Makonyo nan paralu dipetakan adolah apokoh sabananyo unsur2 yang, maminjam 
istilah Barendregt (2002), mambatuak MINANG-NESS itu? Karano dek MINANG-NESS 
itulah seorang merasa menjadi orang Minang, bukan Batak atau Muna. Namun, 
karano perkembanga zaman, tantu sajo MINANG-NESS itu bersifat dinamis, bukan 
status. Mungkin atropolog sarupo Prof. Nusyirwan dapek manulih buku tentang iko.
 
Wassalam,
Suryadi

--- Pada Ming, 28/2/10, Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com> menulis:


Dari: Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com>
Judul: Re: [ABSSBK] RE: [...@ntau-net] Persiapan KKMP
Kepada: "nursyirwan effendi" <neffendi...@yahoo.com>
Cc: minangka...@yahoogroups.com, rantaunet@googlegroups.com
Tanggal: Minggu, 28 Februari, 2010, 10:02 AM







Prof. Nursyirwan yth.
Tarimo kasih atas penjelasan nan disampaikan. Karono nampakno prof alun lai 
menjadi anggota RN, ambo forwaikkan labiah lanjut.
 
Wassalam,
-datuk endang


--- On Sun, 2/28/10, nursyirwan effendi <neffendi...@yahoo.com> wrote:






yth. dunsanak di rantau net,
terimo kasih email yang telah diforwardkan. Ambo tertarik mengenai tulisan nan 
disampaikan oleh Datuak Endang dibawah nan ko. Tulisan manganai pemahaman 
kebudayaan tasabuik lah umum dilukiskan oleh para antropolog. pengertian nan 
disampaikan dibawah tamasuak aliran kebudayaan kognitif/simbolik. Aratinyo, 
kebudayaan merupakan sistem ideasional, aratinyo barikuik adolah kebudayaan 
terwujud barupo ide, atau gagasan, simbol-simbol dan sistem pengetahuan. Dek 
baitu, kebudayaan nan awak caliak indak terwujud material, namun abstrak. 
Meskipun baitu, kebudayaan nan ideasional ko menjadi pengatur (regulatory) bagi 
sejumlah tindakan yang dijalankan oleh para individu dalam komunitas mereka. 
Dihubungkan ka kebudayaan Minangkabau, mako adaik nan sabana adaik, dan adaik 
nan taradaik termasuk dalam pengertian kebudayaan tersebut.
demikian saketek kontribusi ide dari ambo semoga ado manfaatnyo,
wassalam

Nursyirwan Effendi

Department of Anthropology
Faculty of Social and Political Sciences
Andalas University (UNAND)
Kampus Limau Manis Padang 
Tel. 0751-71266 (office)
Tel. 0751-812495 (home)
Fax. 0751-71691

0812 66 00272 (handy phone)


--- On Sat, 2/27/10, Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com> wrote:


From: Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com>
Subject: Re: [ABSSBK] RE: [...@ntau-net] Persiapan KKMP
To: rantaunet@googlegroups.com, abs...@yahoogroups.com
Cc: neffendi...@yahoo.com, abs...@yahoogroups.com, sulita...@yahoogroups.com, 
minangka...@yahoogroups.com
Date: Saturday, February 27, 2010, 12:09 PM







Mak Darul yth.
Ado nan tarutang dari penjelasan terdahulu satantang 'teori kebudayaan' 
manuruik urang nan sikolah. Barikuik ambo sampaikan dari satu sumber mengenai 
hal itu, dan alah mintak izin, Karono mamakai bahaso Malayu Tinggi, ambo 
sampaikan apo adonyo; mudah-mudahan ado dunsanak nan mamahami dapek manjalehkan 
labiah lanjut.
 
Wassalam,
-datuk endang
 
Culture as shared knowledge 

Kebudayaan sebagai pengetahuan yang dianut bersama (culture as shared 
knowledge) merupakan satu pendefinisian yang digunakan oleh sebagian antropolog 
dalam membatasi ruang lingkup masyarakat dalam kebudayaan, terutama menyangkut: 
penelaahan esensi, homogenitas, dan kajian tentang ‘orang lain’. Hal ini karena 
adanya dorongan untuk menyatakan kebudayaan dalam suatu batasan tersendiri, 
sebagai entitas statik. Untuk menentukan kebudayaan sebagai shared knowledge, 
dilakukan metode sebagai berikut : 

1)  Mengidentifikasi domain dan kategori dari ilmu pengetahuan dengan 
menggunakan daftar bebas untuk menguraikan elemen atau muatan dari domain. 
2)  Mengidentifikasi tingkat kontribusi pengetahuan/kebudayaan dengan 
menggunakan analisis konsensus (consensus analysis). 
3) Mengidentifikasi koherensi dari pengetahuan melalui pengujian informasi 
dalam kelompok masyarakat. 
Pendefinisian kebudayaan sebagai shared knowledge berarti mengidentifikasi 
kebudayaan sebagai fenomena menerus, dan secara radikal dapat menyederhanakan 
masalah dalam mengidentifikasi kebudayaan (Caulkins). 
Terdapat permasalahan metodologik dalam pendefinisian culture as shared 
knowledge, di antaranya menyangkut data yang diperoleh, kecacatan informan, dan 
pandangan pribadi peneliti. Walaupun demikian hal ini dielaborasi melalui 
analisis konsensus untuk memperoleh kepastian pada kasus-kasus tertentu, 
seperti misalnya dalam pengambilan sampel, penggunaan variabel, penentuan 
asumsi, dan pengujian. Untuk itu perlu dilakukan penelitian secara 
berulang-ulang untuk memperoleh legitimasi (Aunger). 
  
Culture as socially learned information 
Kebudayaan sebagai pengetahuan yang dipelajari secara sosial (culture as 
socially learned information) merupakan antitesis dari pendefinisian culture as 
shared knowledge. Pembedaan ini, sebagaimana diungkapkan oleh Robert Aunger, 
karena terdapat sudut pandang yang berbeda di kalangan antropolog, yaitu 
idealisme dan realisme. 
Terdapat beberapa kritik konseptual terhadap culture as shared knowledge, yaitu 
: 
1)  Terkait asal-usul. Beberapa sistem keyakinan dalam pembentukan kebudayaan 
berawal dari pengaruh yang kecil dalam masyarakat, sehingga bukan pengetahuan 
yang umum dalam masyarakat. 
2)  Justifikasi yang lemah terhadap kebudayaan merujuk pada fasilitasi 
komunikasi yang setara dalam interaksi masyarakat. 
3) Ketidaktepatan menilai karakteristik masyarakat melalui sistem nilai 
tunggal, padahal terdapat intrakultural dalam masyarakat. 
4)  Kebudayaan bukanlah aturan normatif, terkadang merupakan replika dari 
kondisi dinamis masyarakat. 
5)  Variasi merupakan suatu prakondisi dalam perubahan endogenous, sehingga 
dapat dilakukan pendekatan idealistik. 
6)  Kepentingan konsensus dapat bersifat menghalangi suatu perubahan yang dapat 
berlangsung dalam masyarakat. 
7)  Penggambaran kebudayaan secara idealistik terkadang tidak sesuai dengan 
kondisi yang ada, karena terpengaruh oleh penggambaran individual peneliti. 
Untuk itu Aunger menawarkan alternatif pendefinisian, yang didasarkan pada 
penilaian realisme, yang terfokus pada bagaimana kebudayaan itu dipelajari dan 
selanjutnya ditransmisikan di antara sesama anggota masyarakat. Melalui 
beberapa telaah dan kritik terhadap berbagai scholars, Aunger menunjukkan bahwa 
kebudayaan ditumbuhkan dalam pengalaman individu sebagai pengetahuan yang dapat 
dikenali dan dipahami. Karena itu frekuensi peristiwa kebudayaan menjadi 
penting, sebagai pendalaman pengetahuan bagi setiap anggota masyarakat. 
  
Baik Aunger maupun Caulkins sepakat bahwa kebudayaan merupakan suatu 
pengetahuan. Untuk pendefinisian dilakukan analisis konsensus (consensus 
analysis) sebagai perspektif teoritis, yaitu : 
1)                 Perspektif integrasi dilakukan untuk fokus pada manifestasi 
kebudayaan secara homogen dan suatu sistem kebudayaan yang kuat. 
2)                 Perspektif diferensiasi dilakukan bila fokus pada 
manifestasi kebudayaan tidak memiliki penafsiran yang konsisten. 
3)                 Perpektif fragmentasi dilakukan untuk mengkonseptualisasi 
hubungan yang kurang jelas konsistensinya. 
Walaupun demikian terdapat dua kekurangan dalam analisis konsensus: 
a)  Kajian ini bersifat relatif pada pusat permasalahan, namun mengabaikan 
permasalahan pada periferi maupun detail. 
b)  Kajian ini membutuhkan keakraban dengan lokasi dan masyarakat di dalamnya, 
sehingga perlu dilakukan penelitian berulang untuk memperoleh legitimasi. 
  
Pendekatan Aunger ini dapat dikritik ketika dia menolak pernyataan D’Andrade 
tentang kebudayaan merupakan transmisi (pewarisan) dari sistem keyakinan dalam 
masyarakat, dan bukan merupakan keseringan peristiwa budaya dalam masyarakat. 
Dalam beberapa hal pendapat D’Andrade dapat dibenarkan, karena terdapat 
beberapa peristiwa budaya yang berlangsung dalam kurun jangka panjang dan juga 
dilakukan pada suatu kondisi tertentu yang tidak biasa. Dinamika masyarakat 
yang berkembang saat ini pada khususnya juga menyebabkan pengalaman individual 
bisa menjadi tidak konsisten, dan tidak relevan untuk mempengaruhi penilaian 
sistem nilai (kebudayaan) di dalam masyarakat. Lebih lanjut kritik Aunger 
terhadap Strauss dan Quinn juga mengabaikan the deep structure yang tumbuh 
dalam masyarakat. 

 


-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe



      Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? 
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke