulama, seharusnyo
urang kaum adat ko di ambiak dari urang alim ulama nan lah matang aplikasi
syarak no ka kehidupanno baik yg bersifat dunia maupun akhirat, apolai alim
ulama nan cadiak pandai nan jadi pemangku adaik tu.. tu nan dicari.
dalam artian lain, didalam LKAAM ko seharusnyo adoh urang MUI didalamno,,
jadi pembahasan no indak ado nan terpisah :
- agamo yo agamo - MUI nan manjalehan
- adat yo adat - LKAAM nan manjalehan
Jan sampai tajadi nan bantuak tu.. jadi sarancakno nan di LKAAM tu urangno
adolah Alim Ulama nan Cadiak Pandai..

sangenek wacana,banyak maaf
wassalam,

*
st. eF Al Zain Sikumbang
Kuala Lumpur*

Pada 21 Maret 2013 07.20, <rn.amiroed...@gmail.com> menulis:

> **
> Setuju sekali apa yg dikemukakan oleh Pak ANB, memang tampaknya kecil tapi
> ini lah justru basic keimanan yg hakiki, bagaimana bisa dikatakan beriman
> kalau saat sehabis menggunakan Service Area (MCK/WC Umum), dengan entengnya
> meninggalkan Najisnya tanpa memikirkan orang lain yg sesudah kita yg juga
> akan menggunakan fasilitas tsb utk membuang hajatnya mendapati dalam
> keadaan kotor.
>
> Jamban (WC) memang bukan budaya Masyarakat Indonesia khususnya di daerah
> krn kalau dikampung umumnya buang hajat dibuat di luar rumah spt Tabek,
> atau kesemak-semak/hutan, bahkan masyarakat pesisir membuang hajat di
> pantai/tepi laut dan kegiatan ini memang tdk perlu menyiram atau
> membersihkannya.
>
> Rumah2 panggung di Kalimantan, mereka membuat lubang di lantai, dan
> menyediakan air di ember utk membersihkan diri setelah berhajat.
>
> Budaya mempunyai WC dan Septiteng setelah Belanda masuk ke Indonesia dan
> itupun umumnya di kota2 bukan di kampung2.
>
> Disimpulkan Budaya bersih setelah melepaskan Hajat di service area yg
> perlu di budayakan, krn kebiasaan ini memang belom membudaya, pengalaman
> saat naik haji, ikut rombongan haji biasa, yg pesertanya sebagian besar
> orang dgn penghasilan menengah kebawah dan tingkat pendidikan paling tinggi
> SMA, 90% nya, bahkan termasuk Ustadz2 setelah berhajat, ditinggalkan begitu
> saja, baik di penginapan, di WC Mesjidil Haram juga di Nabawi, di Arafah
>
> Ini sekelumit pandangan saya
>
> Wass
> RNA
>
> I
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ------------------------------
> *From: * Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> *Date: *Thu, 21 Mar 2013 00:34:32 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] LKAAM SUMBAR Sosialisasikan "ABS-SBK" ke
> Kabupaten/Kota
>
> Cara mengajarkan ABS SBK dimulai dari yang kecil-kecil saja, dan
> diterapkan lebih dulu oleh mereka yang merasa mengerti ABS SBK, misalnya:
>
> 1. Kebersihan.
>
> Karena kebersihan adalah sebagian dari iman, aneh sekali kalau di rumah
> sendiri bisa bersih, tapi di tempat umum, kotornya "Allahu rabbi". Bukan
> hanya di pasar, dan halte, bahkan juga sampai surau dan masjid. Tahun lalu
> saya sempat ke daerah Bidar Alam, Solsel, dan bersama rombongan  shalat di
> sebuah masjid jami' yang, sayangnya, kotor berdebu "Allahu rabbi". Sampai
> salah seorang anggota rombongan, dari Jawa, bilang, "Pemandangan di sini
> banyak yang lebih bagus dari di Jawa. Tapi saya sudah keliling hampir ke
> semua pojok pulau Jawa, belum pernah bertemu mesjid besar yang sekotor ini."
>
> Sepanjang Sumbar belum dikenal sebagai daerah (paling) bersih di
> Indonesia, selama itu pula ABS SBK hanya "bertanam tebu di bibir". Sebab,
> kebersihan di luar itu mencerminkan kebersihan di dalam (di hati/pikiran).
>  Allah Maha Indah, dan suka keindahan. Dan kebersihan adalah gerbang menuju
> keindahan yang sesungguhnya.
>
> Kalau luarnya sudah tak bersih, kumuh, ruwet, cara berpikir
> masyarakat/komunitas itu pun akan ruwet pula cara berpikir dan
> berinteraksinya.
>
> Karena itu, sungguh heran betul saya ketika melihat untuk pertama kali
> Mushalla Iqra' di Sicincin (Jl Raya Padang-Bukittinggi Km 45) milik Pak
> Taufiq Ismail yang ditambahi tulisan "Surau Percontohan". Percontohan
> apanya? Oo ternyata percontohan untuk surau yang BERSIH dan WANGI.
>
> Masya Allah, surau yang BERSIH dan WANGI kok harus dicontohkan? Bukannya
> itu seharusnya sudah "given" dalam jiwa Rang Minang? Sayangnya, nyatanya
> tidak!
>
> Mengajarkan kebersihan kepada orang Islam? Di lingkungan masjid dan
> mushalla? Bagi saya kok terdengar seperti mengajarkan ayam jantan berkokok
> dan ayam betina berkotek. "Hil yang mustahal" ujar Asmuni Srimulat. Tapi
> itulah yang terjadi, di ranah kita sekarang.
>
> Dengan sedikit perkecualian pada beberapa tempat yang memang bersih,
> sebagian besar Minang sekarang ini sudah tak malu lagi mengikuti
> wilayah-wilayah yang gagal menjaga kebersihan dengan menjadi tempat sampah
> raksasa.
>
> Sepanjang persoalan kebersihan ini belum dilihat sebagai bagian strategis
> dari ABS SBK, percayalah sampai kapan pun ABS SBK hanya akan menjadi wacana
> tak berkesudahan. Sementara wilayah-wilayah lain seperti New Zealand atau
> Swiss yangnsudah khatam dengan malah kebersihan, justru lebih terasa ABS
> SBK-nya.
>
>
> 2. Tubuh kita adalah pinjaman, jangan egois dipakai sendiri.
>
> Tragedi manusia modern sekarang adalah masih muda (di umur 30/40) badan
> sudah rontok, digelayuti penyakit beraneka ragam yang sebenarnya "nggak
> penting" karena pola makanan konsumtif, dan jarang olah raga. Tubuh letoy,
> loyo, jalan beberapa langkah terengah-engah, tapi tajam mulut
> bisa berkilo-kilo meter.
>
> Padahal Nabi mengajarkan (anak-anak) muslim harus diajari berkuda,
> berenang, memanah. Anak-anak Minang, bahkan yang dewasa, apakah merupakan
> etnis yang paling bugar di Indonesia? Kalau jawabannya bukan, berarti masih
> ada salah kaprah dalam memahami konsep kesehatan dalam Islam.
>
> Yang lebih parah, sudahlah tubuh yang dipinjamkan cuma-cuma oleh Allah
> tidak dirawat sebaik-baiknya, masih juga pelit dan egois bagi orang lain.
> Contohnya, donor darah. Orang-orang yang paham tanggung jawab ilahiah dalam
> menjaga tubuh, juga akan menjaga kualitas darahnya sebaik-baiknya. Untuk
> apa? Agar darahnya berguna bagi orang lain. Itu artinya "sampai tetes darah
> penghabisan".
>
> Alhamdulillah jika tak ada dalam keluarga kita yang punya penyakit genetik
> berkaitan dengan darah (Thalalassemia, Hemophilia, dll). Tapi cobalah lihat
> penderita, terutama anak-anak, yang mengalami penyakit bawaan darah, di
> saat itulah terasa betapa setetes darah sehat begitu luar biasa berguna.
>  Ajarkan generasi muda Minang sejak sekarang melihat langsung anak-anak tak
> berdosa yang setiap 3 bulan sekali harus dapat transfusi, yang sebulan
> sekali harus ditansfusi, bahkan kalau perlu yang 1-2 pekan sekali harus
> mendapat pasokan darah donor.
>
> Sudahkah bapak-bapak dan ibu-ibu di palanta yang budiman ini melakukan
> itu? sudahkah kita "mewakafkan" (mendonorkan) darah kita bagi anak-anak
> malang seperti ini (jangan hanya berpikir donor darah bagi orang yang
> kecelakaan berat atau akan operasi besar saja).
>
> Tidak tersentuhkah hati kita melihat makin banyaknya anak-anak penderita
> kelainan darah, sementara sebagian dari kita menyia-nyiakan darah yang ada
> di dalam tubuh dengan memasukkan berbagai macam jenis racun, sehingga
> kualitas darah kita begitu buruk sampai memenuhi syarat hemoglobin minimal
> pun tak. Apatah lagi bisa menjadi donor bagi orang lain.
>
> Generasi muda Minang ke depan harus sejak kecil diajarkan untuk menjaga
> tubuh dengan sebaik-baiknya, dan menggunakan semua anugerah di dalam tubuh,
> terutama darah, untuk kepentingan sesama.  Tubuh bukan untuk dirusak akibat
> ketidaksiplinan di masa muda.
>
> Itu 2 sumbang saran dari saya, sebagai pemancing diskusi, yang saya
> yakin tidak "berbobot" dari sisi "teori" ABS SBK, karena saya lebih
> menyukai yang aplikatif ketimbang teoritis penuh bunga kata-kata.
>
> Sebab kalau menyangkut "teori" atau bahkan "grad theory" ABS SBK, bukankah
> orang Minang sudah menjadi maestro sejak dulu? Tapi yang terjadi? Dari
> generasi ke generasi yang terlihat adalah kemerosotan demi kemerosotan
> implementasi ABS SBK.
>
> Hmmm.. sudah lewat tengah malam WCi (Waktu Cibubur), saatnya istirahat,
> meski kalau mau berlindung di balik hujjah Raja Dangdut Rhoma Irama,
> "Begadang boleh saja, asal ada gunanya ..."
>
> Wassalam,
>
> ANB
>
> Pada Rabu, 20 Maret 2013, St. eF Al Zain Sikumbang menulis:
>
>> Padang, (Antara Sumbar <http://www.antarasumbar.com>) - Lembaga
>> Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat mensosialisasikan
>> falsafah adat Minangkabau Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
>> (ABSSBK) pada masyarakat di delapan kabupatan/kota di provinsi itu.
>>
>> Ketua LKAAM Sumbar, Sayuti Dt Rajo Pangulu di Padang, Rabu mengatakan,
>> pemangku adat dan juga pihak terkait lainnya untuk kembali menggalakkan
>> filosofi adat Mingakabau dalam keseharain, terutama ABSSBK, untuk
>> menyadarkan generasi muda pentingnya adat, agama, dan Alquran dalam pedoman
>> hidup setiap harinnya.
>>
>> "Tujuan sosialisasi yang terus dilakukan ini pada tahun 2013, agar ABSSBK
>> tersebut tidak hanya sekedar sologan, namun dijalankan dalam kehidupan
>> sehari-hari ditengah masyarakat, dan rumah-rumah ibadah kembali diramaikan
>> oleh aktifitas keagamaan seperti yang diajarkan selama ini dalam budaya
>> Minangkabau," kata Sayuti.
>>
>> Dia menambahkan, aplikasi dilapangan ini perlu ditingkatkan masyarakat,
>> sebeb dalam era globalisasi ini, tanpa adanya adat, agama, dan kitab suci
>> sebagai pegangan maka dapat berakibat buruk bagi moral generasi muda.
>>
>> Sehubungan dengan itu, hingga saat ini untuk sosialisasi tersebut, LKAAM
>> Sumbar menjelaskan telah melukannya di delapan kabupatan dan kota,
>> diantaranya di Kabupaten Dhamasraya, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten
>> Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang,
>> Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pasaman Barat.
>>
>> Sementara itu, sosialisasi yang paling baru dilakukan LKAAM Sumbar adalah
>> di Kota Payakumbuh, yang dilaksanakan pada Selasa (19/3), dimana diikuti
>> oleh setidaknya puluhan orang pemangku adat, dan masyarakat didaerah itu.
>>
>> "Semua daerah yang telah dilakukan sosialisasi tersebut merupakan daerah
>> yang dianggap paling baik dalam melaksanakan ABSSBK dilapangan, sebab itu
>> perlu didorong utuk terus ditingkatkan," jelasnya.
>>
>> Sosialisasi tersebut tidak hanya program yang dilakukan LKAAM namun juga
>> kerjasama dengan pihak pemerintah provinsi setempat, dimana kegiatan
>> semacam itu mendapat dukungan dari Dinas Sosial.
>>
>> "Semoga dengan sosialiasasi yang dilakukan secara terus menerus,
>> kesadaran tentang filosofi Mingakabau ini benar-benar diresapi oleh
>> masyarakat," tegasnya. (*/sun)
>> ANTARA Sumbar <https://plus.google.com/117937747162756122786?rel=author>hari 
>> ko
>>
>> sumber :
>> http://www.antarasumbar.com/berita/provinsi/d/1/278421/lkaam-sumbar-sosialisasikan-abs-sbk-ke-kabupaten-kota.html
>> ----
>> sangenek barito kampuang, Alhamdulillah perjuangan taruih balanjuik..
>>
>> Wassalam,
>>
>>
>> st. eF Al Zain Sikumbang
>> Kuala Lumpur
>>
>> --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
>> - DILARANG:
>> 1. E-mail besar dari 200KB;
>> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. One Liner.
>> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
>> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
>> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
>> Grup Google.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>>
>>
>>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke