Assalamu'alaikumWrWb,

Dunsanak sapalanta nan ambo hormati,

Tanggal 1 Desember 2009 bung Riri mamposting topik berjudul "Saya
Belajar  dari Orang Warung Padang Dulu" yang bacarito tentang urang
Solo yang sukses mengelola beberapo jenis usaho yang lolos dari
hantaman krisis ekonomi, dan "resep"nyo ternyata baliau menggunakan
sistim "manajemen warung Padang".

Tulisan itu ambo tanggapi dengan carito tentang 2 buah tulisan ambo
yang senada jo judul postingan tersebut :1) "Manajemen Rumah Makan
Minang : Bisakah Diadopsi dan
Dikembangkan Lebih Lanjut ?" (http://kadaikopi.carpediem123.com/?
p=2361), dan 2) "Mau Belajar Ekonomi Kerakyatan ? Datanglah ke Ranah
Minang....."(http://kadaikopi.carpediem123.com/?p=1999)

"Sistim manajemen Rumah Makan Minang" dan/atau "Ekonomi Kerakyatan" ko
nampaknyo alah banyak ditinggakan dek pengusaha Minang sendiri, baiak
untuak usaho rumah makan atau pengelolaan bisnis sacaro menyeluruh.
Yang memprihatinkan, dunsanak awak nan non Minang  justru labiah
tertarik untuak mancobo dan mengembangkan sistim yang layak masuak
buku manajemen (yang berbasis kerakyatan) ko .

Pagi ko ambo taparangah  mambaco komen terbaru dari tulisan di blog
ambo tersebut yang ambo kutipkan selengkapnyo di siko:

Assalamu’alaikum wr wb

Alhamdulillah, saya dapat solusi untuk pengembangan Food-Counter yang
dikelola anak saya “The Plecing…enaknya masakan Bali…Food-Counter
masakan Bali Pertama di Indonesia” (tolong kalau salah data, bukan
yang pertama, mohon dikoreksi), yang berlokasi di Food-Court Bogor
Botani Square.
Dengan informasi ini mudah-mudahan rencana buka cabang di berbagai
Food-Court di seluruh Indonesia dapat cepat terealisasi. Kami akan
berbagi “MATO” dengan seluruh karyawan mulai bulan Mei ini, mohon
doanya. Setiap karyawan mendapat “Mato” dari keuntungan di Food-
Counter tempatnya bekerja. Jika berprestasi diberi kesempatan untuk
pindah ke Food-Counter lain yang lebih besar keuntungannya, dan bisa
naik pangkat sesuai keahliannya. Masak Denmark bisa kita gak basa sih?
Hidup sistem “MATO”…Hidup Ranah Minang…Hidup Bung Hatta…Hidup
Indonesia…Siapa menyusul mengembangkan sistem “Mato”?
Terima Kasih Bung Bandarost.

Wassalamu’alaikum wr wb


Ambo doakan supayo usaho bung Anom Wiratnoyo dan keluarga baliau ko
bisa sukses berkembang sasuai dengan niat baliau diatas.
Semogalah sepupu bung Riri di Solo, bung Anom, dan para pengusaha yang
tertarik jo sistim berbau Minang ko bisa malestari dan mengembangkan
cita-cita bung Hatta dan Tan Malaka yang luar biasa iko. Better than
Nothing.........

Maaf dan wassalam,

Epy Buchari
L-67, Ciputat Timur

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke