Sanak di palanta, Ado bananya kekhawatiran kito khususnyo masyarakat minang, karano banyak penyimpangan nan lah tajadi. bantuak dusanak kito di papua banyak mereka maraso ndak dapek menikmati hasil bumi mereka. Nan kito harapkan ba'a supayo jan tajadi nan bantuak itu?... itu sajo nan penting.
Satiok hasil yang ingin dicapai selalu ado pengorbanan, namun seharusnyo pengorbananko jan sampai sio-sio. Harus jaleh imbalannyo. Soal dampak lingkungan kalau diuperhitungan dan dikarajokan secaro jujur, tantunyo dampak lingkunganko dapek dikendalikan sahinggo minimal. Kejujuranko tak akan jalan sendirinyo tanpa ado tuntutan dari yang berkepentingan. Pemda harus berpihak pada kepentingan masyarakat Minangkabau. Jan sampai hanyo memenuhi kepentingan pusat demi jabatan. Kito tahu bahwa pergolakan yang terjadi di Aceh dan Papua hanyo karano masalah keadilan. Bukan karano dampak lingkungan. Kito harapkan, jan hal itu terjadi pulo pado masyarakat Minang. Dalam hal iko masyarakat adat peralu memperjuangkan haknyo, namun gunokan caro nan arif. Mudah-mudahan pemeritah kito melangkah pado jalan nan bana Amin!.. Zulidamel(46) Jakarta ----- Original Message ----- From: "irsad irsad" <[EMAIL PROTECTED]> To: <RantauNet@googlegroups.com> Sent: Friday, November 21, 2008 4:04 PM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Cadangan Minyak Blok Bukit Barisan Diperkirakan 34 Juta Barel > > Ya, cadangan migas itu memang ada. Tapi dari skalanya sangat kecil > sehingga jangan terlalu berharap akan memberikan manfaat maksimal dari > segi ekonomi. Ini kalau kita mengukur untuk kepentingan daerah. Dengan > cadangan sebesar itu harus yang jadi konsen kita adalah dampak ekologinya. > Saya kuatir dampak lingkungan justru akan lebih besar biaya > rehabilitasinya ketimbang manfaat yang didapatkan. > Bandingkan dengan cadangan yang ditemuykan pertama pada awal 2000-an di > blok Pondok Tengah, Bekasi. Cadangan minyak di Lapangan Pondok Tengah > diperkirakan sekitar 146 juta barel (bahkan salah riset menyebut di atas > 300 juta barel)dan gas sebesar 48 miliar kaki kubik. > PT Pertamina EP memperkirakan, produksi puncak dari Lapangan Pondok Tengah > akan meningkat dari 16.000 barel per hari menjadi 26.000 barel per hari. > Jadi, menurut saya, akan lebih strategis mengolah wisata danau singkakarak > ketimbang menunggu kerusakan ekologi wilayah di sana > Maaf kalau saya punya pandangan seperti itu. Mungkin ada pandangan lain.? > > Irsad Sati > 33 tahun > Jakarta --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---