Sabtu, 30 January 2010 Pakar Asing tak Lakukan Penelitian *ISU GEMPA BESAR * *Padang, Singgalang* Masyarakat tidak perlu resah dengan isu gempa hebat yang diprediksi akan melanda Sumatra Barat dan sekitarnya. Para ahli asing yang berkomentar tentang hal itu tidak meneliti langsung ke daerah rawan gempa, hanya mengutip dari penelitian tim sebelumnya. Peneliti yang disebut pakar gempa yang berasal dari Irlandia dan Jepang itu pun tidak belatar belakang ilmu mitigasi dan geofisika tentang gempa, melainkan pakar teknik sipil dan lingkungan. Hal tersebut ditegaskan pakar gempa Dr Badrul Mustafa Kemal dalam seminar bertajuk “Disaster Risk Reduction” tentang tanggap darurat pascagempa, Jumat (29/1) di Unand, Padang. Komentar peneliti asing yang dimuat di media lokal maupun nasional membuat masyarakat Sumbar resah, karena menurut mereka gempa besar yang diiringi tsunami akan terjadi di Sumbar dalam waktu dekat. Padahal, ditegaskan Badrul, gempa tidak bisa diprediksi kapan terjadinya baik dalam skala jam, hari, bahkan tahun. Hanya siklusnya saja yang bisa diperhitungkan yakni berkisar 100-200 tahun. “Para pakar dari luar negeri tersebut tidak berlatar ilmu mitigasi dan geofisika. Mereka pun hanya mengutip penelitian tim sebelumnya, LIPI lah yang intensif melakukan penelitian tentang gempa. Prediksi gempa hanyalah sebatas perdebatan di kalangan pakar namun. Amat disayangkan kemudian tersiar di ranah publik yang berdampak kecemasan yang luar biasa bagi masyarakat,” terang Badrul. Dikatakan Badrul, Sumatra Barat merupakan wilayah yang paling tinggi tektoniknya sehingga bahaya gempa bisa terjadi di daratan maupun di lautan. Sumbar juga dijuluki supermarket bencana karena juga rawan abrasi, banjir, dan longsor akibat curah hujan yang tinggi. Namun ditegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir, terutama terhadap ancaman tsunami karena tanda-tanda akan terjadinya bisa diamati langsung. Ada empat syarat terjadinya tsunami, yang pertama episenter gempa di dasar laut bukan di bawah pulau, kekuatan gempanya besar dari 6,5 Skala Richter, kedalaman sangat dangkal berkisar 0-60 km, dan terjadi pergerakan batuan secara vertikal. Jika salah satu dari 4 syarat tersebut tidak terpenuhi maka tsunami tidak akan terjadi. Namun secara langsung dapat dilihat pertanda tsunami yakni air laut yang surut setelah gempa besar terjadi. Jika terjadi gempa dan air laut surut, masyarakat bisa mengamankan diri ke zona aman, yakni daerah yang terletak 5 meter di atas permukaan laut. Untuk Kota Padang zona kuning aman mulai dari daerah Jati dan zona hijau di daerah Simpang Haru. Seminar penanganan pasa gempa tersebut merupakan kerjasama Himpunan Mahasiswa Fisika dengan Aceh People’s Forum. Direktur Eksekutif Aceh People’s Fprum, Tarmizi, mengatakan pentingnya solidaritas dan kebijakan pemerintah dalam tanggap darurat pasca gempa. Menurutnya masyarakat juga penting mengetahui konstruksi hunian yang ramah gempa agar gempa tidak banyak menelan korban jiwa. (306)
-- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe