Iyolah alah jaleh duduak tagaknyo tuh di ambo, mohon maklumlah ka sanak IJP dek 
ambo indak bisa maikuti sacaro langsuang satiok perkembangan sabab sadang 
manaruko di Dubai kiniko. Semoga sukses sanak IJP... Insya Allah niat tulusnyo 
dicatat dek Nan Kuaso.

Salam
Deddy

--- On Tue, 8/26/08, Indra Jaya Piliang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Indra Jaya Piliang <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Dialog Aktual "Fenomena Aktivis Menjadi Caleg
To: RantauNet@googlegroups.com
Date: Tuesday, August 26, 2008, 1:36 AM




 
 

 

 

 







The Indonesian Institute adalah tuan
rumah. Yang lainnya tamu. Kecuali acara ini
diadakan oleh Partai Golkar. Kalau sanak Deddy pernah manonton acara ko, pasti
tahu dalam satiok acara selalu saja ada dari The Indonesian Institute.  

   

Tapi pasti nanti
masyarakat dikasih tahu bahwa saya juga caleg dari Partai The Indonesian
Institute. Sampai sekarang saja saya masih pakai email CSIS, kan? Tidak ada
masalah, karena memang saya masih cari makan di CSIS, digaji. Beberapa artis
tetap artis, koq, sekalipun jadi caleg.  

   

Kalau ditulis TII, CSIS,
Golkar, YHBI, PT KRA, dllnya, bisa panjang sekali. 

   

indra 

   









From:
 RantauNet@googlegroups.com [mailto:
 [EMAIL PROTECTED] On Behalf Of deddy
suhendra

Sent: 26 Agus tus
2008 14:54

To: RantauNet@googlegroups.com

Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Dialog
Aktual "Fenomena Aktivis Menjadi Caleg 



   


 
  
  Sedikit yang mengganjal dan terasa aneh dari daftar
 nara sumber tsb adalah;
  kenapa sanak IJP tidak dengan PD menyatakan caleg Golkar seperti pembicara
  lain da n masih bawa-bawa the Indonesian Institute, mohon penjelasannya.

  

  Deddy. S

  

  --- On Tue, 8/26/08, Indra Jaya Piliang <[EMAIL PROTECTED]>
  wrote:

  

   
  From: Indra Jaya
  Piliang <[EMAIL PROTECTED]>

  Subject: [EMAIL PROTECTED] Dialog Aktual "Fenomena Aktivis Menjadi Caleg

  To: RantauNet@googlegroups.com

  Date: Tuesday, August 26, 2008, 12:37 AM 
  
  
    
  Dialog Aktual
  "Fenomena Aktivis Menjadi Caleg"</ b>  
  Selasa, 26
 Agus tus 2008  
  Rekaman : Pkl
  17.30 wib, di Studio 6 TVRI-Senayan  
  Tayang : Pkl 23.00
  WIB. di layar TVRI  
     
  
  Nara Sumber:  
  
     
  1.      
  Pius
  Lustrilanang, Caleg Gerindra  
  
  2.      
  Faisol
  Reza, Caleg PKB  
  </ span>
  3.      
  Indra
  J Piliang, The Indonesian Institute 
     
  Host: Valerina Daniel  
     
  Fenomena Aktivis
  Menjadi Caleg  
     
  Selain
  artis dan anggota keluarga pengurus inti partai politik, daftar sementara
  calon anggota legislatif peserta Pemilihan Umum 2009 juga diisi sejumlah
  aktivis gerakan mahasiswa tahun 1998. Aktivis 1998 yang menjadi caleg itu
  antara lain mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) Budiman Sudjatmiko,
  Faisol Reza, Pius Lustrilanang dan Desmond J Mahesa. Pius Lustrilanang, salah
  satu korban selamat dari penculikan aktivis 1997-1998 yang memutuskan masuk
  daftar caleg dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Sebelum bergabung
  dengan Gerindra, Pius juga pernah bergabung di PDI-P dan Partai Demokrasi
  Pembaruan, serta mendirikan Partai Persatuan Nasional. Sementara Faisol Reza,
  yang juga korban selamat dari penculikan aktivis, kini menjadi caleg PKB.  
     
  Pada
  tahun 1998, aktivis mahasiswa masih berada di jalan-jalan, berjaket
  mahasiswa, memakai ikat kepala, dan membawa bendera elemen mahasiswa untuk
  mendobrak rezim otoriter Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto. Kini, sepuluh
  tahun kemudian, sebagian dari aktivis mahasiswa itu mulai berpikir untuk 
mengalihkan
  medan perjuangan. Mereka pun bergabung dalam partai politik peserta Pemilu
  2009 dan menjadi caleg. Agenda reformasi yang belum selesai seakan menjadi
  magnet yang memanggil mereka untuk terlibat dan berjuang langsung di jalur
  parlemen.  
     
  Kita
  juga akan menemukan sejumlah aktivis mahasiswa yang pada tahun 1998 masih
  berteriak lantang menghujat Orde Baru, termasuk mengecam keras Partai Golkar.
  Kini, sebagian dari mereka juga bergabung dan menjadi caleg dari partai yang
  selama 32 tahun menopang pemerintahan Orde Baru.  
     
  Apa
  pun alasan atau pertimbangannya, dalam alam demokrasi seperti sekarang
  sah-sah saja para mantan aktivis itu terjun ke politik praktis. Itu adalah
  bagian dari hak politik mereka sebagai warga negara. Keputusan mereka terjun
  menjadi caleg ini pun dinilai penting bagi kaderisasi kepemimpinan nasional.
  Dalam sistem politik yang terbuka seperti saat ini, perbaikan kehidupan
  berbangsa tidak cukup dilakukan dengan berteriak-teriak, memberikan koreksi
  dari luar sistem. Dibutuhkan sejumlah orang baik dan berkualitas untuk masuk
  ke dalam sistem guna memperbaiki dari dalam.  
     
  Namun,
  di sisi lain, masuknya para aktivis yang rekam jejaknya masih relatif bersih
  dan muda ini dalam daftar caleg juga menguntungkan parpol pengusungnya. Para
  aktivis itu dapat menutup sejumlah catatan buruk parpol di masa lalu. Bahkan,
  parpol itu dapat dinilai reformis atau menjanjikan perubahan. Citra itu tentu
  dibutuhkan untuk menambah perolehan suara di Pemilu 2009. Mantan aktivis juga
  memiliki beban lebih karena memiliki tanggung jawab sejarah terhadap apa yang
  mereka pernah perjuangkan. Itu sebabnya para mantan aktivis ini juga dituntut
  lebih memiliki integritas.  
     
  Akhirnya,
  kelak waktu yang akan menjelaskan alasan utama dan sebenarnya dari
  bergabungnya para mantan aktivis itu menjadi caleg. Pemilu 2009 adalah ujian
  bagi para aktivis tersebut. Setelah terpilih menjadi anggota legislatif,
  akankah mereka konsisten dengan janji dan komitmennya? Akankah mereka akan
  berjuang memperbarui sistem politik hingga menjadi lebih demokratis? Atau,
  malah mereka akan larut dalam sistem politik dan menikmati status sosial
  terhormat sebagai anggota DPR. Masyarakat akan melihat kiprah mereka
  selanjutnya.  
  Pertanyaan:  
  1.      Kemunculan
  aktivivs menjadi caleg apakah kerena keberhasilan kaderisasi parpol atau
  sebaliknya bukti kekagagalan parpol dalam melakukan kaderisasi?  
  2.      Apakah
  ini menjadi salah satu tanda positif atau negative dari proses demokratisasi
  di Indonesia?  
  3.      Apakah
  fenomena ini menjadi hal positif bagi kaderisasi kepemimpinan nasional?  
  4.      Apakah
  pengaruh positifi kemunculan caleg dari kalangan aktivis terhadap citra dan
  kinerja kelembagaan DPR ke depan?  
  5.      Mampukah
  para aktivis ini mewarnai DPR ke depan atau sebaliknya tenggelam dalam sistem?
   
    
    
  www.indrapiliang.com 
    
  
     
  
  
 












 






      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke