Pulau Sumatera Pusat Peradaban Dunia, Indonesia Benua Atlantis Yang
Hilang 


Terakhir Diperbaharui ( Minggu, 13 September 2009 14:46 )

Pulau Sumatera

SumbarMedia.com, Bogor - Sebuah kajian baru yang didasarkan pada
pendekatan etnolinguistik mengungkapkan bahwa Pulau Sumatra menjadi
pusat peradaban dunia, dan diduga Provinsi Sumatra Barat (Sumbar)
sebagai sentralnya.<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]--> 

Dr Ir Ricky Avenzora, M.Sc, staf pengajar di Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor kepada ANTARA di Bogor, sebagaimana dikutip dalam Antara,
mengungkapkan bahwa pendekatan etnolinguistik itu menjadi hal baru dalam
melihat sejarah. 

"Pendekatan etnolinguistik itu dikaji oleh Lucky Hendrawan, Kepala
Departemen Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Harapan Bangsa,
Bandung. Yang bersangkutan sangat intens dan fokus pada banyak
penelitian tentang budaya Nusantara," katanya. 

Wacana tersebut, kata dia, juga telah disampaikannya dalam kajian
berjudul "Membangun Ekoturisme di Ranah Minang: Mewujudkan Keagungan Di
Tanah Leluhur Para Manusia Yang Agung dan Paripurna" bersamaan dengan
peluncuran Kereta Api Wisata di Sumbar, akhir pekan lalu. 

Ia mengatakan, Prof Dr Arysio Nunes dos Santos dalam buku hasil
penelitiannya tentang benua Atlantis yang hilang ("Atlantis, The Lost
Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato`s Lost
Civilization": 2005), memaparkan bukti tentang lemahnya teori Atlantis
oleh Plato. 

Arysio Nunes dos Santos adalah pakar Nuklir dan Fisika Bebas kelahiran
Brazil serta Profesor Rekayasa Nuklir Escola de Engenharia da
Universidade Federal de Sco Paulo (UFMG). 

Dengan bukti-bukti yang dimilikinya, Santos yakin bahwa Indonesia adalah
pusat dari Benua Atlantis yang hilang tersebut. Banyak bukti geologi
yang ia tampilkan dan juga bukti-bukti DNA biologi untuk mendukung
teorinya itu. 

Yang paling menarik, kata dia, Santos mengatakan bahwa pada masa
Atlantis itu, Pulau Sumatra menjadi pusat peradaban dunia dengan
Provinsi Sumbar diduga sebagai sentralnya. 

Berkaitan dengan wilayah Provinsi Sumbar dengan ibu kota provinsi
Padang, katanya, Lucky Hendrawan berhipotesa bahwa kata "Padang" berasal
dari kata Pa-Da-Hyang (Pa= Tempat, Da= Wujud, dan Hyang= Agung) yang
dapat diartikan sebagai Tempat Terwujudnya Keagungan. 

Dikaitkan dengan benang merah asal-usul dan keberadaan suatu bangsa,
maka hipotesis yang dikembangkan dengan pendekatan etno-linguistik oleh
Lucky Hendrawan (2009) adalah sangat rasional dan perlu didukung untuk
ditelusuri bukti empirisnya secara obyektif. Beberapa esensi pemikiran
penting dapat dipetik dari hipotesis yang dia kembangkan. 

Salah satunya adalah istilah "Sunda" bukanlah merupakan nama suatu suku
(etnis) yang hidup di Pulau Jawa bagian Barat, melainkan nama sebuah
wilayah besar (Sundaland) yang dibangun melalui suatu ajaran. 

Jika ditelusuri dari sudut pandang etno-linguistik, maka banyak bukti
empiris etno-linguistik yang menunjukan bahwa Negara Republik Indonesia
sesungguhnya telah mengalami beberapa kali pergantian nama, sistem dan
konsep kenegaraan serta pemerintahan. 

Jika disederhanakan, maka rangkaian perubahan tersebut adalah seperti
Dirgantara-Swargantara-Dwipantara-Nusantara-Indonesia. Kemudian, Sunda
Nagara-Taruma Nagara-Banjaran Nagara-Pajajaran Nagara-Republik. 

Dalam perkembangan peradaban "Bangsa Sundaland", kata dia, maka Lucky
juga menduga bahwa sejalan dengan meletusnya Gunung Batara Guru
(sekarang Danau Toba) maka pusat ajaran (Mandala-hyang, diduga sebagai
asal usul kata Mandailing) masyarakat Ba-Ta-Ka-Ra (Batak Karo) berpindah
ke wilayah Pa-Da-Hyang. 

Atas dasar logika hipotesa ini maka dia menduga bahwa wilayah
Pa-Da-Hyang adalah Pusat Peradaban Tertua di Dunia yang masih tersisa,
dan bahwa kata "Minang" berasal dari kata Mino-Hyang (Mino= Manusia,
Hyang= Agung) yang berarti Manusia Yang Agung. 

Meskipun hipotesa etno-linguistik yang dikemukakan oleh Lucky sangat
mengejutkan dan "menantang" serta sangat jauh dari pola tulisan
Kesejarahan Minangkabau yang ada dan tersedia selama ini, menurut Ricky
Avenzora, bukan berarti berbagai hipotesa yang ia kemukakan bisa ditolak
begitu saja. 

Setidaknya, kata dia, hasil ulasan Prof Dr Priyatna Abdurasyid --
Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris--
atas berbagai hasil penelitian Prof Dr Arysio Nunes dos Santos
menunjukkan bahwa logika etno-linguistik yang diajukan oleh Lucky
Hendrawan mendapatkan jalan empiris dari aspek geologi untuk menuju
suatu kebenaran keilmuan yang dapat terus dikembangkan. 

Abudrasyid mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga persamaan antara
teori Plato --sebagai pencetus pertama teori tentang Benua Atlantis--
dengan hasil penemuan Arysio Santos. 

Persamaan teori tersebut pertama, lokasi benua yang tenggelam tersebut
adalah Atlantis, dan hal ini dipastikan oleh SantosIndonesia. Kedua,
Plato dan Santos sama-sama menggambarkan mata rantai atau panjang dan
jumlah gunung berapi di Indonesia. 

Ketiga, Plato dan Santos sama-sama menggambarkan adanya kanalisasi
lumpur panas di wilayah Indonesia sebagai akibat letusan gunung-gunung
berapi yang abu panasnya tercampur air laut menjadi lumpur yang bersifat
"impossible barrier of mud" (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui)
dan bersifat "in-navigable" (tidak bisa ditembus atau dimasuki). 

Hal ketiga ini adalah sangat berkaitan erat dengan semburan lumpur panas
Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. 

Terlepas dari pro dan kontra yang masih berkembang atas teori yang
dikemukakan Santos tentang Benua Atlantis yang hilang, maka hipotesa
etno-linguistik yang dicuatkan oleh Lucky Hendrawan sesungguhnya bisa
dijadikan pemikiran baru, demikian Ricky Avenzora sebagai Wilayah
Republik 

 
http://www.sumbarmedia.com/nasional/what-ails-you/54-nasional/135-pulau-
sumatera-pusat-peradaban-dunia-indonesia-benua-atlantis-yang-hilang.html

 


The above message is for the intended recipient only and may contain 
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are 
not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, 
distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly 
prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by 
reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the 
message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank 
you.

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke