Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Nah, apakah buku Reni Nuryanti PEREMPUAN MINANGKABAU MASA PRRI itu sudah
diterbitkan atau masih sedang ditulis? Kalau sudah, ini akan merupakan
buku pertama dalam topik itu ditulis mengenai Perempuan Minangkabau,
istimewa lagi oleh Seorang Wanita Minangkabu sendiri.  Kita sambut buku
itu dengan penuh rasahati terbuka. Tolong beri info tentang
penerbitannya. Saya ingin melihat akan ada buku-buku pengalaman seperti
itu yang mengiringinya nanti. ..

Angku Abraham Ilyas, karano Rangkayo Reni Nuryanti tampaknyo alun
Anggota Lapau kito, tolong porowaikkan email ko ka baliau.  Lahy lamo
ambo manunggu-nunggu Carito dari Kaum Ibu kito mangnai Pengalaman
Sejarah ko. Ambo ingin tahu juo kiro-kiro saangkatan sia baliau, (taruih
tarang umua bara baliau) di maa Kampuang baliau, di daerah maa baliau
mangalami pergolakan, sebagian atau seluruh waktu, dll.  Kok barek
manayorakkannyo di Lapau, bialah labiah elok kok dapek kami bahubuangan
jo jalua paribadi. Tolong barikan alamat email ambo sarato  Salam ambo
untuak baliau. Tarimo kasih.

Salam,

--MakNgah

www.usindo.net/hambo <http://www.usindo.net/hambo>


--- In [EMAIL PROTECTED], "Abraham Ilyas" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: Reni Nuryanti [EMAIL PROTECTED]
> Date: Oct 22, 2008 5:54 PM
> Subject: Salam Kenal
> To: [EMAIL PROTECTED]
>
> Assalamu'alaikum Pak Abraham Ilyas..
>
> Salam kenal, saya Reni Nuryanti yang menulis PEREMPUAN MINANGKABAU
MASA
> PRRI. Saya membaca email bapak ke Pak Jacky, yang terkirim ke
saya.Betul,
> apa yang bapak tulis, bahwa kekerasan terhadap perempuan memang ada
yang
> dilakukan oleh OPR. Tetapi, demikian juga oleh pihak APRI. Ini saya
temukan
> di Solok, dimana APRI menempati rumah2 istri tentara PRRI. Lain dengan
apa
> yang terjadi di Sumpurkudus. Disana mulai muncul istilah ganja batu
dan
> ganja kayu yang demikian santer, setelah PRRI. Para perempuan itu
tidak
> dinikahi APRI tetapi orang PRRI sendiri yang sudah berkeluarga. Mereka
> banyak ditinggal begitu saja setelah PRRI. Beda dengan di Bukit Batuah
di
> Agam, salah seorang perempuan mengaku pernah stress karena disekpa
bermalam2
> oleh OPR. Nah, dalam hal ini, saya melihat bahwa tindak kekerasan
ataupun
> memori kesedihan bagi perempuan di Minangkabau, bukan hanya diakibat
OPR,
> tetapi juga APRI dan APRI.Dalam hal ini, agar lebih bijak, saya akan
> melihatnya
> dalam sudut pandang sosial, militer, biologis serta psikologis. Oya
pak, ada
> yang cukup mengagetkan bagi saya. Ada seorang perempuan di dusun
terpencil
> di Solok, namanya Rakana. Dialah satu2nya perempuan yang menjadi
tentara
> pelajar yang ikut berperang melawan APRI. Dia bersama 10 orang kawan
> laki2nya selama 3 tahun di hutan.Tampangnya khas, dengan rokok yang
hampir
> tak pernah berhenti mengepul.Mungkin ini dulu dari saya Pak, saya
sedang
> menulis bab tentang perempuan, InsyaAllah kalau udah jadi, saya kirim.
>
> Salam hangat,
> Reni Nur



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke