Pak Ronald,

mungkin ambo tanyo praktikal langsung, mgkn Pak Ronald ado info mengenai
hal iko.

Klo misalkan ambo nio ambiak KPR,atau jual beli lainnya lewat Bank Syariah,
baa scr umum atau scr kasar prosedurnyo?
apokah nanti developer menulis surat tanda jual atau surat2 lainnya atas
nama bank atau nama pemohon?

karano dari bahan-bahan yg ambo baco (masih saketek), semua surat2 nyo
adolah namo pemohon.

Mohon koreksi klo yg ambo pahami klo salah Pak.

Hormat Ambo,

Andre
24th/ singapura


2013/12/16 Ronald P Putra <ronaldppu...@gmail.com>

> Uda Akmal nah
>
> Sabalum ambo mananggapi duo point tsb, izinkan ambo saketek bacarito.
>
> 2006 May, ambo maikuti konferensi international ttg keuangan syariah.
> Banyak pakar dari berbagai negara tampil, makalah mereka luar biasa dan
> semangat untuk mengembangkan keuangan Islam  membuncah memenuhi atmosfir
> ruangan konferensi, dari pagi sampai sore, tiga hari penuh. Ambo pun ikuik
> berbinar, suksesnya perkembangan keuangan Islam, menari-nari di pelupuk
> mata, cemunguuut kata anak-anak sekarang.
>
> Malam hari selepas konferensi, kami berdiskusi lagi di warung kopi pinggir
> jalan sambil menikmati malam, semangat pagi tadi masih membuncah. Dan ...
> Diselingi dengan Singaporean Sling dan wine !
> Kalau tadi pagi mata saya berbinar, malam ini berubah nanar melihat para
> pakar muslim ini bicara keuangan Islam sambil nenggak alkohol !
>
> Kejadian serupa berulang sekian tahun kemudian, orang yg saya kenal jauh
> dari amal ibadah, sangat jarang tersentuh air wudhu', tiba-tiba menjadi
> head unit syariah di salah satu bank syariah di tanah air, hanya karena
> kelihaian dia berbicara dan paham teori-teori keuangan Islam !
> Ini fakta ...
>
> Saya kemudian membagi dua golongan besar penggiat ekonomi syariah di tanah
> air, kelompok yang mengganggap ekonomi syariah sebagai sebuah alternatif
> bisnis opportunity semata tanpa ada keterkaitan nilai nilai luhur agama di
> dalamnya,  dan kelompok yg ingin agar di dalam setiap aktivitas ekonomi,
> ada ruh agama yg melekat dengan kuat. Hal ini kemudian terefleksikan kepada
> praktek bank-bank syariah yg ada di tanah air. Silahkan kita amati dan
> cermati sendiri bagaimana masing-2 bank tersebut bertransaksi dgn kita, ada
> perbedaan yg mencolok, dan saya tdk mau menyebut nama, maaf.
>
> Lalu bagaimana dgn para pemodal/masyarakat luas dalam menanggapi ekonomi
> syariah ? Hampir sama...
>
> Sedikit sekali yg paham dgn bank syariah dan segala dinamika
> perkembangannya, sehingga, walaupun bagi hasilnya rendah, biaya yg
> dikeluarkan lebih tinggi, mereka tetap dgn bank syariah, mrk ini saya sebut
> kaum loyalis. Kenyamanan, itu yg mereka cari.
>
> Di sisi lain, ada lagi kelompok masyarakat kita, yg memiliki persepsi
> bahwa kalau dgn bank syariah itu, mestilah urusannya lebih mudah, bagi
> hasil tinggi, biaya rendah, dll ideal yg diharapkan.
>
> Salahkah ? TIDAK !
> Cuma, melihat kondisi masih merangkaknya perkembangan ekonomi syariah di
> tanah air, maka harapan tadi kiranya masih belum akan tercapai dalam waktu
> dekat.
>
> Kenapa ? Krn spt yg pernah saya sampaikan, terbatasnya instrumen syariah
> yg ada dipasaran serta tingginya cost of fund, membuat bank-bank syariah
> sulit utk bergerak seleluasa bank konvensional yg memiliki sumber pendanaan
> dan penyaluran yg tak terbatas variannya.
>
> Lalu mau bagaimana lagi ? Yg dimiliki oleh bank syariah saat ini hanya
> mobil kijang kapsul, kenapa diharapkan bisa mendahului BMW X6 ?
>
> Dan jika kemudian simpul-simpul ekonomi syariah nantinya dipegang oleh
> orang-orang yg masuk kedalam kelompok pertama tadi, yg berbicara ekonomi
> syariah sambil nenggak alkohol dan tak terkena wudhu' wajahnya, maka asumsi
> bahwa bank Islam merupakan kuda troya yg disusupkan kedalam umat Islam,
> bisa jadi berlaku.
>
> Lalu bagaimana menjawab dua kritikan tersebut ? Insya Allah akan saya
> sambung ...
>
> Wassalam
> Ronald - Depok 41th
> On Dec 15, 2013 8:45 AM, "Akmal Nasery Basral" <ak...@rantaunet.org>
> wrote:
>
>> Dinda Ronald n.a.h.
>>
>> Dari nan ambo amati, argumentasi dari orang-orang yang keberatan dengan
>> Bank Syariah secara umum terbagi dua:
>>
>> 1. Berdasarkan pengalaman praktis berhubungan dengan Bank Syariah. Ini
>> yang terbanyak. Mungkin karena sebelumnya ada ekspektasi di kalangan
>> (calon) nasabah bahwa berurusan dengan Bank Syariah jauh "lebih mudah",
>> risiko "lebih kecil", keuntungan "lebih besar", dll yang pendeknya segala
>> jenis ekspektasi positif yang tak didapatkan dari bank konvensional, maka
>> tanpa berusaha memahami lagi konsep-konsep utama Bank Syariah, langsung
>> saja ekspektasi itu luntur, bahkan berbalik menjadi "citra buruk" terhadap
>> Bank Syariah. Bahkan "citra buruk" itu ditiup-tiupkan oleh muslim sendiri,
>> seperti dicontohkan kanda ZulTan bahwa ada yang berpendapat Bank Syariah
>> itu tak ubahnya seperti "babi diagiah kerudung". Kalau sebutan seperti itu
>> bisa muncul dari lisan muslim sendiri, bayangkan betapa negatifnya kesan
>> yang tertanam.
>>
>> 2. Berdasarkan argumentasi teoritis yang mengacu pada pendapat
>> tokoh-tokoh internasional seperti Syekh Umar Ibrahim Vadillo, yang lantang
>> berpendapat bahwa "Bank Syariah adalah kuda troya yang disusupkan ke dalam
>> umat Islam untuk membusukkan Islam dari dalam." Pendapat ini sependek
>> pengetahuan ambo sudah hampir menjadi satu mazhab (school of thought)
>> sendiri karena di Indonesia pun banyak pengikutnya (di mana sejak awal
>> mereka tak punya urusan praktis dengan Bank Syariah). Sebetulnya inti
>> "Vadilliyyah" ini -- sebut saja begitu untuk mudahnya -- adalah (1)
>> ketidakpercayaan mutlak terhadap masih digunakannya uang kertas sebagai
>> alat tukar, dan (2) otoritas untuk itu hanya bisa dilakukan Bank Sentral.
>> Karena itu "Vadilliyah" menjadi penganjur utama digunakannya kembali sistem
>> Dinar dan Dirham sebagai alat tukar, pengganti uang kertas.
>>
>> Untuk menjawab kritikan kelompok no. 1 (yang berdasarkan pengalaman
>> praktis mereka berhubungan dengan Bank Syariah), cara paling efektif
>> menghadapinya tentu saja Bank Syariah harus lebih aktif mengedukasi
>> masyarakat, muslim khususnya, tentang konsep-konsep utama menyangkut
>> keraguan nasabah seperti disampaikan Pak Ardy Muawin (sebetulnya belum
>> bukan anggota RantauNet, atau anggota milis Isnet. Cuma karena Pak Muin
>> melakukan cross-posting di dua milis ini, jadi jawaban di RN ini bisa
>> muncul di milis Isnet dan sebaliknya. Beberapa pekan lalu kami -- Pak
>> Bachtiar Muin, saya, dan beberapa anggota Isnet bertemu di rumah Pak Ardy
>> Muawin -- dalam pembicaraan yang didominasi masalah suksesi
>> nasional/pilpres, meski dimulai dengan diskusi tema ekonomi setelah nonton
>> film bareng "Margin Call" yang menggambarkan 36 jam pertama krisis ekonomi
>> global 2008).
>>
>> Yang lebih kritikal bagi penganjur Bank Syariah, saya kira justru
>> menemukan cara yang lebih fundamental, sekaligus santun, dalam meng-counter
>> hujjah dari "Vadilliyah". Jika dua cara mengantisipasi keraguan dua
>> kelompok di atas bisa ditemukan dan diterapkan efektif, perkembangan Bank
>> Syariah pasti akan lebih cepat dari sekarang.
>>
>> Wass,
>>
>> ANB
>> 45, Cibubur
>>
>>
>> Pada 15 Desember 2013 00.56, Ronald P Putra <ronaldppu...@gmail.com>menulis:
>>
>>> Salam 'alaik Palanta,
>>>
>>> Tentang Predetermined Yield.
>>>
>>> October 2006, ketika kami pertama kali me-launch Sharia Custodian
>>> Services, maka adjustment yang pertama kali kami lakukan terhadap system
>>> adalah bagaimana mengakomodir booking atas selisih Estimated Yield dengan
>>> Actual Yield pada saat maturity. Asset klien yang ditempatkan dalam bentuk
>>> money market instrument pada bank-bank syariah, hanya mendapatkan estimated
>>> return atas prinsipal investasi. Ini yang sering disebut orang sbg
>>> Predetermined Yield, sebagai estimasi saja. Tolak ukur angkanya ?  return
>>> bulan sebelumnya.
>>>
>>> Ketika product tsb matured, maka total accrue bagi hasil yang kami
>>> akumulasikan, akan sedikit banyak berbeda dengan real return yang kami
>>> terima dari bank-bank syariah tersebut, yang akhirnya dilakukan adjustment
>>> pembukuan thp pembukuan nasabah kami, pada tanggal diterimanya pencairan
>>> pokok investasi dan bagi hasilnya.
>>>
>>> So ? predetemined yield hanyalah merupakan estimasi return yang akan
>>> diperoleh, bukan real return yang akan diperoleh. Jadi ? bisakan dilihat
>>> bedanya dengan promised yield yang dijanjikan oleh bank konvensional ?
>>>
>>> Pointnya : Bedakan antara Predetermined Yield dengan Promised Yield.
>>>
>>> Tentang Pinjam Uang ?
>>> Bank syariah tak mengenal transaksi pinjam meminjam uang, yang ada
>>> adalah
>>>
>>> Mudah-mudahan link berikut bisa memberi sedikit pencerahan kepada kita
>>> semua :
>>>
>>>
>>> http://ronaldpputra.wordpress.com/2008/09/26/the-differences-between-conventional-and-islamic-economics/#comment-30
>>>
>>>
>>> Wassalam
>>> Ronald
>>>
>>>
>>> 2013/12/14 Bakhtiar Muin PhD <bmsa...@gmail.com>
>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> *From:* Ardy Muawin [mailto:niw...@gmail.com]
>>>> *Sent:* Saturday, December 14, 2013 8:49 AM
>>>> *To:* mus-...@milis.isnet.org
>>>> *Subject:* Re: Bls: [mus-lim] Tentang bank syariah
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Assalaamualaykum.
>>>>
>>>> Uraian pak BM kali ini setuju skl. Sy bbrp kl mengkritik tmn2 yg di
>>>> bank syariah.. bhwa bank syariah lbh terkesan simbolik saja... Pengemasan
>>>> dgn simbol2 islam tp ruh islam ttg risk sharing, tdk ada hedging atau
>>>> predetermined profit krg mndpt perhatian.
>>>>
>>>> Model jual beli yg disebut pak BM itu ga ada beda sama ez pay or
>>>> cicilan bca cmn beda namanya aja... Kl utk urusan bisnis, predetermined
>>>> yield itu kan sbnrnya riba... Kl yg pinjam rugi, mereka kena double
>>>> punishment, bisnis rugi n kasi profit ke bank.
>>>>
>>>> Saya saat ini menjalankan konsep small private funding syariah... Kl
>>>> bisnis untung, kita bagi hasilnya... Tp kl rugi, cukup balikin pokoknya
>>>> saja. Di sini tdk ada hedge or predetermined yield. Sbg lender, saya ikut
>>>> resiko naik turunnya bisnis dgn at least sy dpt pokok pinjaman, krn akadnya
>>>> adlh pinjaman bukan penyertaan modal. Shg sy terhindar dr kerugian pokok tp
>>>> ttp rugi dr sisi time value of money.
>>>> Split bg hasil bs disesuaikan dgn risk yg lender bear dan jg resiko
>>>> gagal byr dr peminjam...
>>>>
>>>> At the end, konsep predetermined yield adlh konsep riba itu sendiri...
>>>> Untung or rugi ya pokonya dpt segini. Kl syariah or bukan.. sy bkn ahli
>>>> fiqh jd ndak tahu :-)
>>>>
>>>> Salam.
>>>>
>>>> Ardy
>>>>
>>>> Salam,
>>>>
>>>> Pemahaman saya.
>>>> 1. Selama kita masih pakai rupiah, maka pengurangan nilai uang akan
>>>> terjadi, jadi wajar pihak bank perlu memperhitungkan inflasi.
>>>>
>>>> 2. Tidak semua di bank syariah akadnya bagi hasil, ada yg jual beli.
>>>> Dll. Kalau jual beli, ambil perhitungan untung dari sgl resikonya.
>>>>
>>>> 3. Bank system syariah masih baru, ibarat para penyebar agama islam
>>>> baru masuk indonesia, maka masih perlu banyak adaptasi dengan system
>>>> konvensional.
>>>> Sy melihat perhitungan risk managementnya masih mirip konvensional...
>>>> Karena toh kita pakai mata uang kertas yg sudah systemik konvensional
>>>> bgt.
>>>>
>>>> Yopi
>>>>
>>>> y.ilmia...@gmail.com
>>>> whatsapp: +6281216954636
>>>> ------------------------------
>>>>
>>>> *From: *"Bakhtiar Muin PhD" <bmsa...@gmail.com>
>>>>
>>>> *Date: *Sat, 14 Dec 2013 00:02:35 +0700
>>>>
>>>> *To: *<mus-...@milis.isnet.org>; <rantaunet@googlegroups.com>
>>>>
>>>> *ReplyTo: *mus-...@milis.isnet.org
>>>>
>>>> *Cc: *<bmsa...@gmail.com>
>>>>
>>>> *Subject: *[mus-lim] Tentang bank syariah
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Assalamualaikum:
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Ronald:
>>>>
>>>> Atas dasar apo bapak manyabuik Bank Syariah cuma akal-akalan ? Apokah
>>>> alah
>>>> malakukan kajian mandalam ? Bisa agiah bukti ilmiah di siko supayo jaleh
>>>> siang malamnyo ?
>>>>  Ambo khawatir bapak berbicara ttg hal yg bapak tidak ketahui sama
>>>> sekali.
>>>>
>>>> BM:
>>>>
>>>> Angku Ronald, pernah pinjam uang di bank syariah?
>>>>
>>>> Bank syariah, bank akal2an, disesuaikan se olah2 sesuai dengan prinsip
>>>> Islam, tidak riba.
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Contohnya, anda pinjam uang dari bank syariah, di islam2kan seolah2
>>>> tidak riba, padahal hakekatnya sama saja.
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Anda pinjam uang 100 juta, dengan perjanjian mudarabah(pakai istilah2
>>>> Arab), dalam setahun dengan bunga 15 % misalnya, jadi anda harus kembalikan
>>>> 115 juta.
>>>>
>>>> Anda bikin perjanjian dengan bank, atas nama bank anda beli barang
>>>> bla2, anda se olah2 membeli barang tsb 115 juta. Jadi bayar ke bank 115juta
>>>>  se olah2 membeli barang tsb, atas nama bank 115 juta. Jadi uang 100 juta
>>>> anda kembalikan 115 juta, se olah2 bank yg mengadakan transaksi beli
>>>> barang, padahal anda sendiri.
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Kalau dalam dagang, ada system profit sharing. Kalau berdagang profit
>>>> sharing, untung rugi ditanggung bersama, di bank syariah tidak, ditentukan
>>>> profitnya dulu untuk bank, kalau kita untung sisanya untuk kita. Kalau rugi
>>>> tanggung sendiri. Mana ada zaman rasulullah seperti itu. Makanya bank
>>>> syariah tidak laku, lebih mahal bunganya(cost of moneynya).
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Saya berbicara berdasarkan pengalaman pinjam uang di bank syariah.
>>>>
>>>> Jadi janganlah memperalat MUI, yg tidak mengerti bank syariah,
>>>> keluarkan fakta haram, bank konvensional. MUI akan kehilangan ligitimasi,
>>>> kalau keluarkan fatwa dimana mereka tidak mengerti.
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> Salam
>>>>
>>>> Bakhtiar Muin
>>>>
>>>> 65 th
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> --
>>>> .
>>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>>> ===========================================================
>>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>>> * DILARANG:
>>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>>> 3. Email One Liner.
>>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7)
>>>> serta mengirimkan biodata!
>>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>>> mengganti subjeknya.
>>>> ===========================================================
>>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>>> ---
>>>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
>>>> Grup Google.
>>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>>> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
>>>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>>>>
>>>
>>>  --
>>> .
>>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>> ===========================================================
>>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>> * DILARANG:
>>> 1. Email besar dari 200KB;
>>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>>> 3. Email One Liner.
>>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>>> mengirimkan biodata!
>>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>>> mengganti subjeknya.
>>> ===========================================================
>>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan
>>> di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>> ---
>>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
>>> Grup Google.
>>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>>> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
>>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>>>
>>
>>  --
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> ---
>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
>> Grup Google.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
>> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke