Serial Minang Diaspora: Duet Datuk di Tanah Sulteng

http://umum.kompasiana.com/2009/09/11/serial-minang-diaspora-duet-datuk-di-tanah-sulteng-11468.html
OPINI <http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/> Dibaca: *1326 *   
Komentar: 
*8*   Nihil 

Bagi masyarakat Sul-Teng, berziarah ke makam orang-orang yang berilmu agama 
tinggi tentu hal yang lumrah dilakukan seperti yang dilakukan orang-orang 
dimanapun. Termasuk ke makam Datuak Karamah dan Datuak Mangaji. Kedua 
perantau Minang yg pedagang  dan juga ulama ini menyebarkan agama islam di 
tanah Kaili (Datuak Karamah) dan Parigi (Datuak Mangaji).

Entah bagaimana mulanya spt dituturkan turun temurun oleh tetua-tetua 
setempat, dikatakan bahwa Datuk Karamah datang ke tanah Kaili hanya dengan 
menggunakan selembar sajadah. Saya kira cerita ini diluar nalar yang bisa 
diterima akal sehat dimana jaman itu belum ada pesawat terbang, wallahualam.

Berikut cerita yang saya dapat saya rangkumkan:

Satu hal yang sangat penting penyebaran Islam di Tanah Kaili (lembah Palu) 
disebarkan oleh Datuak Karamah, seorang pedagang Muslim dari Minangkabau, 
selanjutnya ditambahkan bahwa di Parigi (sebuah kota kecil dekat teluk 
Tomini) penyebaran Islam dilakukan oleh Datuak Mangaji, yang telah 
bersama-sama masyarakat lokal melawan Portugis yang mencoba membuat benteng 
disitu….

Diceritakan oleh tetua-tetua Kaili bahwa dulu Datuak Karamah tiba di tanah 
kaili hanya dengan selembar Sajadah, kemudian beliau menyiarkan Islam 
dengan cara menunjukan kekeramatannya melalui uji ilmu dengan Raja 
lokal-PUE BONGO, dimana datuk Karamah berhasil menundukan hati mereka. 
Karena ke-karomahan-nya inilah dia dipanggil Datu Karamah.

Dikatakan juga Datuak Karamah akhirnya kawin dengan salah seorang putri 
Raja Kaili tersebut yang sekarang beranak pinak di kampung LERE, dekat Kota 
Palu. Sementara itu makam Datuak Karamah telah dibenahi pula, di pagar, di 
atap dengan kontruksi rumah Gadang khas Minang dan dijadikan sebagai cagar 
budaya oleh pemerintah setempat. Untuk penghormatan kepada jasa beliau 
Perguruan Tinggi Islam di Palu dinamakan “IAIN DATU KARAMAH”.

Sangat banyak peninggalan yang dibuat oleh Datuak tersebut, misalnya alat 
musik tradisional Kaili yang disebut KUKULA, itu sama dengan TALEMPONG di 
Sum-Bar, yang menurut tetua kaili juga merupakan peninggalan sang Datuak.

Setelah periode Datuak Karamah, Islam selanjutnya dikembangkan oleh SIS AL 
JUFRI, seorang keturunan Arab, Hadramaud, yang sekarang terdapat perguruan 
Al-Khairat yang massanya sampai ke Ternate (termasuk Fadel Muhammad, 
Gubernur Gorontalo pernah sekolah di SMP Alkhairat Palu)..

Kaitan lainnya antara Minangkabau dengan Tanah kaili adalah : Gubernur 
Sulawesi Tengah adalah perantau Minang bernama ANWAR DATUAK RANGKAYO BASA 
NAN KUNIANG, setelah MUNAFRI, yang juga orang Minang. Kemudian pendiri 
UNIVERSITAS TADULAKO Palu berkat jasa seorang Minang bernama Drh. NAZRI 
GAYUR dt NAN HITAM tahun 1960-an. Yang lainnya adalah RAJO TIANGSO salah 
satu fam (marga) terkenal di Palu juga merupakan keturunan Minang, yang 
berkerja di “DINAS PU”-nya zaman Belanda. Menurut turunan beliau, dimana 
beliaulah orang yang pertama membuka jalan raya Palu-Parigi di waktu Zaman 
Belanda.

sumber: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/browse_thread/thread/3f0bf4af23fbc5c8?pli=1


Pada Selasa, 09 April 2013 7:53:58 UTC+7, Andiko menulis:
>
> Urang Minang penyebar Islam di Palu
>
>
> Salam
>
>
> andiko
>
> Palu Sulteng
>
> Datuk Karama 
> Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (
> http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama)
>  Langsung ke: 
> navigasi<http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama#mw-navigation>, 
> cari <http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama#p-search> 
>  Datuk Karama  Lahir Abdullah Raqie
> Minangkabau <http://id.wikipedia.org/wiki/Minangkabau>  Meninggal Abad 17
> Kampung Lere, Palu <http://id.wikipedia.org/wiki/Palu>, Sulawesi 
> Tengah<http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tengah>  Nama 
> panggilan Dato Karama  Pekerjaan Ulama<http://id.wikipedia.org/wiki/Ulama>  
> Dikenal karena Penyebar Islam <http://id.wikipedia.org/wiki/Islam> di Tanah 
> Kaili <http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Kaili>, Sulawesi Tengah  Agama 
> Islam  Pasangan Intje Dille  Anak Intje Dongko
> Intje Saribanu  
>
> *Datuk Karama* atau Syekh <http://id.wikipedia.org/wiki/Syekh> Abdullah 
> Raqie adalah seorang ulama <http://id.wikipedia.org/wiki/Ulama> 
> Minangkabau <http://id.wikipedia.org/wiki/Minangkabau> yang pertama kali 
> menyebarkan agama Islam <http://id.wikipedia.org/wiki/Islam> ke Tanah 
> Kaili <http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Kaili> atau Bumi 
> Tadulako<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bumi_Tadulako&action=edit&redlink=1>,
>  
> Sulawesi Tengah <http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tengah> pada abad 
> ke-17.[1] <http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama#cite_note-1> Awal 
> kedatangan Syekh Abdullah Raqie atau Datuk Karama di Tanah Kaili bermula di 
> Kampung Lere, Lembah Palu (Sulawesi Tengah) pada masa Raja Kabonena, Ipue 
> Nyidi memerintah di wilayah Palu <http://id.wikipedia.org/wiki/Palu>. 
> Selanjutnya Datuk Karama melakukan syiar Islam-nya ke wilayah-wilayah 
> lainnya di lembah Palu yang dihuni oleh masyarakat Suku 
> Kaili<http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Kaili>. 
> Wilayah-wilayah tersebut meliputi 
> Palu<http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palu>, 
> Donggala <http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Donggala>, Kulawi, 
> Parigi<http://id.wikipedia.org/wiki/Parigi>dan daerah 
> Ampana <http://id.wikipedia.org/wiki/Ampana>.
>  Syiar Islam 
>
> Seperti beberapa masyarakat lainnya di 
> nusantara<http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara>, 
> pada masa itu masyarakat suku Kaili juga masih menganut kepercayaan 
> animisme 
> <http://id.wikipedia.org/wiki/Animisme>/dinamisme<http://id.wikipedia.org/wiki/Dinamisme>yang
>  mereka sebut "tumpuna", dimana mereka mempercayai adanya makhluk yang 
> menunggui benda-benda yang dianggap keramat. Namun dengan metode dan 
> pendekatan yang persuasif serta wibawa dan kharismanya yang tinggi, syiar 
> Islam yang dilakukan Datuk Karama melalui ceramah-ceramah pada 
> upacara-upacara adat suku tersebut akhirnya secara perlahan dapat diterima 
> oleh raja dan masyarakat Kaili. Perjuangan Datuk Karama akhirnya berhasil 
> mengajak Raja Kabonena, Ipue Nyidi beserta rakyatnya masuk Islam, dan 
> dikemudian hari Ipue Nyidi dikenang sebagai raja yang pertama masuk Islam 
> di Lembah Palu.
>
> Datuk Karama atau Syekh Abdullah Raqie tak kembali lagi ke Minangkabau. 
> Sampai akhir hayatnya, dia dan keluarganya beserta pengikutnya terus 
> menyampaikan syiar Islam di Lembah Palu, Tanah Kaili, Sulawesi Tengah.
>  Makam 
>
> Setelah wafat, jasad Datuk Karama dimakamkan di Kampung Lere, Palu (Kota 
> Palu <http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palu> sekarang). Makam Syekh 
> Abdullah Raqie atau Datuk Karama kemudian hari menjadi Kompleks Makam Dato 
> Karama dan berisi makam istrinya yang bernama Intje Dille dan dua orang 
> anaknya yang bernama Intje Dongko dan Intje Saribanu serta makam para 
> pengikut setianya yang terdiri dari 9 makam laki-laki, 11 makam wanita, 
> serta 2 makam yang tidak ada keterangan di batu 
> nisannya.[2]<http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama#cite_note-2>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke