Assalamualaikum ww.
Sanak Andiko alah Ziarah ke Makam Datuak Karamah di kampuang Lere tu ? Makamnya 
di atok bagonjong bantuak Rumah Gadang  Minangkabau..

Kampung Lere, kecek urang Kaili berasal dari nama tumbuhan "Lere" yg banyak 
tumbuah di pinggir pantai , bungonyo violet, sarupo terompet..bhs Indonesianya 
"Bungo Tapak Kuda" =  Ipomoea pes-caprae L (fam. Convolvulaceae)

Ambo sadang ado tugas di Jakarta, Meeting di Kementerian Kesehatan di Hotel 
IBIS, jl. S. Parman.....Hari kamih pulang ka Palu

Wassalam,

Ramadhanil
Palu-49 thn
Kini sdg di jkt


--- Pada Sel, 9/4/13, Andiko <andi.ko...@gmail.com> menulis:

Dari: Andiko <andi.ko...@gmail.com>
Judul: [R@ntau-Net] Re: Datuk Karama, Urang Minang Penyebar Islam di Palu
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Tanggal: Selasa, 9 April, 2013, 7:55 AM

Serial Minang Diaspora: Duet Datuk di Tanah Sulteng
http://umum.kompasiana.com/2009/09/11/serial-minang-diaspora-duet-datuk-di-tanah-sulteng-11468.html

                  


                              
                                
                OPINI
                Dibaca: 1326    Komentar: 8   Nihil
                            
                
                                
                Bagi masyarakat Sul-Teng, berziarah ke makam 
orang-orang yang berilmu agama tinggi tentu hal yang lumrah dilakukan 
seperti yang dilakukan orang-orang dimanapun. Termasuk ke makam Datuak 
Karamah dan Datuak Mangaji. Kedua perantau Minang yg pedagang  dan juga 
ulama ini menyebarkan agama islam di tanah Kaili (Datuak Karamah) dan 
Parigi (Datuak Mangaji).

Entah bagaimana mulanya spt dituturkan turun temurun oleh tetua-tetua 
setempat, dikatakan bahwa Datuk Karamah datang ke tanah Kaili hanya 
dengan menggunakan selembar sajadah. Saya kira cerita ini diluar nalar 
yang bisa diterima akal sehat dimana jaman itu belum ada pesawat 
terbang, wallahualam.

Berikut cerita yang saya dapat saya rangkumkan:

Satu hal yang sangat penting penyebaran Islam di Tanah Kaili (lembah 
Palu) disebarkan oleh Datuak Karamah, seorang pedagang Muslim dari 
Minangkabau, selanjutnya ditambahkan bahwa di Parigi (sebuah kota kecil 
dekat teluk Tomini) penyebaran Islam dilakukan oleh Datuak Mangaji, yang
 telah bersama-sama masyarakat lokal melawan Portugis yang mencoba 
membuat benteng disitu….

Diceritakan oleh tetua-tetua Kaili bahwa dulu Datuak Karamah tiba di 
tanah kaili hanya dengan selembar Sajadah, kemudian beliau menyiarkan 
Islam dengan cara menunjukan kekeramatannya melalui uji ilmu dengan Raja
 lokal-PUE BONGO, dimana datuk Karamah berhasil menundukan hati mereka. 
Karena ke-karomahan-nya inilah dia dipanggil Datu Karamah.

Dikatakan juga Datuak Karamah akhirnya kawin dengan salah seorang putri 
Raja Kaili tersebut yang sekarang beranak pinak di kampung LERE, dekat 
Kota Palu. Sementara itu makam Datuak Karamah telah dibenahi pula, di 
pagar, di atap dengan kontruksi rumah Gadang khas Minang dan dijadikan 
sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat. Untuk penghormatan kepada
 jasa beliau Perguruan Tinggi Islam di Palu dinamakan “IAIN DATU 
KARAMAH”.

Sangat banyak peninggalan yang dibuat oleh Datuak tersebut, misalnya 
alat musik tradisional Kaili yang disebut KUKULA, itu sama dengan 
TALEMPONG di Sum-Bar, yang menurut tetua kaili juga merupakan 
peninggalan sang Datuak.

Setelah periode Datuak Karamah, Islam selanjutnya dikembangkan oleh SIS 
AL JUFRI, seorang keturunan Arab, Hadramaud, yang sekarang terdapat 
perguruan Al-Khairat yang massanya sampai ke Ternate (termasuk Fadel 
Muhammad, Gubernur Gorontalo pernah sekolah di SMP Alkhairat Palu)..

Kaitan lainnya antara Minangkabau dengan Tanah kaili adalah : Gubernur 
Sulawesi Tengah adalah perantau Minang bernama ANWAR DATUAK RANGKAYO 
BASA NAN KUNIANG, setelah MUNAFRI, yang juga orang Minang. Kemudian 
pendiri UNIVERSITAS TADULAKO Palu berkat jasa seorang Minang 
bernama Drh. NAZRI GAYUR dt NAN HITAM tahun 1960-an. Yang lainnya adalah
 RAJO TIANGSO salah satu fam (marga) terkenal di Palu juga merupakan 
keturunan Minang, yang berkerja di “DINAS PU”-nya zaman Belanda. Menurut
 turunan beliau, dimana beliaulah orang yang pertama membuka jalan raya 
Palu-Parigi di waktu Zaman Belanda.

sumber: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/browse_thread/thread/3f0bf4af23fbc5c8?pli=1
                

Pada Selasa, 09 April 2013 7:53:58 UTC+7, Andiko  menulis:Urang Minang penyebar 
Islam di Palu


Salam


andiko

Palu Sulteng

Datuk Karama
                        
                        
                        
                                                                
                                Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia 
bebas (http://id.wikipedia.org/wiki/ Datuk_Karama)

                                
                                                                
                                
                                
                                                                                
                                                
                                
                                        Langsung ke:                            
        navigasi,                                       cari
                                
                                
                                                                
                                

Datuk Karama


Lahir
Abdullah Raqie

Minangkabau


Meninggal
Abad 17

Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah


Nama panggilan
Dato Karama


Pekerjaan
Ulama


Dikenal karena
Penyebar Islam di Tanah Kaili, Sulawesi Tengah


Agama
Islam


Pasangan
Intje Dille


Anak
Intje Dongko

Intje Saribanu


Datuk Karama atau Syekh Abdullah Raqie adalah seorang ulama Minangkabau yang 
pertama kali menyebarkan agama Islam ke Tanah Kaili atau Bumi Tadulako, 
Sulawesi Tengah pada abad ke-17.[1]
 Awal kedatangan Syekh Abdullah Raqie atau Datuk Karama di Tanah Kaili 
bermula di Kampung Lere, Lembah Palu (Sulawesi Tengah) pada masa Raja 
Kabonena, Ipue Nyidi memerintah di wilayah Palu. Selanjutnya Datuk Karama 
melakukan syiar Islam-nya ke wilayah-wilayah lainnya di lembah Palu yang dihuni 
oleh masyarakat Suku Kaili. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Palu, Donggala, 
Kulawi, Parigi dan daerah Ampana.
 Syiar Islam
Seperti beberapa masyarakat lainnya di nusantara, pada masa itu masyarakat suku 
Kaili juga masih menganut kepercayaan animisme/dinamisme
 yang mereka sebut "tumpuna", dimana mereka mempercayai adanya makhluk 
yang menunggui benda-benda yang dianggap keramat. Namun dengan metode 
dan pendekatan yang persuasif serta wibawa dan kharismanya yang tinggi, 
syiar Islam yang dilakukan Datuk Karama melalui ceramah-ceramah pada 
upacara-upacara adat suku tersebut akhirnya secara perlahan dapat 
diterima oleh raja dan masyarakat Kaili. Perjuangan Datuk Karama 
akhirnya berhasil mengajak Raja Kabonena, Ipue Nyidi beserta rakyatnya 
masuk Islam, dan dikemudian hari Ipue Nyidi dikenang sebagai raja yang 
pertama masuk Islam di Lembah Palu.
Datuk Karama atau Syekh Abdullah Raqie tak kembali lagi ke 
Minangkabau. Sampai akhir hayatnya, dia dan keluarganya beserta 
pengikutnya terus menyampaikan syiar Islam di Lembah Palu, Tanah Kaili, 
Sulawesi Tengah.
 Makam
Setelah wafat, jasad Datuk Karama dimakamkan di Kampung Lere, Palu (Kota Palu
 sekarang). Makam Syekh Abdullah Raqie atau Datuk Karama kemudian hari 
menjadi Kompleks Makam Dato Karama dan berisi makam istrinya yang 
bernama Intje Dille dan dua orang anaknya yang bernama Intje Dongko dan 
Intje Saribanu serta makam para pengikut setianya yang terdiri dari 9 
makam laki-laki, 11 makam wanita, serta 2 makam yang tidak ada 
keterangan di batu nisannya.[2]




-- 

.

* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 

* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. E-mail besar dari 200KB;

  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/

- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting

- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

--- 

Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.

Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .

Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

 

 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke