Angku Abraham sarato Adidunsanak sa Palanta nan dirakhmati Allah SWT
Sato ambo sakaki. Ketika pertama kali ke Manado tahun 1981, saya sempat berbincang-bincang dengan sopir taksi carteran yang membawa saya dan dua orang kawan menyusuri jalur Manado, Tondano, Kauditan, Bitung, Manado, mengenai kerasnya perlawaan Permesta terhadap Pemerintah Pusat di sana . "Di sini rumput pun mendukung Permesta," jawab pak Sopir Pertanyaannya, mengapa di Sumteng rumput tidak semua mendukung PRRI? Mengapa dukungan terhadap PRRI sepertinya dukungan setengah hati, sehingga PRRI relatif lebih mudah dijinakkan pemerintah pusat? Apakah orang Minang komunitas yang takut berperang? Ketika peristiwa PRRI terjadi saya masih murid kelas II SMP, tetapi saya ketika itu sudah merasa tahu jawabannya, bahwa perang melawan Pemerintah Pusat adalah pereperangan yang mustahil dimenangkan. Orang Minang tidak takut berperang asal jelas tujuannya---mengapa dan untuk apa---seperti yang diperlihatkan dalam perang kemerdekaan melawan Belanda. Pemerintah pusat di Yogya tidaklah akan menunjuk Bukittinggi sebagai ibukota PDRI kalau mereka tidak yakin bahwa yang menjaga Bukittinggi bukan para "induk itiek" . Peristiwa PRRI, yang ayah saya---yang semasa hidupnya bergelar Dt Bandaro Bauban dan menjabat Ketua Masyumi Padangpanjang serta kenal secara pribadi dengan Pak Natsir---ikut masuk hutan selama tiga tahun---adalah pengalaman yang sangat pahit yang IMHO, semestinya dapat dihindari, namun dapat dijadikan pembelajaran ke depan. Sejarah memang guru kehidupan yang tidak ternilai harganya. Wassalam, HDB-SBK (L, 67), Depok --- In rantau...@yahoogroups.com, Abraham Ilyas <abrahamil...@...> wrote: > > *......dimasa pasca PRRI keberadaan buku Undang Adat Alam Minangkabau (UAAM) > banyak hilang di ranah minang sebab pasukan kodam Diponegoro banyak > melakukan penjarahan terhadap harta benda masyarakat minangkabau di Sumatera > Tengah ......* > > Dunsanak di palanta nan ambo hormati. > > Tentang *perusakan dan penjarahan* oleh tentara pusat itu, ambo alami secaro > pribadi. > Tahun 50 an pesawat radio penerima masih jarang dimiliki. > .............................. > > Salam > > AI > -- . Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.