KENAPA TAK PERLU YAYASAN RN

Tuan-Puan Sidang Palanta RantauNet yang berbahagia..
Sepertinya sudah menggelinding keinginan  untuk membuat Yayasan atau
Lembaga Hukum  RantauNet, bak air yang telah terkumpul energinya tak
hendak mendobrak pintu kebekuan.
Kita sudah mahfum, adanya  alasan-alasan kebaikan untuk kemajuan
Rantau-Net maupun warga 'Sumbar'  yang menjadi alasan utama kenapa
perlunya dibuat Yayasan atau  Pemformalan Rantau-Net dalam sebuag
Lembaga. 

Tuan-Puan yang bertebar Rahmat..  
Kerja Kebaikan di Rantau Net bila ditilik seksama, telah berjalan dengan
hanya bermodal saling tukar informasi di RantauNet ini yang pada umumnya
lebih banyak tentang hal  yang bersifat  silaturrahim, tukar informasi,
dan kegiatan filantropi,  namun seperti inti diskusi yang telah kita
simak  tidak bisa ditingkatkan lagi pada aktivitas yang lebih luas
seperti kegiatan yang sifatnya memerlukan konsentrasi dan
pertanggungjawaban tinggi (accountability)  semisal kegiatan usaha dan
kegiatan sosial lainnya karena tidak adanya struktur ataupun  organisasi
yang dapat diserahi dan dimintai pertanggung jawaban. Semua lapisan
sepertinya sudah mengarah kepada perlunya pelembagaan Rantau-Net kedalam
bentuk formalitas/legalitas organisasi yang dalam hal ini mengarah pada
bentuk badan hukum Yayasan ataupun lainnya.


Tuan-Puan yang sedang berlapang-dada
Uraian dibawah tak hendak berspektif negative tentnag apa yang telah
didiskusikan dalam tema ini, tapi melihat dari sisi positif dengan
paradigm yang lain.
Saya nyatakan,  kalau sebelumnya  sudah disampaikan perkembangan 20
tahun Rantau Net yang penuh dengan rona dan irama, maka saya hanya baru
terlibat sebagian kecil tahun saja dari itu, tidaklah sampai setengahnya
bahkan hanya seperempatnya saya baru berasyik-masyik di RN ini yang
sebelumnya hanya sebagai pengamat saja, tentu 'hati sejarah' tidak
terpatri kuat seperti para Begawan lain yang sudah terlibat dalam hampir
2 dekade itu. Namun kenapa saya masih senang Be-Rantau-Net Ria, hanya
satu alasannya, sekali lagi karena  RN bagai Oase ditengah Gurun yang
boleh merasa dimiliki dan digunakan oleh siapa saja. Maka itu juga yang
tercetus saat Temu Darat warga Rantau Net di Lubuk Idai di Padang 2009
dan Kubang Saharjo dengan keluarnya DEKLARASI KELUARGA BESAR PALANTA
RANTAUNET, PERTEMUAN KUBANG KALI MALANG 2 SEPTEMBER 2009 M / 13 RAMADHAN
1430 H yang salah satu isinya: "Tetap menjadikan Palanta RantauNet
sebagai Pasar atau Sumur 'Ide, Pemikiran, Konsep dan Aksi' untuk
memajukan Ranah dan Manusianya baik di Ranah maupun di Rantau".

Diskusi-diskusi tentang 'pemformalan' Wadah RantauNet ini  sudah
berlangsung lama, yang  mulai menghangat dan mengerucut lagi akhir-akhir
ini. Pada diskusi (kopi darat sebelumnya) dengan beberapa orang
peselancar RN ada hal yang mendasar kenapa kita berpikir tidak perlu
melembagakan RN
1.      Sudah banyak lembaga warga Sumbar  seperti Yayasan dlsb, maupun
ikatan-ikatan kenagarian, pe-alumnian, per-daerahan, per-sukuan dsbnya.
Saya yakin masing-masing kita ikut pula organisasi itu-ini yang berbau
Minang. Namun uniknya RN ini hanya satu yang mengikat yaitu 'rasa' bukan
lembaga, karena 'rasa' ini kita menjadi merasa  bagian satu sama lain,
duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, tak ada yang ditinggikan dan
direndahkan. Semuanya boleh memakai RN, selama untuk kebaikan, karena
itulah termasuk saya  (mungkin barangkali) tertarik dan selalu setia
bersama RN. Inilah salah satu model 'non organisasi' unik,  tanpa ikatan
kelembagaan namun dapat berjalan seperti sebuah lembaga. Saya rasa Model
'Non Lembaga'  RN ini penting dipertahankan menjadi model bagi
perkumpulan tanpa ikatan formal. 

2.      Kita dapat info dari data Milist sekitar 1500-an orang yang
masuk dalam Milist RN, yang aktif 'Menulis/berceloteh' di RN hanya
paling banyak 5%-10% an saja, itu juga yang salah satu menjadi alasan
kenapa disampikan jumlah anggota tidak mencerminkan apa yang sebenarnya
terutama jumlah anggota aktif di RN. Mari kita bedah sedikit, dalam ilmu
linguistik/bahasa seseorang dikatakan aktif berbahasa  melalui 4 cara:
menulis, membaca, mendengar dan berkata-kata. Maka bila ditapis,  di
Milisit ini kemampuan berbahasa dalam hal menulis yang dapat terlihat.
Untuk Menulis ini tidak semua orang senang menulis, seperti hal tidak
semua orang senang membaca, saya sering ketemu rekan RN di copi darat
tapi jarang menulis di RN, saya tanya kenapa tidak menulis, jawabnya:
'saya tidak terbiasa menulis katanya, saya lebih senang mengamati saja
tulisan-tulisan yang ada di RN'. Nah untuk sanak-sanak yang seperti ini
apakah mereka kita sebut tidak aktif? Yang tak perlu didengar maksud dan
kehendaknya, ya karena dia hanya segerombolan kawula. Masih tercantumnya
1500-an (tolong koreksi Sanak Admin) menunjukan bahwa rekan-rekan ini
aktif tapi dalam bentuk/ moda bahasa yang lain (mendengar, membaca dan
berkata-kata (kopidarat)), dan mengamini saja apa yang dilakukan para
aktifis (yang suka nulis ) di Milis RN,  (yang sunnatullah dalam
struktur kemasyarakatan)

3.      Memformalkan RN kedalam bentuk Lembaga Hukum (Yayasan/Koperasi
dsbnya) hanyalah mengkecilkan RN itu sendiri dari 'Alamnya' yang besar.
Seperti sudah diskusikan sebelumnya tentang aturan Yayasan, tentang
Kepemilikan, tentang Pengawas dsbnya, namun ada masukan  bisa disiasati
dengan AD/ART. Tidak banyak  yang mau tahu dengan AD/ART dalam
organisasi yang paling tahu adalah siapa Pengurusnya dan apa programnya.
Begitulah  Jamaknya Organisasi.

4.      Namun sebelum sampai pula ke pelembagaan itu, hal yang paling
penting, mau apa dengan RN ini, apakah mau membuat program memajukan
masyarakat?, membuat usaha, filantropi?, Memajukan Masyarakat Sumbar
(Mari Gerak-kan kembali  GEBU MINANG) Filantropi ada DAMI ada Yayasan
CIMBUAk ada Organisasi Kanagarian, Alumni dsbnya (yang banyak juga
orang-orang RN disitu), perlu uluran tangan warga RN yang berminat ,
Untuk Kepentingan  Usaha? Ya yang berminat untuk usaha tinggal bikin PT
atau Koperasi. Seperti mau membuat Negara, maka Tujuan dan Cita-citanya
nya diventarisasi terlebih dahulu bersama-sama oleh warga bangsa melalui
perwakilannya.

5.      Sesuai point lain  Deklarasi Kubang KaliMalang (2 September
2009) : 'Selalu bersama-sama untuk ikut membantu mengembangkan
organisasi peminatan yang telah lahir dan dimotori dari Rantau-Net atau
pun personil RantauNet, sehingga didapatkan momen yang baik dan terukur
dalam pengembangannya'. Inilah jalan tengah waktu itu disepakati bersama
agar bagi yang mempunyai kepeminatan dalam usaha, filantropi dsbnya
dapat berkumpul dan berwadah bersama dimana Warga RN akan membantu
memotorinya. Begitulah MPKAS, MAPPAS dalam artian lain lahir, dimotori
dan dijalnkan oleh utamanya Warga RN 

6.      Hal yang terkait dengan biaya operasional RantauNet. Aktivitas
utama Rantau Net saat ini adalah Milist ini yang tentunya Milist Gratis,
mungkin biaya operasional untuk Admin terkait dengan biaya koneksi untuk
memantain Milist, namun tentu perlu seberapa besarnya agar kita bisa
'persamakan', untuk kegiatan lain selama ini lebih banyak bersifat
badoncek dan sporadis

Namun bila Tuan-Puan  masih juga  tetap berhasrat untuk
membuat/memformalkan Lembaga ini, karena akan adanya program-program
besar yang akan dijalankan secara kontinyu yang memerlukan
accountability yang tinggi dalam Bentuk Yayasan atau Lembaga lainnya,
maka saya mengusulkan

1.      Buatlah dengan Nama Lain, kalaupun tidak mau meninggalkan Nama
Rantau, bisa saja dibuat Yayasan Rantau Nusantara (YRN juga namanya bila
disingkat) atau Koperasi Rantau Nusantara (utk bidang Usahanya), yang
pendiri, pengurus dan pengawasnya dapat berasal dari warga RantauNet
yang sesuai kepeminatannya, citacita Yayasan/Koperasi ini dapat
diselaraskan dengan cita-cita pendirinya, selain itu juga dapat menjaga
perasaan warga RN yang 'tidak mampu dan berdaya', yang berpengharapan
bahwa RN ini adalah milik bersama

2.      Biarkanlah RantauNet ini tetap mandiri, seperti saat ini,
seperti oase di padang gurun yang tak segan disinggahi oleh para musafir
dan para penggembala.


Hai Tuan-Puan, yang sedang berbahagia hati, bersempit kepala, bermuram
durja, bersenang jiwa, berkuat tenaga, bersedih emosi, bertegar niat....

Cerna dan Cerni  adalah cara akhir sebelum Sauh di lepas, sebelum layar
terkembang hingga Perahu menuju Samudera, adalah awal sebelum Bidak
digerakan melakukan tugasnya, adalah hikmat sebelum mendung gelap
akhirnya berpetir menerpa rumah relung hati.


Maafkan,  terbanyak, terlebih, dan terkurang

Tabik
Dedi Yumen.
Masih Warga Rantau-Net





*****
This message may contain confidential and/or privileged information. If you are 
not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you must not 
use, copy, disclose or take any action based on this message or any information 
herein. If you have received this communication in error, please notify us 
immediately by responding to this email and then delete it from your system. PT 
Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete transmission 
of the information contained in this communication nor for any delay in its 
receipt.
*****

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke