Assalamualaikum warahmatullah,
Tuo tuo rn nan ambo hormati,

Tarimo kasih banyak alah mananggapi topik iko.
Ambo ingin maajak kito sadonyo bapiki janiah dalam mambangun fasilitas pelayanan kesehatan di ranah minang. 

Maa nan labiah elok untuak awak basamo pemkot Padang mambangun dan mengembangkan sarancak rancaknyo RSUD Nan di Aie Pacah daripado maagiah izin rs siloam tagak megah di jalan khatib Sulaiman?

Awak bisa bayangkan apo nan tajadi pado psikologis dokter dokter nan bakarajo di kaduo tampek tadi 20 atau 30 tahun mendatang.

Kalau pandapek ambo...jelas pemerintah Kota seharusnya mengembangbiakan RSUD daripado batere tere maagiah izin ka rs takah siloam tuw.

Barangkali Pak Zaid Dunil bisa maagiah pandangan dari sisi bisnis yang menguntungkan urang ranah....

Rahyussalim L43jkt


From: Hayatun Nismah Rumzy
Sent: Thursday, January 2, 2014 04:40
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] kondisi rumah sakit yang memprihatinkan

RS Sloam di Jakarta melayani Askes dan RS Yos Sudarso melayani Askes

@Hayatun Nismah Rumzy#

On 1 Jan 2014, at 23.33, Zaid Dunil <zdu...@gmail.com> wrote:

Pak Asmardi n a h

RS Siloan itu RS Komersial. Motifasinya jelas mencari untung. Si JTR itu pengusaha. Dia bikin RS itu bukan sebagai pengabdian kepada kemanusiaan, tetapi untuk menanamkan modalnya supaya uangnya berkembang terus. RS adalah bisnis yang menguntungkan. RS yang dia buat adalah bisnis , walaupun pada tahap tahap awal dia tidak akan mengambil keuntungan yang besar, bahkan mungkin saja jual murah sebagai strategi awal. . . Karena itu pelayanan kesehatan yang dilakukan di RS Siloan itu akan dibungkus dengan 'pelayanan bisnis' . Dia akan pasang iklan tentang pelayanan pelayanan yang memuaskan yang bisa diperoleh di RS itu. Dia akan menarik pasien agar berobat ke rumah sakit tsb dengan berbagai cara (Bisnis marketing) antara lain menonjolkan peralatan peralatan canggih , keahlian para dokter nya (Spesialis dan super spesialis ), kenyamanan ruang perawatannya , keramah tamahan para dokter dan perawatnya dsb,nya. Pasien yang tidak berduit' yang 'nyasar' ke RS itu (umpama pasien yg terkena stroke) dengan segala teknik dan cara akan 'diajurkan' agar berobat ke RS Pemerintah.. Mereka tidak akan melayani pasien yang diperkirakan tidak akan mampu membayar . Seperti itulah kira kira mereka menjalankan bisnis RS Siloan itu. 

Wassalam
Dunil Zaid. 70 + 10/12. Kpg Ujuang Pandan Parak Karanmbia Pdg. Tingga di Jkt. 


2014/1/1 Asmardi Arbi <asmardi.a...@rantaunet.org>

Sanak Dunil Zaid n.a.h. Bagaimana kira2 pendapat sanak, apakah RS Siloam  LG siap untuk tidak mengambil keuntungan dan akan mengutamakan Pasien? Kalau iya maka harus diwaspadai kemungkinan dia akan memperoleh keuntungan di misinya yang lain bukan? Maaf kalau tidak berkenaan dengan komentar saya..

AA/010114



On 01/01/2014 13:09, Zaid Dunil wrote:
Dokter idealis sebagaimana sanak Rahyussalim sangat diperlukan keberadaannya , setidaknya sebagai penyeimbang. Kesehatan dilihat sebagai peluang bisnis terjadi karena Pemerintah tidak mampu menangani seluruhnya. Ada aspek yang tidak tertangani. Keburuhan (Demand) melebihi supplay. Disitulah pebisnis itu masuk . Itu kenyataan , dan kita tidak bisa menghindar dari kenyataan. Kesenjangan antara kebutuhan  dan kesanggupan Pemerintah akan selalu ada , dan suka atau tidak suka sah saja kalau orang bisnis melihatnya sebagai kesempatan.. Orang swasta tidak akan mau menanamkan modalnya pada Rumah Rumah sakit kalau tidak menguntungfkan. Kenyataan pula bahwa biaya yang dikeluarkan seorang dokter untuk sampai pada tingkatr keahlian tertentu tidaklah murah. Maka klop saja kalau dia juga punya pandangan yang sama dengan RS Swasta tempatnya bekerja . Yang baik tentu saja RS dan dokternya lebih mengutamakan pemulihan kesehatan pasien dan suksesnya dalam memenuhi fungsi itu juga berbuah kesejahteraan bagi dokter dan pegawai RS pada umumnya. 

Wassalam.
Dunil Zaid. 


2014/1/1 <rahyussa...@rantaunet.org>
Pak ZD nan ambo hormati,
'....kesehatan menjadi ajang bisnis (murni)....' 
Seperti yang dilihat JTR di Padang dengan proyek siloamnya ambo raso sangat tidak tepat. Seyogyanya pendirian rumah sakit adalah dengan tujuan mengentaskan penyakit, bukan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya seperti yang dipraktekkan oleh banyak pengusaha dengan mendirikan 'monopoli' bisnis kesehatan yang menguasai perusahaan alkes, asuransi, rs dan karyawannya. 

Memasukkan teori bisnis dibidang kesehatan justru akan 'memunculkan' penyakit sosial baru. 

Ambo maliek urusan kesehatan biarlah 100% diatur pemerintah, kalau pun swasta mau mengurus maka sebaiknya dalam bentuk charity. Dengan demikian ketika seorang datang ke rumah sakit maka para petugs kesehatan bekerja tanpa beban dan memberikan pelayanan terbaiknya bagi penderita. 

rahyussalim L43 jkt



--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke