Setuju pak Bujang. Rasulullah, sahabat, tabi'in dan para ulama yang dakek jo
zaman Rasulullah dan sahabat indak ado malakukan. kito hanyo malakukan
tradisi nan indak jaleh. Kalau kito ingin mengenang rasulullah mari kito
serius amalkan sunnah baliau.

Wassalam,


Ibnu

2010/2/26 Bujang Pono <bujangp...@ymail.com>

> Maaf Pak Suheimi,,, manyolo ambo saketek..ambo kurang setuju kalo maulud
> nabi ko dirayakan,,, karano indak ado sunnahnyo do....nan awak takuikkan,,,
> masuak ka bid,ah beko,,,banyak urang kini ko indak tau sunnah, jadi banyak
> yang indak disuruah Rasullullah dikarajoan urang....Ambo takana waktu ikuik
> pangajian salah satu ustad mangatokan bahwa konsepny semua ibadah itu
> haram,,, kecuali semua yang diperintahkan yaitu dari alquran dan hadist.
> sedangkan untuk perniagaan ,konsepnya berbeda yaitu semua perniaggaan halal
> kecuali ada larangan dengan ketentuan aturan yang ada.
>
> sakali lagi ambo minta maaf karano sato manyolo tibotibo se..
>
> Salam
> BP
>
> --- Pada *Kam, 25/2/10, ksuhe...@yahoo.com <ksuhe...@yahoo.com>* menulis:
>
>
> Dari: ksuhe...@yahoo.com <ksuhe...@yahoo.com>
> Judul: [...@ntau-net] Maulud Nabi Muhammad
> Kepada: "Sma" <sma1...@yahoogroups.com>, "Rantau" <
> RantauNet@googlegroups.com>
> Tanggal: Kamis, 25 Februari, 2010, 11:30 AM
>
> Esok kita memepringati Maulud Nabi Muhammad
> Saya teriingat sahabat lama saya Ndirsyah hosen
> Ngn saya sajikan tuliisannya
> [Hikmah Maulid Nabi] Mengenang Akhlak Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi
> wasallam
>
> 
> oleh Ustadz KH. Nadirsyah Hosen*
>
> A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim Bismillahirrahmanirrahim Allahumma
> salli 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala aalihi wa sahbihi wasallim
>
> Setelah Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam wafat, seketika itu pula kota
> Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya - tidak percaya,
> Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian,
> seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, "Ceritakan padaku akhlak
> Muhammad!". Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata
> apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan
> diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan
> apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi
> Thalib.
>
> Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior
> Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi.
>
> Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad Orang Badui ini
> mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu
> pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak
> sanggup menceritakan akhlak Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam. Dengan
> berharap-harap cemas, Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata
> berkata, "Ceritakan padaku keindahan dunia ini!." Badui ini menjawab,
> "Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini...."
> Ali menjawab, "Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah
> telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau
> belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad sallAllahu
> 'alayhi wasallam, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad
> memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4)"
>
> Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam yang sering disapa "Khumairah" oleh Nabi ini hanya menjawab,
> khuluquhu al-Qur'an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur'an). Seakan-akan Aisyah
> ingin mengatakan bahwa Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam itu bagaikan
> Al-Qur'an berjalan. Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap
> akhlak Nabi kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Qur'an. Aisyah
> akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mu'minun
> [23]: 1-11.
>
> Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari
> pergaulannya dengan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Kalau mereka diminta
> menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena
> mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu
> menceritakan satu fragmen yang paling indah dan berkesan dalam interaksi
> mereka dengan Nabi terakhir ini.
>
> Mari kita kembali ke Aisyah. Ketika ditanya, bagaimana perilaku Nabi
> sallAllahu 'alayhi wasallam, Aisyah hanya menjawab, "Ah semua perilakunya
> indah." Ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya,
> sebagai seorang isteri. "Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami
> sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku
> berkata, 'Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu.'"
> Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput
> episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa
> hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.
>
> Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam jugalah yang membikin khawatir
> hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya
> disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah. terkejut ia bukan kepalang,
> melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata, "Mengapa engkau tidur
> di sini?" Nabi Muhammmad menjawab, "Aku pulang sudah larut malam, aku
> khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah
> sebabnya aku tidur di depan pintu." Mari berkaca di diri kita masing-masing.
> Bagaimana perilaku kita terhadap isteri kita? Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam mengingatkan, "berhati-hatilah kamu terhadap isterimu, karena
> sungguh kamu akan ditanya di hari akhir tentangnya." Para sahabat pada masa
> Nabi memperlakukan isteri mereka dengan hormat, mereka takut kalau wahyu
> turun dan mengecam mereka.
>
> Buat sahabat yang lain, fragmen yang paling indah ketika sahabat tersebut
> terlambat datang ke Majelis Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Tempat sudah
> penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain
> tak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul
> sallAllahu 'alayhi wasallam memanggilnya. Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam
> memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul sallAllahu
> 'alayhi wasallam pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut
> untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air
> mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan
> tetapi malah mencium sorban Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam tersebut.
>
> Senangkah kita kalau orang yang kita hormati, pemimpin yang kita junjung
> tiba-tiba melayani kita bahkan memberikan sorbannya untuk tempat alas duduk
> kita. Bukankah kalau mendapat kartu lebaran dari seorang pejabat saja kita
> sangat bersuka cita. Begitulah akhlak Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam,
> sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan
> tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil
> sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia.
>
> Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam juga terkenal suka memuji
> sahabatnya. Kalau kita baca kitab-kitab hadis, kita akan kebingungan
> menentukan siapa sahabat yang paling utama. Terhadap Abu Bakar, Rasul
> sallAllahu 'alayhi wasallam selalu memujinya. Abu Bakar- lah yang menemani
> Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam ketika hijrah. Abu Bakarlah yang diminta
> menjadi Imam ketika Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam sakit. Tentang Umar,
> Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam pernah berkata, "Syetan saja takut dengan
> Umar, bila Umar lewat jalan yang satu, maka Syetan lewat jalan yang lain."
> Dalam riwayat lain disebutkan, "Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam bermimpi
> meminum susu. Belum habis satu gelas, Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam
> memberikannya pada Umar yang meminumnya sampai habis. Para sahabat bertanya,
> Ya Rasul apa maksud (ta'wil) mimpimu itu? Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam
> menjawab "ilmu pengetahuan."
> Tentang Utsman, Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam sangat menghargai Utsman
> karena itu Utsman menikahi dua putri Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam,
> hingga Utsman dijuluki Dzu an-Nurain (pemilik dua cahaya). Mengenai Ali,
> Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam bukan saja menjadikannya ia menantu,
> tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan Ali. "Aku ini kota
> ilmu, dan Ali adalah pintunya." "Barang siapa membenci Ali, maka ia
> merupakan orang munafik."
>
> Lihatlah diri kita sekarang. Bukankah jika ada seorang rekan yang punya
> sembilan kelebihan dan satu kekurangan, maka kita jauh lebih tertarik
> berjam-jam untuk membicarakan yang satu itu dan melupakan yang sembilan.
> Ah...ternyata kita belum suka memuji; kita masih suka mencela. Ternyata kita
> belum mengikuti sunnah Nabi.
>
> Saya pernah mendengar ada seorang ulama yang mengatakan bahwa Allah pun
> sangat menghormati Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam. Buktinya,
> dalam Al-Qur'an Allah memanggil para Nabi dengan sebutan nama: Musa, Ayyub,
> Zakaria, dll. tetapi ketika memanggil Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi
> wasallam, Allah menyapanya dengan "Wahai Nabi". Ternyata Allah saja sangat
> menghormati beliau.
>
> Para sahabat pun ditegur oleh Allah ketika mereka berlaku tak sopan pada
> Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Alkisah, rombongan Bani Tamim menghadap
> Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam. Mereka ingin Rasul sallAllahu 'alayhi
> wasallam menunjuk pemimpin buat mereka. Sebelum Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam memutuskan siapa, Abu Bakar berkata: "Angkat Al-Qa'qa bin Ma'bad
> sebagai pemimpin." Kata Umar, "Tidak, angkatlah Al-Aqra' bin Habis." Abu
> Bakar berkata ke Umar, "Kamu hanya ingin membantah aku saja," Umar menjawab,
> "Aku tidak bermaksud membantahmu." Keduanya berbantahan sehingga suara
> mereka terdengar makin keras. Waktu itu turunlah ayat: "Hai orang-orang yang
> beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. Takutlah kamu kepada
> Allah. Sesungguhnya Allah maha Mendengar dan maha Mengetahui. Hai
> orang-orang yang beriman, janganlah kamu menaikkan suaramu di atas suara
> Nabi. janganlah kamu mengeraskan suara kamu dalam percakapan dengan dia
> seperti mengeraskan suara kamu ketika bercakap sesama kamu. Nanti hapus
> amal- amal kamu dan kamu tidak menyadarinya" (QS. Al-Hujurat 1-2)
>
> Setelah mendengar teguran itu Abu Bakar berkata, "Ya Rasul Allah, demi
> Allah, sejak sekarang aku tidak akan berbicara denganmu kecuali seperti
> seorang saudara yang membisikkan rahasia." Umar juga berbicara kepada Nabi
> sallAllahu 'alayhi wasallam dengan suara yang lembut. Bahkan konon kabarnya
> setelah peristiwa itu Umar banyak sekali bersedekah, karena takut amal yang
> lalu telah terhapus. Para sahabat Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam takut
> akan terhapus amal mereka karena melanggar etiket berhadapan dengan Nabi
> sallAllahu 'alayhi wasallam.
>
> Dalam satu kesempatan lain, ketika di Mekkah, Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam didatangi utusan pembesar Quraisy, Utbah bin Rabi'ah. Ia berkata
> pada Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam, "Wahai kemenakanku, kau datang
> membawa agama baru, apa yang sebetulnya kau kehendaki. Jika kau kehendaki
> harta, akan kami kumpulkan kekayaan kami, Jika Kau inginkan kemuliaan akan
> kami muliakan engkau. Jika ada sesuatu penyakit yang dideritamu, akan kami
> carikan obat. Jika kau inginkan kekuasaan, biar kami jadikan engkau penguasa
> kami"
>
> Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam mendengar dengan sabar uraian tokoh
> musyrik ini. Tidak sekalipun beliau membantah atau memotong pembicaraannya.
> Ketika Utbah berhenti, Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam bertanya, "Sudah
> selesaikah, Ya Abal Walid?" "Sudah." kata Utbah. Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam membalas ucapan utbah dengan membaca surat Fushilat. Ketika sampai
> pada ayat sajdah, Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam pun bersujud. Sementara
> itu Utbah duduk mendengarkan Nabi sampai menyelesaikan bacaannya.
>
> Peristiwa ini sudah lewat ratusan tahun lalu. Kita tidak heran bagaimana
> Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dengan sabar mendengarkan pendapat dan usul
> Utbah, tokoh musyrik. Kita mengenal akhlak nabi dalam menghormati pendapat
> orang lain. Inilah akhlak Nabi dalam majelis ilmu. Yang menakjubkan
> sebenarnya adalah perilaku kita sekarang. Bahkan oleh si Utbbah, si musyrik,
> kita kalah. Utbah mau mendengarkan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dan
> menyuruh kaumnya membiarkan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam berbicara.
> Jangankan mendengarkan pendapat orang kafir, kita bahkan tidak mau
> mendengarkan pendapat saudara kita sesama muslim. Dalam pengajian, suara
> pembicara kadang-kadang tertutup suara obrolan kita. Masya Allah!
>
> Ketika Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam tiba di Madinah dalam episode
> hijrah, ada utusan kafir Mekkah yang meminta janji Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam bahwa Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam akan mengembalikan siapapun
> yang pergi ke Madinah setelah perginya Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam.
> Selang beberapa waktu kemudian. Seorang sahabat rupanya tertinggal di
> belakang Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Sahabat ini meninggalkan
> isterinya, anaknya dan hartanya. Dengan terengah-engah menembus padang
> pasir, akhirnya ia sampai di Madinah. Dengan perasaan haru ia segera menemui
> Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dan melaporkan kedatangannya. Apa jawab
> Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam? "Kembalilah engkau ke Mekkah. Sungguh aku
> telah terikat perjanjian. Semoga Allah melindungimu." Sahabat ini menangis
> keras. Bagi Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam janji adalah suatu yang sangat
> agung. Meskipun Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam merasakan bagaimana
> besarnya pengorbanan sahabat ini untuk berhijrah, bagi Nabi sallAllahu
> 'alayhi wasallam janji adalah janji; bahkan meskipun janji itu diucapkan
> kepada orang kafir. Bagaimana kita memandang harga suatu janji, merupakan
> salah satu bentuk jawaban bagaimana perilaku Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam telah menyerap di sanubari kita atau tidak.
>
> Dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam berkata pada para sahabat, "Mungkin sebentar lagi Allah akan
> memanggilku, aku tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara kalian yang
> ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan
> dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!" Sahabat yang lain terdiam,
> namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, "Dahulu ketika
> engkau memeriksa barisan di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi
> aku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi
> aku ingin menuntut qishash hari ini." Para sahabat lain terpana, tidak
> menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Kabarnya Umar langsung
> berdiri dan siap "membereskan" orang itu. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam
> pun melarangnya. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam pun menyuruh Bilal
> mengambil tongkat ke rumah beliau. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi
> sallAllahu 'alayhi wasallam keheranan ketika Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi,
> Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad
> itu setelah semua yang Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam berikan pada
> mereka.
>
> Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan
> bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Nabi
> sallAllahu 'alayhi wasallam berkata, "Lakukanlah!"
>
> Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu
> keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam dan memeluk Nabi seraya menangis, "Sungguh maksud tujuanku hanyalah
> untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku
> ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah". Seketika itu juga terdengar
> ucapan, "Allahu Akbar" berkali-kali. Sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan
> Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam itu tidak mungkin diucapkan kalau Nabi
> sallAllahu 'alayhi wasallam tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat.
> Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi
> sallAllahu 'alayhi wasallam sebelum Allah memanggil Nabi sallAllahu 'alayhi
> wasallam ke hadirat-Nya.
>
> Suatu pelajaran lagi buat kita. Menyakiti orang lain baik hati maupun
> badannya merupakan perbuatan yang amat tercela. Allah tidak akan memaafkan
> sebelum yang kita sakiti memaafkan kita. Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam
> pun sangat hati-hati karena khawatir ada orang yang beliau sakiti.
> Khawatirkah kita bila ada orang yang kita sakiti menuntut balas nanti di
> padang Mahsyar di depan Hakim Yang Maha Agung ditengah miliaran umat
> manusia? Jangan-jangan kita menjadi orang yang muflis. Na'udzu billah Nabi
> Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam ketika saat haji Wada', di padang
> Arafah yang terik, dalam keadaan sakit, masih menyempatkan diri berpidato.
> Di akhir pidatonya itu Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dengan dibalut
> sorban dan tubuh yang menggigil berkata, "Nanti di hari pembalasan, kalian
> akan ditanya oleh Allah apa yang telah aku, sebagai Nabi, perbuat pada
> kalian. Jika kalian ditanya nanti, apa jawaban kalian?" Para sahabat terdiam
> dan mulai banyak yang meneteskan air mata. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam
> melanjutkan, "Bukankah telah kujalani hari-hari bersama kalian dengan lapar,
> bukankah telah kutaruh beberapa batu diperutku karena menahan lapar bersama
> kalian, bukankah aku telah bersabar menghadapi kejahilan kalian, bukankah
> telah kusampaikan pada kalian wahyu dari Allah.....?" Untuk semua pertanyaan
> itu, para sahabat menjawab, "Benar ya Rasul!"
> Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan
> berkata, "Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah...Ya Allah
> saksikanlah!". Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam meminta kesaksian Allah
> bahwa Nabi telah menjalankan tugasnya. Di pengajian ini saya pun meminta
> Allah menyaksikan bahwa kita mencintai Rasulullah sallAllahu 'alayhi
> wasallam. "Ya Allah saksikanlah betapa kami mencintainya
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>
> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
> lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
>   1. Email besar dari 200KB;
>   2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>
>
> ------------------------------
> Lebih aman saat online.
> Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
> cepat<http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A//downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/>yang
>  dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan
> IE8 di 
> sini!<http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A//downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/>
>
> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
> lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke