Assalamualaikum Pak  Abraham

Maaf Pak Abraham, cubo baco juo Artikel terkait nan ado disampingnyo

Kalau untuak mancari kato Maulud, .....disiko ambo kuduang saketek tulisan nan 
ado di artikel Mengenal Seluk Beluk BID’AH (3): Berbagai Alasan Dalam Membela 
Bid’ah [Bagian Ketiga dari 4 Tulisan] ... 

5] Semua Umat Islam Indonesia bahkan para Kyai dan Ustadz Melakukan Hal Ini
Ada juga yang berargumen ketika ritual bid’ah –seperti Maulid Nabi- yang ia 
lakukan dibantah sembari mengatakan, “Perayaan (atau ritual) ini kan juga 
dilakukan oleh seluruh umat Islam Indonesia bahkan oleh para Kyai dan Ustadz. 
Kok hal ini dilarang?!”
Alasan ini justru adalah alasan orang yang tidak pandai berdalil. Suatu hukum 
dalam agama ini seharusnya dibangun berdasarkan Al Kitab, As Sunnah dan Ijma’ 
(kesepakatan kaum muslimin). Adapun adat (tradisi) di sebagian negeri, 
perkataan sebagian Kyai/Ustadz atau ahlu ibadah, maka ini tidak bisa menjadi 
dalil untuk menyanggah perkataan Allah dan Rasul-Nya.
Barangsiapa meyakini bahwa adat (tradisi) yang menyelisihi sunnah ini telah 
disepakati karena umat telah menyetujuinya dan tidak mengingkarinya, maka 
keyakinan semacam ini jelas salah dan keliru. Ingatlah, akan selalu ada dalam 
umat ini di setiap waktu yang melarang berbagai bentuk perkara bid’ah yang 
menyelisihi sunnah seperti perayaan maulid ataupun tahlilan. Lalu bagaimana 
mungkin kesepakatan sebagian negeri muslim dikatakan sebagai ijma’ (kesepakatan 
umat Islam), apalagi dengan amalan sebagian kelompok?
Ketahuilah saudaraku semoga Allah selalu memberi taufik padamu, mayoritas ulama 
tidak mau menggunakan amalan penduduk Madinah (di masa Imam Malik) –tempat Nabi 
shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah- sebagai dalil dalam beragama. Mereka 
menganggap bahwa amalan penduduk Madinah bukanlah sandaran hukum dalam beragama 
tetapi yang menjadi sandaran hukum adalah sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa 
sallam. Lalu bagaimana mungkin kita berdalil dengan kebiasaan sebagian negeri 
muslim yang tidak memiliki keutamaan sama sekali dibanding dengan kota Nabawi 
Madinah?! (Disarikan dari Iqtidho’ Shirothil Mustaqim, 2/89 dan Al Bid’ah wa 
Atsaruha Asy Syai’ fil Ummah, Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali, 49-50, Darul 
Hijroh)
Perlu diperhatikan pula, tersebarnya suatu perkara atau banyaknya pengikut 
bukan dasar bahwa perkara yang dilakukan adalah benar. Bahkan apabila kita 
mengikuti kebanyakan manusia maka mereka akan menyesatkan kita dari jalan Allah 
dan ini berarti kebenaran itu bukanlah diukur dari banyaknya orang yang 
melakukannya. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala,
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya 
mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. Al An’am [6] : 116)
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberi kita taufik untuk mengikuti kebenaran 
bukan mengikuti kebanyakan orang.
ciek lai Pak Abraham bari maaf ambo sabalunyo, karano ambo indak punyo 
kapasitas jo ilmu nan cukuik untuak memperdebatkan masalah agamo ko,. 

ambo cuma manaruihkan artikel nan pernah ambo baco, siapo tahu ado nan bisa 
maagiah penjelasan nan labiah.


salam,
Sri Yansen Tanjung bagala Panduko Sutan
38/lk/bojongsari 




________________________________


      Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke