Nof, luar biasa.

 

Cuma, kalaupun itu benat - Sayangnya - kita tidak hidup di masal lalu .

 

Riri

Bekasi, l. 47

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of Nofiardi
Sent: Monday, September 14, 2009 9:57 AM
To: rantaunet
Subject: [...@ntau-net] Pulau Sumatera Pusat Peradaban Dunia, Indonesia Benua
Atlantis Yang Hilang

 


Pulau Sumatera Pusat Peradaban Dunia, Indonesia Benua Atlantis Yang Hilang 


Terakhir Diperbaharui ( Minggu, 13 September 2009 14:46 )

Pulau Sumatera

SumbarMedia.com, Bogor - Sebuah kajian baru yang didasarkan pada pendekatan
etnolinguistik mengungkapkan bahwa Pulau Sumatra menjadi pusat peradaban
dunia, dan diduga Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) sebagai sentralnya.<!--[if
!supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]--> 

Dr Ir Ricky Avenzora, M.Sc, staf pengajar di Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
kepada ANTARA di Bogor, sebagaimana dikutip dalam Antara, mengungkapkan
bahwa pendekatan etnolinguistik itu menjadi hal baru dalam melihat sejarah. 

"Pendekatan etnolinguistik itu dikaji oleh Lucky Hendrawan, Kepala
Departemen Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Harapan Bangsa,
Bandung. Yang bersangkutan sangat intens dan fokus pada banyak penelitian
tentang budaya Nusantara," katanya. 

Wacana tersebut, kata dia, juga telah disampaikannya dalam kajian berjudul
"Membangun Ekoturisme di Ranah Minang: Mewujudkan Keagungan Di Tanah Leluhur
Para Manusia Yang Agung dan Paripurna" bersamaan dengan peluncuran Kereta
Api Wisata di Sumbar, akhir pekan lalu. 

Ia mengatakan, Prof Dr Arysio Nunes dos Santos dalam buku hasil
penelitiannya tentang benua Atlantis yang hilang ("Atlantis, The Lost
Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato`s Lost
Civilization": 2005), memaparkan bukti tentang lemahnya teori Atlantis oleh
Plato. 

Arysio Nunes dos Santos adalah pakar Nuklir dan Fisika Bebas kelahiran
Brazil serta Profesor Rekayasa Nuklir Escola de Engenharia da Universidade
Federal de Sco Paulo (UFMG). 

Dengan bukti-bukti yang dimilikinya, Santos yakin bahwa Indonesia adalah
pusat dari Benua Atlantis yang hilang tersebut. Banyak bukti geologi yang ia
tampilkan dan juga bukti-bukti DNA biologi untuk mendukung teorinya itu. 

Yang paling menarik, kata dia, Santos mengatakan bahwa pada masa Atlantis
itu, Pulau Sumatra menjadi pusat peradaban dunia dengan Provinsi Sumbar
diduga sebagai sentralnya. 

Berkaitan dengan wilayah Provinsi Sumbar dengan ibu kota provinsi Padang,
katanya, Lucky Hendrawan berhipotesa bahwa kata "Padang" berasal dari kata
Pa-Da-Hyang (Pa= Tempat, Da= Wujud, dan Hyang= Agung) yang dapat diartikan
sebagai Tempat Terwujudnya Keagungan. 

Dikaitkan dengan benang merah asal-usul dan keberadaan suatu bangsa, maka
hipotesis yang dikembangkan dengan pendekatan etno-linguistik oleh Lucky
Hendrawan (2009) adalah sangat rasional dan perlu didukung untuk ditelusuri
bukti empirisnya secara obyektif. Beberapa esensi pemikiran penting dapat
dipetik dari hipotesis yang dia kembangkan. 

Salah satunya adalah istilah "Sunda" bukanlah merupakan nama suatu suku
(etnis) yang hidup di Pulau Jawa bagian Barat, melainkan nama sebuah wilayah
besar (Sundaland) yang dibangun melalui suatu ajaran. 

Jika ditelusuri dari sudut pandang etno-linguistik, maka banyak bukti
empiris etno-linguistik yang menunjukan bahwa Negara Republik Indonesia
sesungguhnya telah mengalami beberapa kali pergantian nama, sistem dan
konsep kenegaraan serta pemerintahan. 

Jika disederhanakan, maka rangkaian perubahan tersebut adalah seperti
Dirgantara-Swargantara-Dwipantara-Nusantara-Indonesia. Kemudian, Sunda
Nagara-Taruma Nagara-Banjaran Nagara-Pajajaran Nagara-Republik. 

Dalam perkembangan peradaban "Bangsa Sundaland", kata dia, maka Lucky juga
menduga bahwa sejalan dengan meletusnya Gunung Batara Guru (sekarang Danau
Toba) maka pusat ajaran (Mandala-hyang, diduga sebagai asal usul kata
Mandailing) masyarakat Ba-Ta-Ka-Ra (Batak Karo) berpindah ke wilayah
Pa-Da-Hyang. 

Atas dasar logika hipotesa ini maka dia menduga bahwa wilayah Pa-Da-Hyang
adalah Pusat Peradaban Tertua di Dunia yang masih tersisa, dan bahwa kata
"Minang" berasal dari kata Mino-Hyang (Mino= Manusia, Hyang= Agung) yang
berarti Manusia Yang Agung. 

Meskipun hipotesa etno-linguistik yang dikemukakan oleh Lucky sangat
mengejutkan dan "menantang" serta sangat jauh dari pola tulisan Kesejarahan
Minangkabau yang ada dan tersedia selama ini, menurut Ricky Avenzora, bukan
berarti berbagai hipotesa yang ia kemukakan bisa ditolak begitu saja. 

Setidaknya, kata dia, hasil ulasan Prof Dr Priyatna Abdurasyid -- Direktur
Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-- atas
berbagai hasil penelitian Prof Dr Arysio Nunes dos Santos menunjukkan bahwa
logika etno-linguistik yang diajukan oleh Lucky Hendrawan mendapatkan jalan
empiris dari aspek geologi untuk menuju suatu kebenaran keilmuan yang dapat
terus dikembangkan. 

Abudrasyid mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga persamaan antara teori
Plato --sebagai pencetus pertama teori tentang Benua Atlantis-- dengan hasil
penemuan Arysio Santos. 

Persamaan teori tersebut pertama, lokasi benua yang tenggelam tersebut
adalah Atlantis, dan hal ini dipastikan oleh SantosIndonesia. Kedua, Plato
dan Santos sama-sama menggambarkan mata rantai atau panjang dan jumlah
gunung berapi di Indonesia. 

Ketiga, Plato dan Santos sama-sama menggambarkan adanya kanalisasi lumpur
panas di wilayah Indonesia sebagai akibat letusan gunung-gunung berapi yang
abu panasnya tercampur air laut menjadi lumpur yang bersifat "impossible
barrier of mud" (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui) dan bersifat
"in-navigable" (tidak bisa ditembus atau dimasuki). 

Hal ketiga ini adalah sangat berkaitan erat dengan semburan lumpur panas
Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. 

Terlepas dari pro dan kontra yang masih berkembang atas teori yang
dikemukakan Santos tentang Benua Atlantis yang hilang, maka hipotesa
etno-linguistik yang dicuatkan oleh Lucky Hendrawan sesungguhnya bisa
dijadikan pemikiran baru, demikian Ricky Avenzora sebagai Wilayah Republik 

 
http://www.sumbarmedia.com/nasional/what-ails-you/54-nasional/135-pulau-suma
tera-pusat-peradaban-dunia-indonesia-benua-atlantis-yang-hilang.html

 

The above message is for the intended recipient only and may contain
confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you
are not the intended recipient, you are hereby notified that any
dissemination, distribution, or copying of this message, or any attachment,
is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us
immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary.
Please delete the message and the reply (if it contains the original
message) thereafter. Thank you. 

 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke