Adinda 

Ambo takajuik setelah kembali dari Tg Uban sekiar 5 hari ambo tinggakan 1500
e mail masuak dan didominasi oleh rantau net

Tolong adinda alihkan ke e mail pribadi ambo aziz...@dquartobinajaya.web.id

Sagan ambo jo perusahaan ambo Wilson Walton ko dinda

Tarimo kasih bantuan no

Salam
AAR

-----Original Message-----
From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of Madahar (madahar)
Sent: Thursday, June 03, 2010 9:35 AM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: RE: [...@ntau-net] Dinamika Petani Ranah Minang yang Mulai Tumbuh

Wa'alaikum salam ww
Mak Bandaro, iko nyo pak Zsyamsud...
....................................
Mohon maaf bagi nan indak berkenan. 
  
Wassalam, 
Zalmahdi, Jkt, 53+
...............................

Wassalam
Batuduang Ameh (43)
-----Original Message-----
From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of bandarost
Sent: Thursday, June 03, 2010 8:55 AM
To: RantauNet
Subject: [...@ntau-net] Dinamika Petani Ranah Minang yang Mulai Tumbuh

Assalamu'alaikumWrWb,
Sanak sapalanta yang ambo hormati,

Koran Kompas seminggu lalu tanggal 27 Mei 2010 halaman 48 (http://
epaper.kompas.com/epaper.php?v=1.0) memuat sebuah berita dengan judul
"Perlawanan Para Pemilik Pabrik", yang bercerita tentang 1600 petani
di Kabupaten Agam, Kabupaten Pariaman, dan Kota Pariaman  yang telah
berhasil keluar dari ketergantungan kepada pupuk kimia dan beralih ke
penggunaan pupuk organik.

Mereka membentuk kelompok-kelompok tani dan secara bersama-sama
membuat 'pabrik' pupuk mereka sendiri yang mereka gunakan dalam
aktivitas pertaniannya. Sejumlah 300 orang telah berhasil mengantongi
sertifikat Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Sumbar.
Menarik untuk mengikuti pengalaman & perjuangan mereka, sikap pihak
pemerintah yang tidak/kurang  mendukung  upaya positip mereka ini, dan
mulai tumbuhnya pengertian  untuk juga mulai menerjuni dunia non
budidaya (off farm), yang lebih menjanjikan dari segi profit. Diatas
dari segalanya :  mereka ternyata telah mulai berusaha secara
berkelompok (!), yang bisa merupakan langkah awal untuk menuju ke
format koperasi.

Keberadaan berita Kompas ini, pada tanggal yang sama (27 Mei 2010)
telah diposting di RN dengan judul 'Perlawanan Petani Sumatera Barat
terhadap Pupuk Kimia' oleh seorang sanak yang tidak menuliskan nama
jelasnya dan hanya menggunakan nama sandi 'zsyamsud....@yahoo.com.sg
(maaf, akan sangat bermanfaat jika para pemosting dapat mencantumkan
nama dll sesuai aturan main palanta yang sarat dengan nilai
silaturahim ini)
Seminggu ini saya menunggu respons dari sanak lainnya di palanta atas
berita yang terkait dengan kehidupan lebih dari 50% rakyat Sumbar yang
bernama petani ini, yang sampai saat ini secara ekonomis masih berada
dalam kondisi terpuruk. Ternyata sampai hari ini tidak ada sama sekali
respons atas posting tersebut..........

Untuk kembali menghangatkan permasalahann yang menyangkut petani
Sumbar ini, topik diatas bersama ini saya muat dengan judul baru.
Bagi saya sendiri langkah 'perlawanan' petani diatas merupakan sebuah
'benchmark' dimulainya suatu upaya perbaikan nasib petani yang
bernilai strategis, positip, yang jika disokong oleh para pemangku
kepentingan lainnya di Sumbar, akan dapat membuat Sumatera Barat
'tampil beda' secara positif dalam era otonomi daerah dewasa ini.

Saya sendiri berpendapat bahwa kemakmuran ranah Minang akan dapat
dirasakan, hanya (sekali lagi 'hanya')  jika lebih dari 50%  rakyat di
ratusan Nagari ini yang hidup dari dunia pertanian ini dapat
dilepaskan dari jerat kemiskinan yang harus mereka hadapi sampai saat
ini.

Tanggapan saya atas berita Kompas tersebut saya tuangkan dalam tulisan
'Nasib Petani Indonesia (4) : Sekali Tepuk (Bisa) 8 Nyawa" (http://
kadaikopi.com/?p=2921). Ini merupakan bagian dari 4 buah tulisan
seputar  sikon petani Indonesia yang saya muat di blog saya  tersebut.

Semoga wacana yang menyangkut perbaikan nasib etek, mamak, kemenakan,
maktuo, cucu, dan kerabat-kerabat kita di kampuang-kampuang di ranah
Minang ini dapat menarik minat dan dapat dikembangkan lebih lanjut
oleh warga RN dan cadiak pandai Minang lainnya.

Maaf dan wassalam,
Epy Buchari
L-67, Ciputat Timur

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di
tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke