Wah kisah yg bagus sekali
Jadi enungan yg dalam
Tks
Was
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Rita Desfitri Lukman <rita.desfi...@rantaunet.org>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Mon, 24 May 2010 14:51:41 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] JANGAN SIMPAN RASA MARAH DAN DENDAM DIHATIMU...

JANGAN SIMPAN RASA MARAH DAN DENDAM DIHATIMU

Hampir dua bulan yang lalu, nenek tua berumur hampir 80 tahun, tetangga yang
rumahnya tak jauh dari rumah saya itu tergeletak tak berdaya di bangsal
kelas III rumah sakit Akhmad Mukhtar Bukittinggi. Persis hanya seminggu
setelah saya menyapa beliau dengan ceria dan menggodanya sambil menemaninya
mencuci setumpuk besar pakaian kotor beliau di pinggiran danau. Kehidupan
beliau yang pas-pasan membuat dia memilih mencuci di tepian danau saja
daripada mencuci pakaian di rumah karena harus membayar tagihan PDAM.

Makanya saya kaget setengah mati ketika mendengar beliau tiba-tiba juga
dirawat di rumah sakit tempat saya sedang menunggui ibu saya yang akan
dioperasi kecil pada bagian kaki kanannya. Di sela-sela waktu menunggui ibu,
saya sempatkan menengok nenek tua itu di bangsalnya. "Lho, mak tuo, baa?"
saya menyapa sambil mengusap-ngusap tubuh kurusnya. "Ndak tahu, tibo-tibo
badan mak tuo taraso lamah, tagalatak sajo, sahinggo dilarikan urang ka
Bukittinggi ko...", jawab beliau tersendat karena nafas sesak.

Setelah ngobrol beberapa lama, dia lalu menangis dan menumpahkan kekesalan,
bahkan 'kebencian' yang ada hatinya. "Kok lah sehat den sudah bisuakko, aden
indak ka mamasakkan paja tu lai doh. Aden indak ka mancucikan bajunyo lai
doh. Kok ka mati nyo, mati se lah surang!!!", umpatnya yang membuat saya
seperti disambar petir.

Saya tahu pasti umpatan itu ditujukannya kepada anak kandung laki-lakinya
yang juga sudah berusia 50-an, dan sudah beberapa tahun belakangan ini sakit
dan lumpuh. Seorang laki-laki yang dulu pernah jaya tetapi kemudian
'dibuang' anak dan istrinya karena sakit dan lumpuh itu. Satu-satunya
jalan adalah kembali pulang ke pangkuan ibu kandung di kampung, yang juga
sudah renta dengan kehidupan yang nestapa.

Saya ajak beliau bercerita untuk menumpahkan semua kemarahannya yang masih
terpendam. Terkuaklah cerita miris yang membuat nenek tua ini ambruk dan
sakit karena tak tahan menanggung beban perasaan. Yaaah... mungkin rasa
frustasi yang diderita bapak yang lumpuh dan merasa terbuang tak berguna itu
membuat kondisi psikis si bapak itu tak stabil, dan membuat si bapak itu
kadang uring-uringan. Sehingga terjadilah peristiwa di suatu pagi, ketika
masakan ibunya yang sudah tua itu dianggap sangat tidak enak, piring makan
dilempar si bapak ke lantai. Tentu saja nenek tua itu sangat terpukul, uang
pembeli beras yang kadang ada kadang tidak, ditambah payahnya memasak dengan
sisa-sisa tenaga, yang didapat bukan ucapan terima kasih... Tak tahan
memanggung perasaan, si nenek jatuh tergeletak....

Di bangsal rumah sakit itu, saya biarkan beliau menumpahkan semua kekesalan
hatinya. Dan sebelum pergi, saya pegang tangannya dan berkata: "Mak tuo, nan
penting kini mak tuo cegak dulu. Jan banyak bana pangana ka nan sudah-sudah.
Mungkin anak mak tuo tu sadang ado pikiran. Penyesalan nan juo dirasokan
anak mak tuo kini setelah maliek amaknyo co iko, mungkin lah cukuik
mambueknyo tersiksa pulo mah. Apolai kini inyo di kampung hanyo iduik dari
bantuan perawatan famili-famili dek mak tuo sadang di rumah sakik pulo. Ijan
lamo bana berang mak tuo ka anak, beko mambuek mak tuo tambah sakik. BILO
AWAK MANCUCI DI TAPI DANAU BALIAK???". Dalam tangis, dia tertawa juga
mendengar godaan saya.

Sebulan berlalu tanpa terasa. Kalaupun pulang setiap minggunya, saya juga
disibukkan dengan urusan yang membuat saya hampir lupa dengan keberadaan
sekitarnya.

Makanya kemaren saya terpana melihat si nenek itu kelihatan segar dan
duduk-duduk di beranda tetangga bersama beberapa nenek-nenek lainnya. Dengan
ceria beliau menyapa saya seperti biasa. Langsung saya menemui sekelompok
nenek-nenek cantik yang biasa saya goda.
"Alhamdulillah... Lah sehat mak Tuo?"
"Alah...  alah rancak ambo baliak", jawabnya terkekeh... Dalam hati saya
bersyukur pula.

Sambil bernasehat dia berkata bahwa ternyata sakit yang kita rasakan itu
kadang terasa lebih berat karena hati yang tidak tenang, atau perasaan marah
yang dipendam....  Lalu dia melanjutkan... "Dulu hati mak tuo sakik dek ulah
anak, akibatnyo mak tuo kurang ikhlas,  maupek juo tiok mauruihnyo ".

"Kalau kini baa?" saya kembali bercanda sambil tertawa.

"Oh... kini mak tuo sabana rela... baa lah ka baa... nan inyo anak mak tuo
juo... Kalau ndak mak tuo nan mauruihnyo sia lai... Mak Tuo anggap
sajo mauruihnyo sarupo wakatu inyo ketek baliak... Kalau mak tuo berang atau
dendam juo akibat sikapnyo dulu... mak tuo juo nan ka sansai jo perasaan
nyoh... Walaupun mungkin indak ka talupokan, tapi paling indak... mak tuo
akan selalu memaafkan. Bagaimanapun juo inyo darah daging awak surang...
Insya Allah Tuhan juga mendengar dan melihat apa yang kita kerjakan dengan
niat dan hati yang baik....".

Saya patut lama-lama wajahnya. Kelihatan betul perbedaannya... Wajah yang
dulu sering cemberut setiap ia bercerita, sudah berganti dengan wajah
lega... Kata-katanya yang dulu sering menggerutu dan mengomel akan sikap
anaknya, sekarang juga sudah tidak ada...

Kelihatannya nenek tua ini benar-benar telah ikhlas akan beban himpitan
hidup yang ada di depan mata, termasuk harus bersusah payah kembali
mengurusi anak laki-lakinya yang sudah lumpuh dan 'dilupakan' keluarga dan
mantan istrinya tercinta...

Yah..... Apapun permasalahan yang ada, ketika marah dan dendam itu tidak
kita biarkan bersarang di dalam dada, di saat itu kita bisa berharap hidayah
Allah kembali menyelimuti kita. Apakah cobaan hidup yang  berat terasa, atau
perlakuan orang yang kurang bisa diterima... Insya Allah kita mampu
menghadapinya satu persatu dengan lapang dada....

Ya Allah, pada saat yang sama...tolong jauhkan pula kami dari tindakan
berdosa dan melawan kepada orang tua.... Dan tolong jadikan ini juga
pelajaran hidup kami di masa yang akan datang...

Semoga Allah menunjukkan dan melindungi kita dalam menghadapi semua cobaan
hidup yang kita terima...  Amien...

24 Mei 2010

Salam,

Rita Desfitri Lukman

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke